Covid-19 Varian Delta Terdeteksi di Sumut, Ini Faktanya
Merdeka.com - Varian baru Covid-19 Delta terdeteksi sudah masuk ke Sumatra Utara (Sumut). Virus ini diketahui dibawa oleh 18 Anak Buah Kapal (ABK) SV Miclyn yang berlabuh di Belawan.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dalam rapat evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat secara virtual bersama jajaran menteri pada Sabtu (17/7).
“Dapat kita laporkan Pak Menko, di Sumut telah terdeteksi varian delta yang dibawa 18 awak ABK di Belawan. Mereka ini sering berpindah-pindah dan juga bukan warga Sumut, dua di antaranya adalah warga Jakarta,” ucap Edy.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Bentuk virus apa saja? Bentuk virus berbeda-beda ada yang bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Seluruh ABK yang terpapar Covid-19 Delta ini bukan merupakan warga Sumut, 2 di antaranya merupakan warga Jakarta. Saat ini tersisa 2 orang ABK yang masih menjalani perawatan.
Melansir dari laman resmi berita Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut, berikut fakta terkait masuknya Covid-19 varian Delta di Sumut.
Kesulitan Deteksi Masuknya Pekerja Migran
liputan6.com ©2021 Merdeka.com
Edy mengatakan, terkait dengan masuknya Covid-19 Delta ini, pihaknya mengaku kesulitan untuk mendeteksi masuknya Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal ke Sumut.
Terutama para PMI yang masuk melalui jalur laut yang dibawa oleh para nelayan dari Malaysia. Ini merupakan salah satu faktor yang membuat Pemprov Sumut kecolongan dengan masuknya Covid-19 Delta.
“Oleh karena itu, kami mohon bantuan arahan serta kebijakan yang harus dilakukan mengenai PMI ini, kita khawatir lonjakan ini terus terjadi karena dibawa PMI yang masuk ke Sumut,” kata Edy.
Terjadi Lonjakan Kasus Covid-19
Selain itu, Edy juga menyampaikan bahwa saat ini di Sumut terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan. Mulai tertanggal 16 Juli 2021 yakni sebanyak 937 orang positif. Ia menambahkan, pihaknya saat ini terus memberikan edukasi dan penyekatan ruas jalan, terkait penerapan PPKM Mikro Darurat di Kota Medan dan PPKM Diperketat di Kota Sibolga.“Berdasarkan asesmen level Covid-19 tingkat kabupaten/kota itu yakni level 4 itu dua kota, level 3 terdapat 22 kabupaten/kota, level 2 terdapat dua kabupaten/kota dan level 1 sebanyak 17 kabupaten/kota,” katanya.
Arahan Menteri
Melihat kondisi ini, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah pusat akan mempertimbangkan perpanjangan PPKM darurat hingga 2 Agustus 2021.Airlangga meminta pintu masuk ke Sumut terus diperketat. Pihaknya akan berkoordinasi guna mengatasi permasalahan PMI tersebut. “Untuk daerah yang ditemukan varian delta termasuk Sumut, saya minta untuk lebih bekerja ekstra petugas kita di sana, agar penyebaran tidak semakin meningkat. Itu di Tanjung Balai juga ada PMI yang diduga terpapar varian baru, saya minta ini juga diperketat pintu masuknya, nanti kita akan berkoordinasi langkah masuknya PMI ilegal ini,” katanya.
Tingkat Penularan 7 Kali Lebih Tinggi
Sementara itu, melansir dari Liputan6.com, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, Covid-19 Delta ini tak bisa diselesaikan dengan menambah kapasitas rumah sakit (RS) dan tenaga kesehatan. Hal ini lantaran Covid-19 Delta memiliki tingkat penularan 7 kali lebih tinggi."Kita tidak bisa menyelesaikan Covid-19 ini terutama menghadapi varian delta ini hanya dengan menambah tempat tidur rumah sakit, dokter, dan perawat," kata Luhut dalam konferensi pers pada Sabtu (17/7).Ia mengatakan, solusi terbaik untuk menekan penyebaran varian baru ini adalah dengan menjalankan protokol kesehatan ketat dan melakukan vaksinasi. "Solusi permanen adalah menjalankan protokol kesehatan yang ketat dan mempercepat program vaksinasi yang Presiden perintahkan berkali-kali dan mengecek berkali-kali," ujar Luhut. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 bisa meluas jika masyarakat tidak mengindahkan pola hidup sehat dan menjaga jarak
Baca SelengkapnyaKemenkes mulai melakukan surveilans untuk mewaspadai masuknya virus Nipah.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca Selengkapnya