Menyusuri Banua Tamben, Cikal Bakal Rumah Adat Tongkonan Khas Tana Toraja
Merdeka.com - Seluk beluk Tana Toraja telah ada sejak ribuan tahun silam. Konon asal usul Suku Toraja bermula dari Teluk Tonkin yang berada di antara Vietnam Utara dan Cina Selatan. Sejarah lain menyebutkan Suku Toraja saat ini merupakan perpaduan antara imigran dari Teluk Tonkin dan penduduk lokal yang mendiami dataran tinggi. Orang bugis menyebutnya to riaja yang bermakna orang yang berdiam di negeri atas.
Sejak saat itu peradaban Suku Toraja terus berkembang, tak ketinggalan rumah adat mereka yang terkenal bernama Tongkonan. Jauh sebelum nama tongkonan lahir, ada cikal bakal rumah adat Toraja yang bernama Banua Tamben. Banua Tamben merupakan generasi ketiga pelopor rumah tongkonan yang masih tersisa saat ini.
Sebagaimana Jurnal UIN Alaudin berjudul Karakteristik Struktur dan Konstruksi Banua Tamben Karya Eka Oktawati dan Hardi Ansyah menyebutkan, Banua Tamben merupakan generasi ketiga dari perkembangan rumah Toraja yang berfungsi sebagai rumah yang dibentuk dengan menyusun kayu-kayu secara berselang-seling pada setiap sisinya, kiri dan kanan serta depan belakang, dalam bentuk persegi empat panjang.
-
Siapa pemilik awal rumah tua Klangenan? Walau belum diketahui siapa pemilik awal, namun Van de Vries diduga merupakan warga Belanda yang cukup berpengaruh di Jawa Barat maupun Cirebon.
-
Kapan rumah kuno dibangun? Para ahli arkeologi memperkirakan bangunan ini dibangun sekitar tahun 250 M hingga 500 M.
-
Siapa pemilik awal rumah ini? Awalnya, rumah ini merupakan milik keturunan Han Kikko, mantan Kapitein derChineezen Pasuruan pada tahun 1771-1794.
-
Dimana tradisi Tutunggulan berkembang? Tradisi ini dahulu banyak berkembang di wilayah agraris Jawa Barat seperti, Cianjur, Tasikmalaya hingga Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
-
Di mana rumah kuno ditemukan? Dua rumah mewah kuno ditemukan di situs arkeologi Kabah di Yucatan, Meksiko.
-
Dimana Temon membangun rumahnya? Jika Abdel tinggal di kompleks perumahan, rekan sejawatnya, Temon, memilih tinggal di sebuah kampung dengan halaman yang sangat luas.
©2021 Merdeka.com/Asrullah
Sebelum adanya tongkonan, rumah adat Toraja berupa Banua Pandoko Dena’. Rumah generasi pertama yang dikenal oleh orang Toraja ini bentuknya agak membundar dengan dinding dan atapnya terbuat dari daun-daunan dan rumput rumputan mirip dengan sarang burung pipit. Generasi kedua, disebut Banua Lontong A’pa’, rumah ini sudah mempunyai empat tiang pada keempat sudutnya yang berukuran kecil. Penutup atap rumah ini masih sama dengan seperti banua pandoko dena’.
Generasi ketiga, yaitu Banua Tamben, yang generasi rumah Toraja tertua yang bisa ditemui di Tana Toraja. Enam diantaranya merupakan hasil rekonstruksi yang terletak di kecamatan Bori’ sisahnya berada di Sumalu Kecamatan Rantebua dan berada di Tonga’ kecamatan Kesu’. Generasi keempat disebut Banua Tolo’ atau Sanda A’riri yang berarti ditusuk teratur dengan alat yang besar.
©2021 Merdeka.com/Asrullah
Sekilas Banua Tamben memang mirip dengan rumah tongkonan yang memiliki atap berbentuk mirip seperti perahu di kedua ujungnya. Sejak adanya banua tamben, bagian depan dan belakang bangunan menjulang ke atas, dan dinamakan longa’, yang sampai sekarang menjadi ciri khas bentuk bangunan rumah adat Toraja. Banua sendiri memiliki arti yang luas dalam Bahasa Austronesia modern, mulai “rumah” atau “kampung” hingga “benua” dan “dunia”.
©2021 Merdeka.com/Asrullah
Memasuki bangunan Banua Tamben ini kesan kuno terasa kental. Kayu yang digunakan sudah usang termakan zaman. Struktur Banua Tamben dan Tongkonan memiliki perbedaan bentuk yang terdapat pada kolom dan atap bangunannya. Banua tamben memiliki sistem struktur yang terbagi menjadi dua, yaitu bagian bawah yang terdiri dari pondasi batu dan kolom yang terbuat kayu bulat.
Pada bagian atas terdiri dari badan rumah yang berbentuk prisma dan atap yang menjorok keluar tanpa penopang (sulluk Banua). Setiap bagian Banua ini menggunakan konstruksi tanpa alat modern seperti paku. Semua bagian elemen struktur saling menyatu dengan sistem sambungan kayu dan bambu seperti siamma, takik, menumpuk, ikat, pen dan lobang.
©2021 Merdeka.com/Asrullah
Ada 5 jenis rumah adat Toraja yang dibedakan dari fungsinya. Yakni tipe rumah tunggal, lumbung, rumah penjaga di sawah, kandang, hingga bangunan pemakaman.
Banua Tamben tetap dilestarikan ingga kini, Banua Tamben telah mewarisi revolusi rumah adat Tongkonan yang masih bisa dilihat hingga saat ini. (mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rumah Tuo Rantau Panjang jadi salah satu warisan nenek moyang Jambi 700 tahun silam yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaBangunan yang diberi nama rumah Panjalin ini disebut jadi kearifan lokal khas setempat yang masih dirawat sampai saat ini.
Baca SelengkapnyaRumat Adat Suku Osing memiliki keistimewaan yang terletak pada konstruksi bangunan yang menggunakan sistem know down atau bongkar pasang.
Baca SelengkapnyaKebudayaan Buni yang berkembang di Pesisir adalah kebudayaan kuno tembikar tanah liat di masa prasejarah.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 7 tempat wisata Toraja yang bisa jadi referensi liburan bersama keluarga.
Baca SelengkapnyaRumah Joglo ini jadi ikon Desa Wisata Tanjung di Kabupaten Sleman DIY.
Baca SelengkapnyaBerikut 7 tempat wisata di Toraja yang paling dicari dan direkomendasikan untuk dikunjungi bersama keluarga.
Baca SelengkapnyaSisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang
Baca SelengkapnyaDi masa kini, bahkan masyarakatnya masih seringkali menggunakan pakaian adat hingga melestarikan sejumlah kebiasaan kuno.
Baca SelengkapnyaWarisan budaya leluhur di Kampung Naga amat menarik untuk dipelajari.
Baca SelengkapnyaDi kampung Laweyan banyak terdapat rumah-rumah kuno tempo dulu. Rumah-rumah itu merupakan milik para saudagar kaya di sana.
Baca SelengkapnyaKonon warga di sini merupakan keturunan Kerajan Galuh
Baca Selengkapnya