Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kekerasan pada Anak di Sumut saat Pandemi Cukup Tinggi, Ini Faktor Penyebabnya

Kekerasan pada Anak di Sumut saat Pandemi Cukup Tinggi, Ini Faktor Penyebabnya Ilustrasi kekerasan pada anak. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejak pandemi Covid-19 melanda, angka kekerasan terhadap anak cukup tinggi. Fakta ini disampaikan oleh Ketua Badan Pengurus Yayasan Pusaka Indonesia (YPI) OK Syahputra Harianda pada Kamis (22/7).

Harianda menyebut, kekerasan ini sering kali dilakukan justru oleh orang-orang terdekat korban, di mana seharusnya anak mendapat perlindungan dari mereka.

Menurut data dari Sistem Informasi Perempuan dan Anak (Simfoni PPA), Kementerian Pemberdayaan Perempuan periode 1 Januari-9 Juni 2021, setidaknya ada 3.314 kasus kekerasan anak yang terjadi, dengan total korban sebanyak 3.683 orang.

Di Sumut sendiri, hingga 4 Februari 2021, jumlah korban kekerasan terhadap anak di Kota Medan mencapai angka 154, di Kabupaten Langkat dengan 97 kasus dan Kota Padang Sidimpuan dengan 96 kasus. Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.

Faktor Penyebab Kekerasan Tinggi

Harianda mengatakan, angka kekerasan pada anak diprediksi akan terus bertambah seiring dengan pandemi Covid-19 yang belum mereda. Faktor penyebab kekerasan ini terjadi, diantaranya terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, banyak karyawan yang dirumahkan, daya beli menurun dan angka kemiskinan yang meningkat.Kondisi ekonomi keluarga yang menurun drastis ini sangat mempengaruhi kehidupan anak, mulai dari hak anak akan pendidikan, gizi yang cukup, kesehatan dan lain sebagainya menurun bahkan terabaikan.Akibatnya, tindak kekerasan, eksploitasi dan perlakuan salah lainnya banyak dialami anak selama pandemi.

Peran Penting Orang Tua dan Pemerintah

Dalam hal ini, peran orang tua sangat besar dalam memberikan perhatian kepada anak. Apalagi bagi anak-anak yang harus belajar daring harus didampingi. Penting untuk menyibukkan anak dengan kegiatan yang bermanfaat dalam membentuk tumbuh kembang anak.“Di sinilah tanggung jawab orangtua dituntut untuk lebih besar dalam mendidik anak. Kasih sayang, perhatian orang tua dan keluarga menjadi modal yang sangat berharga dalam mendidik anak," kata Harianda. Tak hanya orang tua, pemerintah juga memegang peran penting dalam perlindungan anak selama pandemi. "Pemerintah dan pembuat keputusan lain memegang peran kunci di dalam perlindungan anak selama pandemi Covid-19, khususnya dalam memfasilitasi, mengawasi dan mempromosikan kepentingan terbaik untuk anak-anak harus disinergikan satu sama lain. Jika keadaan ini dibiarkan, niscaya masa depan anak akan terabaikan," tambahnya. (mdk/far)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Bekasi Tertinggi di Jabar, Paling Banyak Soal KDRT
Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Bekasi Tertinggi di Jabar, Paling Banyak Soal KDRT

Paling tinggi yang dilaporkan adalah KDRT. Kemudian di posisi kedua kasus pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya
Anak Putusan Sekolah di Sumut Tinggi, KPAI Kritik PIP Tak Tepat Sasaran hingga Pemda Minim Strategi
Anak Putusan Sekolah di Sumut Tinggi, KPAI Kritik PIP Tak Tepat Sasaran hingga Pemda Minim Strategi

KPAI menyebut jumlah anak putus sekolah di Sumatera Utara (Sumut) menempati posisi kedua secara nasional.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal

Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.

Baca Selengkapnya
Kekerasan Anak di Lingkup Pendidikan Kian Marak, Salah Siapa?
Kekerasan Anak di Lingkup Pendidikan Kian Marak, Salah Siapa?

Dari laporan 141 kasus yang diterima KPAI, 35 persen di antaranya terjadi pada satuan pendidikan

Baca Selengkapnya
PHK Hingga KDRT jadi Pemicu Utama Kasus Perceraian
PHK Hingga KDRT jadi Pemicu Utama Kasus Perceraian

Banyak pekerja yang mengalami PHK sehingga berpengaruh pada perekonomian keluarga.

Baca Selengkapnya
Data KPAI: Ada 262 Kasus Kekerasan Anak Sepanjang 2023, Mayoritas Pelaku Ibu Kandung
Data KPAI: Ada 262 Kasus Kekerasan Anak Sepanjang 2023, Mayoritas Pelaku Ibu Kandung

Kawiyan memastikan, KPAI terus melakukan pendampingan terhadap anak yang menjadi korban kekerasan.

Baca Selengkapnya
INFOGRAFIS: Data Mengejutkan Kasus Bunuh Diri Anak
INFOGRAFIS: Data Mengejutkan Kasus Bunuh Diri Anak

INFOGRAFIS: Data Mengejutkan Kasus Bunuh Diri Anak

Baca Selengkapnya
Kemenkes Ungkap Data Nasional: 475 Orang Meninggal Akibat DBD
Kemenkes Ungkap Data Nasional: 475 Orang Meninggal Akibat DBD

Kementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.

Baca Selengkapnya
Memprihatinkan, KemenPPPA Catat Pidana Asusila dan Kekerasan Seksual Anak di Jawa Sangat Tinggi
Memprihatinkan, KemenPPPA Catat Pidana Asusila dan Kekerasan Seksual Anak di Jawa Sangat Tinggi

Tindak kejahatan seksual dengan anak sebagai korban adalah yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Baca Selengkapnya
KPAI Ungkap Faktor Kunci Tekan Kasus Kekerasan pada Anak
KPAI Ungkap Faktor Kunci Tekan Kasus Kekerasan pada Anak

Ketua KPAI Ai Maryati Solihah menyebutkan regulasi yang berkaitan dengan perlindungan anak sebetulnya sudah cukup komprehensif.

Baca Selengkapnya
Kabut Asap Dampak Karhutla Menggila di Palembang, Penderita ISPA Naik Drastis
Kabut Asap Dampak Karhutla Menggila di Palembang, Penderita ISPA Naik Drastis

Anak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya
KemenPPPA: Januari - Agustus 2023 Ada 1.352 Anak Diputus Pidana Pokok
KemenPPPA: Januari - Agustus 2023 Ada 1.352 Anak Diputus Pidana Pokok

Nahar menambahkan terdapat sejumlah LPKA yang mengalami kelebihan kapasitas, salah satunya adalah LPKA Kutoarjo.

Baca Selengkapnya