Lahan Pertanian dan Perkebunan Rusak Parah Usai Banjir, Begini Nasib Petani di Madina
Merdeka.com - Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatra Utara (Sumut), dilanda banjir pada Desember 2021 lalu. Bencana banjir tersebut kini membuat kerusakan cukup parah di sektor pertanian dan perkebunan. Banyak tanaman padi dan palawija yang mengalami gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian Madina, Siar Nasution mengatakan, kerusakan tanaman padi sawah itu tersebar di 12 kecamatan, yakni di Kecamatan Natal, Muara Batang Gadis, Sinunukan, Ranto Baek, Lingga Bayu, Batahan, Batang Natal, Panyabungan Barat, Hutabargot, Panyabungan Utara, Panyabungan dan Kecamatan Siabu. Seluruhnya mencapai total 1.369 hektare.
"Yang paling parah kerusakannya di Desa Tangga Bosi Kecamatan Siabu dan Kecamatan Hutabargot. Karena waktu itu pas pada masa panen, padi petani hanyut dan tertanam lumpur," ujarnya pada Rabu (19/1).
-
Mengapa petani di Banyumas terancam gagal panen? BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya atau biasa disebut dengan fenomena El Nino. Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Bagaimana cara petani menghadapi gagal panen? Para petani kini diimbau untuk menanam palawija, atau tanaman bukan padi, yang bisa tumbuh di tengah musim kemarau.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Siapa yang terdampak banjir dan longsor di Pesisir Selatan? Data sementara hingga Senin (11/3), 21.000 keluarga (KK) terdampak dengan kerusakan rumah, fasilitas umum, lahan pertanian dan peternakan, yang ditimbulkan bencana itu.
-
Apa dampak kemarau pada lahan pertanian di Sleman? Datangnya musim kemarau akan berdampak pada sektor pertanian dan perikanan karena pasokan air akan cenderung lebih sedikit. Tak terkecuali di Sleman, DIY, datangnya musim kemarau akan berdampak pada lahan pertanian di daerah tersebut.
Tak hanya tanaman padi sawah, tanaman padi gogo yang ada di enam kecamatan juga mengalami kerusakan hingga mencapai 442 hektare. Kemudian kerusakan juga terjadi pada tanaman jagung yang luasnya mencapai 157 hektare, kacang tanah 46,56 hektare, cabai merah 36,6 hektare, cabai rawit 7,4 hektare, pepaya 11,8 hektare, semangka 0,4 hektare, jeruk 20 hektare. Jaringan irigasi 20 unit pun ikut rusak serta ternak banyak yang mati.
Terkait kondisi ini, Siar mengakui pihaknya belum bisa memberikan solusi untuk membantu para petani.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Upaya Pemerintah Setempat Bantu Petani
Untuk membantu para petani usai bencana banjir tersebut, Dinas Pertanian Madina telah membuat laporan (proposal) kepada pemerintah baik itu pemerintah pusat, provinsi maupun kepada pemerintah kabupaten untuk bantuan.
"Laporan kepada pemerintah pusat dan provinsi sudah kita sampaikan. Dari provinsi pun sudah turun ke lokasi. Sedangkan untuk Madina terkait jumlah luas yang puso atau lainnya sudah kita notakan kepada pimpinan, bahwasanya luas yang puso tersebut wajib kita ganti," jelas Siar.
Ia berharap, baik Dinas Pertanian Sumut maupun pusat agar bisa memberikan bantuan, khususnya bantuan benih, kepada para petani yang hingga kini nasibnya masih belum ada kepastian usai terdampak banjir.
"Kita berharap semua yang kami laporkan agar dibantu karena masyarakat saat ini sudah mengharapkan itu," ujar Kadis.
Pupuk Subsidi Sulit Didapatkan
Belum lagi, kondisi para petani semakin sulit lantaran sudah beberapa bulan terakhir mereka kesulitan mendapatkan pupuk urea bersubsidi di daerah itu. Stok yang ada pun harganya sangat mahal, yakni di atas Rp600 ribu per saknya.
Siar mengatakan, susahnya pupuk subsidi tersebut didapatkan sebenarnya disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah proses pengambilan pupuk saat ini yang dinilai sangat panjang dan ruwet. Selain itu juga disebabkan oleh minimnya kuota pupuk yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Belum lagi soal masalah input data ke e-RDKK yang masih belum banyak diketahui petani.
"Masyarakat tidak tau masalah input menginput dan ini adalah persoalan yang kami hadapi. Kemudian masalah kuota pupuk. Kebutuhan pupuk kita sekitar 10 ribu ton, namun nyatanya kuota yang diberikan pusat hanya 3.778 ton," jelasnya.
Namun, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak distributor dan meminta agar pihak distributor secepatnya mengambil terobosan-terobosan agar pupuk tersebut dapat diambil secepatnya ke produsen.
"Dari pernyataan pihak distributor pada saat kami panggil kedatangan pupuk bersubsidi ini diperkirakan paling cepat datang pada awal bulan dua," ujarnya. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Yulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaFenomena El Nino membuat musim kemarau di Indonesia berlangsung lebih panjang dari biasanya.
Baca SelengkapnyaRibuan hektare sawah di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rusak akibat kekeringan. Seluas 254,1 hektare di antaranya puso atau tidak menghasilkan padi.
Baca SelengkapnyaMengeringnya areal persawahan ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang memicu musim kemarau panjang dan terlambatnya awal musim hujan.
Baca SelengkapnyaPersawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.
Baca SelengkapnyaPetani pun harus merogok kocek lebih banyak untuk menyelamatkan tanaman padinya.
Baca SelengkapnyaDilanda hujan dengan intensitas tinggi, bencana banjir dan tanah longsor melanda beberapa daerah di Kota Padang
Baca SelengkapnyaArea persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang
Baca SelengkapnyaBanyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.
Baca SelengkapnyaFenomena El Nino mulai membawa kekeringan di Kabupaten Bekasi. Sebanyak 3.618,5 hektare tanaman padi di wilayah itu terancam gagal tanam.
Baca Selengkapnya