24 Tahun Tragedi KM Peldatari, Tenggelam di Danau Toba dan Tak Pernah Ditemukan
Merdeka.com - Danau Toba di Sumatra Utara (Sumut) memang menyimpan keindahan alam yang begitu luar biasa. Namun, selain alamnya yang indah, Danau Toba juga terkenal lantaran banyaknya kasus tenggelamnya kapal yang hingga saat ini masih menyisakan pilu.
Terakhir kali, ingatan tentang Kapal Motor (KM) Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba pada 18 Juni 2018 lalu masih melekat jelas dibenak publik Tanah Air.
Namun, ternyata 24 tahun silam, tepatnya tanggal 14 Juli 1997, terjadi kecelakaan kapal KM Peldatari I di Danau Toba yang memakan puluhan korban jiwa. Sementara bangkai kapal belum ditemukan hingga saat ini.
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Sebuah kapal survei gas alam Energean yang beroperasi sekitar 90 kilometer di lepas pantai Israel menemukan sebuah bangkai kapal penuh dengan ratusan kontainer utuh yang berasal dari masa 3300-3400 tahun lalu (abad ke-14 hingga ke-13 sebelum masehi) di kedalaman 1,8 kilometer.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
Tenggelamnya KM Peldatari I ini merupakan salah satu insiden besar di Danau Toba yang belum tuntas hingga saat ini, meski puluhan tahun sudah berlalu.
Melansir dari Liputan6.com, berikut kisah tenggelamnya KM Peldatari I selengkapnya.
Kelebihan Muatan
Tragedi nahas tenggelamnya KM Peldatari I ini disebabkan karena kapal mengalami kelebihan muatan. Seharusnya, kapal hanya mampu mengangkut 70 penumpang. Namun pada saat kejadian, kapal tersebut dipenuhi penumpang hingga lebih dari 200 orang.
Tak hanya mengangkut ratusan warga, saat itu kapal juga diketahui mengangkut puluhan kendaraan bermotor.
Insiden itu bermula saat KM Peldatari I melakukan perjalanan di malam hari dari Dermaga Ajibata. Saat itu kapal mengangkut ratusan warga yang baru saja selesai menonton acara penutupan Pesta Danau Toba XVII di Parapat. Acara ini sekarang disebut dengan Festival Danau Toba.
Warga yang ingin pulang usai acara selesai, akhirnya berebut tempat di kapal tersebut hingga memaksakan kapasitas yang tersedia.
Tenggelam Saat Hampir Sampai di Dermaga
Menurut kesaksisan korban selamat, Novendra Sinaga dan Ivana Sidabutar, saat itu kapal tenggelam saat hampir mencapai dermaga atau tepatnya di Pantai Sosor Pasir, Tomok, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.Saat kapal sudah hampir mencapai dermaga Tomok, sebagian penumpang di bagian anjungan berlomba-lomba pindah ke depan. Mereka berebut tempat agar bisa segera turun saat kapal bersandar di dermaga. Karena itu kapal tenggelam. Akibat muatan sebagian besar pindah ke bagian depan kapal, menyebabkan kapal akhirnya benar-benar tenggelam.
Bangkai Kapal Tak Pernah Ditemukan
Saat itu, operasi pencarian korban dan badan kapal oleh TIM SAR dilakukan selama 4 hari pasca kejadian. Diketahui kapal tenggelam di kedalaman 150 meter. Meski begitu, petugas saat itu tidak bisa menemukan bangkai kapal dikarenakan medan yang sulit. 85 penumpang berhasil selamat dalam insiden tersebut, sementara lebih dari 83 penumpang lainnya dinyatakan hilang dan tidak ditemukan hingga saat ini. Dari investigasi insiden ini saat itu disimpulkan, kecelakaan disebabkan oleh kelalaian operator kapal yang mengangkut muatan berlebih dan kurangnya kesadaran masyarakat akan keselamatan jiwa. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedua korban saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaTim SAR menghentikan pencarian KM Sanjaya 86 yang karam di perairan Bali sepuluh hari lalu. Sebanyak 16 nelayan yang ada di kapal itu masih hilang.
Baca SelengkapnyaAda dua penumpang atas nama Hasmira dan Mariana meninggal dunia akibat tidak bisa berenang.
Baca SelengkapnyaBanyak yang mengirimkan doa dan berbelasungkawa kepada korban dan keluarga. Demikian juga dengan Penjabat Gubernur, Bahtiar Baharuddin.
Baca SelengkapnyaNamun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaKM Sanjaya 86 mengangkut 16 anak buah kapal. Petugas SAR masih melakukan pencarian.
Baca SelengkapnyaKapal tersebut terbalik di sekitar Perairan Pulau Rambut
Baca SelengkapnyaPerusahaan survei kelautan menemukan bangkai kapal perang dari masa Perang Dunia I berusia 107 tahun.
Baca SelengkapnyaNakhoda dan ABK langsung dibawa ke Polres Tapanuli Tengah untuk diminta keterangannya.
Baca Selengkapnya