Perbedaan Food Loss dan Food Waste, Jangan Salah Sebut
Merdeka.com - Persoalan food waste dan food loss menjadi isu penting yang turut mempengaruhi perubahan iklim maupun pemerataan ketersediaan pangan di berbagai wilayah.
Food waste dan food loss sering dikampanyekan karena memang banyak makanan terbuang begitu saja yang ketika dikalkulasi mencapai 48 juta ton dalam setahun di Indonesia.
Selain makanan terbuang percuma, makanan yang terbuang ini kemudian menghasilkan 1,73 giga ton CO2 dilansir dari laman Antara News, hasil kajian Tim Food Waste4change.
-
Apa itu food waste? Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), food waste merujuk pada penurunan kualitas atau kuantitas makanan pada tingkat ritel, jasa penyedia makanan, dan konsumen.
-
Mengapa food waste berbahaya untuk lingkungan? Fenomena food waste dan food loss tidak hanya menjadi masalah global, tetapi juga menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan dan ekosistem.
-
Apa dampak dari banyaknya sampah? Kini, seiring dengan melonjaknya suhu udara di musim panas, ada peringatan baru dari badan-badan bantuan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh banyaknya sampah.
-
Bagaimana cara mengurangi sampah? Daur ulang sampah membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA. Dengan memanfaatkan kembali botol atau kaleng bekas sebagai wadah atau pot bunga, kita tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menambah estetika lingkungan kita.
-
Siapa penyumbang terbesar pemborosan makanan? Setiap tahun, sepertiga dari produksi pangan dunia harus terbuang, dan rumah tangga menjadi penyumbang terbesar dari pemborosan tersebut.
-
Mikroplastik apa yang paling banyak dikonsumsi orang Indonesia? Secara keseluruhan, studi ini menemukan bahwa orang Indonesia mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan, lebih banyak daripada negara lain, dengan mayoritas partikel plastik berasal dari makanan laut.
Namun food waste dan food loss meskipun kerap dibahas bersama, keduanya merujuk pada hal yang berbeda. Berikut merangkum perbedaan food waste dan food loss yang menarik diketahui:
Mengenal Food Loss
©2021 AFP/Mohammed Abed
Perbedaan food waste dan food loss bisa diketahui dari definisi masing-masing. Food loss adalah kehilangan makanan yang terjadi lebih awal dalam rantai pasokan, sebelum makanan mencapai konsumen.
Ini bisa selama tahap pertumbuhan, pasca panen, pemrosesan, atau transportasi. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), mendefinisikan kehilangan makanan sebagai “Penurunan kuantitas atau kualitas makanan yang dihasilkan dari keputusan dan tindakan oleh pemasok makanan dalam rantai, tidak termasuk pengecer, penyedia layanan makanan, dan konsumen.”
Artinya, bahkan sebelum mencapai rak toko, dapur restoran, atau rumah orang, makanan-makanan ini mengalami kehilangan sehingga menjadi tidak bisa dimakan manusia atau terbuang di tengah jalan. Ini terjadi karena banyak alasan.
Kehilangan makanan pertama-tama dapat terjadi langsung di pertanian, karena tanaman yang rusak, mereka rusak di ladang, atau tidak dipanen.
Perencanaan panen yang buruk, cuaca buruk, kurangnya teknologi pertanian yang efisien, petani memilih untuk tidak memanen makanan (karena fluktuasi harga di pasar) atau tidak cukupnya pekerja untuk memanen makanan adalah beberapa alasan hilangnya makanan sebelum atau pada saat panen.
Petani di negara-negara yang miskin, dilanda konflik atau sering mengalami cuaca ekstrem sering menghadapi perjuangan berat dengan mesin dan teknologi yang ketinggalan zaman, solusi penyimpanan yang tidak memadai, dan sistem ekonomi yang lemah.
Dalam kasus ini, tanaman yang baik sering hilang karena kekeringan, banjir, penyakit, jamur, hama, serangan serangga, dan kurangnya akses ke pembeli atau pasar.
Sementara data global yang komprehensif masih dalam pengerjaan, perkiraan sebelumnya menunjukkan bahwa sekitar 30 persen makanan dunia hilang di tingkat pertanian.
Mengenal Food WasteFood waste atau pemborosan makanan terjadi di ujung rantai pasokan, begitu sampai ke konsumen, ini meliputi individu, restoran, toko kelontong, pasar, dan kafetaria.
Membuang makanan, baik sebelum atau sesudah rusak, adalah bagian penting dari food waste. Itu terjadi ketika sebuah restoran menyajikan sebagian besar dan pelanggan hanya makan setengahnya, kemudian membuang sisanya.
Atau sehelai selada yang terlupakan di lemari es, kemudian rusak dan dibuang. Atau ketika toko kelontong menimbun raknya terlalu banyak untuk mempertahankan estetika tampilan namun ketika sudah semakin busuk kemudian dibuang.
FAO mendefinisikan food waste sebagai “penurunan kuantitas atau kualitas makanan yang dihasilkan dari keputusan dan tindakan oleh pengecer, penyedia layanan makanan, dan konsumen.”
Pemborosan makanan lebih banyak terjadi di negara-negara kaya, seperti Australia dan AS yang paling banyak membuang makanan per kapita.
Saat limbah makanan membusuk di tempat pembuangan sampah, ia menghasilkan metana, gas rumah kaca utama dan penyumbang perubahan iklim.
Di negara-negara berpenghasilan tinggi, kita rela membuang 1/3 dari semua makanan kita yang bisa dimakan. Sementara itu, orang yang sangat lapar di negara berpenghasilan rendah kehilangan 40% dari makanan yang mereka tanam karena kekuatan di luar kendali mereka.
Cara Mengurangi Food Waste
1. Rencana Makan
Tentukan resep mana yang akan dimasak minggu ini sebelum pergi ke toko. Sehingga tak sisa bahan makanan terbuang yang nantinya lupa terpakai.
2. Berbelanja yang Ada di Daftar
Tulis daftar dan patuhi itu saat berbelanja.
3. Periksa Ketersediaan Bahan
Periksa apa yang sebenarnya Anda miliki di rumah sebelum berbelanja.
4. Makan Sisa
Memasak makanan dalam jumlah yang tepat cukup sulit, jadi jika ada sisa makanan, bungkuslah untuk makan siang.
5. Selamatkan yang masih bisa digunakan
Terkadang ada bagian tertentu dari buah yang mulai kecokelatan namun bagian lain sebenarnya masih segar. Potong bagian yang buruk dan makan bagian yang bagus.
6. Makan Lebih Sedikit Daging
Pola makan nabati adalah masa depan pola makan lingkungan. Hewan membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk tumbuh, memproduksi, dan mendistribusikan sehingga membuang daging sapi atau babi dalam jumlah berapa pun memiliki dampak negatif yang jauh lebih besar daripada membuang apel.
Jika Anda membeli lebih sedikit daging, kemungkinan besar Anda akan menikmatinya dan membuangnya lebih sedikit.
7. Penyimpanan yang Tepat
Ketika bahan makanan disimpan dengan benar, Anda akan mendapatkan lebih banyak umur simpan darinya dan lebih banyak waktu untuk menggunakannya.
8. Memahami Tanggal Kedaluwarsa
Belajarlah untuk memercayai indra Anda untuk mengetahui apakah sesuatu telah berubah. Umumnya beberapa produk makanan kering masih bisa dikonsumsi ketika lewat sehari tanggal kadaluwarsanya.
(mdk/amd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Food waste merujuk pada penurunan kualitas atau kuantitas makanan pada tingkat ritel, jasa penyedia makanan, dan konsumen.
Baca SelengkapnyaIndonesia menjadi negara penghasil sampah makanan terbesar di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaDemi ketahanan pangan dan perbaikan gizi masyarakat di kawasan Asia Pasifik melalui pencegahan dan pengurangan Food Loss and Waste.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang enam fakta penting tentang sampah plastik yang harus dipahami.
Baca SelengkapnyaBapanas akan terus mendorong masyarakat agar menghemat pangan.
Baca SelengkapnyaVolume sampah harian yang terus meningkat dan daya tampung TPA yang terbatas, masalah sampah menjadi bom waktu yang siap meledak.
Baca SelengkapnyaSampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan.
Baca SelengkapnyaBerikut efek dari mengonsumsi plastik yang tidak disadari banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaAktivis lingkungan mendesak kedua negara untuk berkomitmen menghentikan dan menangani permasalahan ekspor sampah ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia jadi negara terbesar ke-2 yang sumbang sampah kantong plastik ke laut.
Baca SelengkapnyaErosi daya beli masyarakat kelas menengah ini tercermin dari peningkatan porsi pengeluaran untuk makanan.
Baca SelengkapnyaDalam upaya untuk memahami dan mengatasi masalah ini, artikel-artikel lingkungan muncul sebagai sumber informasi yang berharga.
Baca Selengkapnya