Mengaku Banyak Kendala, Siswa di Medan Minta Wali Kota Perbolehkan PTM
Merdeka.com - Saat ini, jumlah kasus Covid-19 di Kota Medan terus mengalami penurunan. Menurut data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 per Selasa, 14 September 2021, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 46.177 orang, pasien meninggal dunia sebanyak 890 orang dan pasien sembuh sebanyak 43.175 orang.
Meski kasus Covid-19 terus mengalami penurunan, namun hingga saat ini Wali Kota Medan Bobby Nasution belum memperbolehkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dilaksanakan di kota tersebut. Terkait hal ini, ternyata sejumlah siswa di Kota Medan mengaku ingin PTM segera dilaksanakan.
Sejumlah siswa di Kota Medan meminta Wali Kota Medan untuk segera membolehkan PTM, lantaran mereka mengaku banyak menghadapi kendala selama menjalani sekolah daring selama hampir dua tahun ini.
-
Bagaimana Kota Medan mengajak warga ikut normalisasi? 'Nah, bapak dan ibu camat, kalau bisa ajak masyarakatnya berpartisipasi dalam kegiatan itu. Jadi, ini tujuannya untuk mengedukasi dan agar tidak ada kesan yang membenarkan bahwa masyarakat boleh membuang sampah ke sungai, nanti dibersihkan oleh pemerintah. Bukan, bukan itu. Kita bangkitkan sama-sama kesadaran masyarakat, ' pesannya.
-
Apa pesan Gubernur Kalimantan Selatan untuk para siswa? “Jadilah anak Banua yang berkualitas dan berdaya saing agar dapat menjadi pemenang kedepannya. Teruslah tanamkan semangat Pangeran Antasari Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing dalam menuntut ilmu di sekolah,“ tegas Sahbirin, Martapura, Selasa (8/8).
-
Mengapa siswa-siswa itu memeluk ibu kantin? Setiap pelukan yang mendarat pun senantiasa diwarnai dengan canda tawa dari kedua belah pihak.
-
Siapa yang dipeluk oleh para siswa? Saat dikelilingi para siswa, sang ibu kantin nampak berbusana sederhana. Sosoknya tampil dengan setelan berwarna merah lengkap berkacamata. Saking dekatnya, para siswa tak segan untuk memeluk ibu kantin sebagai tanda perpisahan.
-
Siapa yang harus mendapatkan kesempatan di sekolah? 'Ciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan inklusif bagi semua siswa.'
-
Apa yang diminta Gubernur Kalsel untuk SMAN 1 Tabunganen? “Harus diperlebar, setidaknya bisa dilewati mobil. Dinas PUPR tolong dicatat apa yang seharusnya bisa dilakukan,“ pinta Sahbirin
Hal ini mereka sampaikan saat bertemu langsung dengan Wali Kota Medan yang melakukan peninjauan kegiatan vaksinasi Covid-19 di SMP Negeri 23, Kota Medan pada Kamis (16/9).
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Curhatan Siswa Ingin PTM Digelar
Dalam kesempatan itu, salah satu siswa dari SMP Negeri 4, Junita Simanjuntak, sempat bertanya kepada Bobby apakah PTM bisa dilakukan setelah siswa melakukan vaksinasi Covid-19.
"Apakah setelah vaksin bisa pembelajaran tatap muka," tanyanya kepada Bobby.
Junita pun mengungkapkan bahwa banyak kendala yang ditemui selama pembelajaran online, seperti masih ada teman-teman yang tidak memiliki android atau pun kuota internet.
Curhatan ini ternyata juga dilontarkan oleh salah satu siswa dari SMP Negeri 23, Nehemia. Ia juga meminta agar PTM bisa segera digelar.
Nehemia mengatakan, tidak semua siswa bisa belajar secara online karena keterbatasan. Ia bahkan sempat menanyakan tanggapan Bobby terkait siswa yang memiliki fasilitas terbatas.
"Bagaimana tanggapan bapak soal siswa yang tidak punya hape atau kuota," tanyanya.
Respon Wali Kota
Menanggapi curhatan para siswa tersebut, Bobby menyampaikan bahwa PTM bisa digelar jika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) turun level.Sementara itu, Pemkot Medan saat ini terus menggalakkan vaksinasi Covid-19 sebagai salah satu upaya agar PTM bisa segera dilaksanakan. "Bisa tatap muka kalau Medan turun level, upaya hari ini bisa menurunkan status Medan dari level IV ke level III dan II. Setelah ada perbaikan pendataan kasus aktif dari 7.000, menjadi 1.500," jelasnya.Terkait kendala siswa yang tidak memiliki perangkat untuk belajar online, menurut Bobby hal itu bisa diatasi dengan belajar luar jaringan (luring). "Sepertinya pertanyaan adik kita Nehemia mewakili keluhan semua murid, bahkan orangtua. Semoga bisa turun level jadi bisa belajar tatap muka," ucap Bobby. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.
Baca SelengkapnyaPuluhan orang tua dan siswa baru SMKN 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan cara mengunci pintu gerbang sekolah, Senin (22/7).
Baca SelengkapnyaInspeksi dilakukan usai puluhan warga melakukan aksi protes di depan pintu gerbang SMA Negeri 5 Tangsel.
Baca SelengkapnyaBeberapa sekolah kekurangan siswa. Namun kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
Baca SelengkapnyaKadisdik mengatakan berdasarkan Surat Edaran Kemendikbud masih diutamakan menggelar pembelajaran tatap muka.
Baca SelengkapnyaKarena kekurangan ruangan kelas sehingga harus digunakan bangunan yang tidak layak tersebut
Baca SelengkapnyaCegah Tawuran Pelajar, Polda Metro Bakal Bikin Grup WhatsApp Bersama Para Guru
Baca SelengkapnyaDiduga kekurangan siswa terjadi karena masih adanya paradigma sekolah favorit.
Baca SelengkapnyaKondisi seperti ini sudah terjadi sejak 2014, karena kursi dan meja sudah rapuh.
Baca SelengkapnyaDinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan membuka layanan aduan untuk masyarakat.
Baca SelengkapnyaAbdul Mu'ti bersama jajarannya akan mengkaji ulang ketiga kebijakan tersebut dengan mendengarkan masukan dari berbagai pihak terkait.
Baca SelengkapnyaSejumlah sekolah di Kabupaten Demak menerapkan pembelajaran secara daring atau online.
Baca Selengkapnya