Vaksinasi Covid-19 di Medan Diwarnai Protes Warga, Ini Penyebabnya
Merdeka.com - Kegiatan vaksinasi Covid-19 terus digalakkan di Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut). Baik dari pihak Pemerintah Kota (Pemkot) maupun instansi lainnya terus gencar melakukan vaksinasi demi terwujudnya herd immunity.
Terbaru, viral di media sosial, kegiatan vaksinasi Covid-19 di Kota Medan diwarnai protes dari sejumlah warga. Diketahui, para warga protes lantaran tidak bisa melakukan vaksin karena tidak memenuhi syarat.
Seperti yang diunggah di akun Instagram @medanheadlines.news pada Rabu (8/9), peristiwa itu terjadi di Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit di Kantor Camat Medan Selayang.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kenapa vaksin Mpox diizinkan di Indonesia? Penggunaan vaksin Mpox di Indonesia kini telah mendapat persetujuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, yang menunjukkan bahwa vaksin ini aman dan dapat digunakan dalam kondisi darurat kesehatan.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
Saat kejadian berlangsung, Wali Kota Medan Bobby Nasution sedang berada di lokasi usai meresmikan sentra vaksinasi tersebut. Alhasil, sejumlah warga yang tak bisa vaksin pun mencegat Bobby dan menyampaikan keluh kesahnya kepada orang nomor satu di Kota Medan tersebut.
Berikut informasi selengkapnya.
Bukan Warga KTP Medan
Instagram/@pemko.medan ©2021 Merdeka.com
Melansir dari ANTARA, Bobby kemudian menemui para warga yang tidak bisa vaksin tersebut. Mereka didominasi mahasiswa dan pekerja.
Ternyata, para warga ini ditolak untuk vaksin di lokasi tersebut karena bukan termasuk warga dengan KTP Medan. Padahal, mereka mengaku sudah datang ke lokasi sejak pagi.
Mendengar keluh kesan dari warga ini, Bobby tak menampik saat ini dosis vaksin di Kota Medan memang terbatas. Sementara antusiasme warga untuk mendapatkan vaksin saat ini sangat tinggi.
Dialihkan ke RS Adam Malik dan Puskesmas
Instagram/@medanheadlines.news ©2021 Merdeka.com
Untuk meredam kekecewaan sejumlah warga yang gagal mendapatkan vaksin, Bobby akhirnya mengalihkan para warga tersebut untuk melakukan vaksinasi di RSUP Adam Malik Medan. "Yang datang bukan hanya KTP Medan, oleh karena itu, sudah berkoordinasi ke RSUP Adam Malik, diberikan nomor pendaftaran, bukan ditolak, tapi dipindahkan ke RSUP Adam Malik untuk vaksinnya," ujar Bobby.Selain itu, Ia juga mengatakan kepada para warga kalau saat ini vaksinasi Covid-19 sudah bisa dilakukan di puskesmas-puskesmas yang ada di Kota Medan. "Saya kemaren sudah mengatakan vaksinasi di Medan dibuat mikro bukan massal. Ada di kelurahan dan puskesmas, hari ini di kecamatan Medan Selayang ini bukan hanya dilakukan di kantor camat, tapi juga di puskesmas," tambahnya.
Warga Salah dapat Informasi
Instagram/@medantalk ©2021 Merdeka.com
Sebelumnya, dalam video viral yang beredar, salah seorang warga yang gagal mendapat vaksin tersebut mengatakan, Ia mendapat informasi vaksin di Kantor Camat Medan Selayang dari selebaran dan link di media sosial.Ia mengaku mendapatkan informasi kalau warga yang bukan KTP Medan bisa ikut vaksin dan tidak harus daftar ke Kepala Lingkungan setempat. Namun ternyata setelah sampai di lokasi, informasi yang Ia dapatkan berbeda dengan ketentuan dari pihak penyelenggara."Konfirmasi yang kami terima di portal itu, yang dishare sama kami mahasiswa ada seribu vaksin untuk empat hari. Tapi yang kami dapat tadi seribu vaksin sudah penuh, yang dishare itu gak ada dibilang daftar sama kepling, dibilang orang ini kami salah informasi jadi gak bisa ikut vaksin," katanya. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral video kericuhan antara anggota Polresta Padang dengan masyarakat Air Bangis dan Pasaman Barat
Baca SelengkapnyaPeringatan darurat dengan gambar burung garuda berlatar biru menggema di media sosial. Gambar tersebut juga membanjir berbagai lini masa.
Baca SelengkapnyaIbu-ibu ini mengaku tidak memiliki koordinator. Mereka urunan membeli sejumlah makanan dan minuman ringan.
Baca SelengkapnyaPolisi dan mahasiswa saling halau. Mahasiswa yang mundur ke depan kampung Universitas Diponegoro menghalau polisi kembali ke Gedung DPRD Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPenembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaWarga Nagari Air Bangis khawatir Proyek Strategi Nasional (PSN) akan membuat kehidupan mereka terancam.
Baca SelengkapnyaBentrokan dipicu proses pengukuran tanah untuk pengembangan kawasan
Baca SelengkapnyaPolisi menyiapkan skenario pengalihan arus lalu di lintas di sekitar kawasan gedung DPR/MPR Jakarta Pusat, Kamis (22/8).
Baca SelengkapnyaAksi pengecoran di gang perumahan ini disayangkan lantaran banyak orang yang tidak bisa beraktivitas karena jalanan masih basah oleh semen.
Baca SelengkapnyaGambar lambang Burung Garuda berlatar biru dengan tulisan 'Peringatan Darurat' membanjiri media sosial. Apa maknanya?
Baca SelengkapnyaSehari sebelumnya, para ulama di Serang, Banten juga bersatu menolak adanya industri minuman keras dalam bentuk Penandatanganan Petisi Dukungan Para Ulama.
Baca SelengkapnyaKorban merupakan mahasiswa baru asal Fakultas Kehutanan Untad.
Baca Selengkapnya