Deretan Hoaks Temuan Kemkominfo Bulan April, Dari Soal Dukun KPU Hingga Jin Nyoblos
Merdeka.com - Persebaran informasi yang tidak benar atau hoaks, meningkat tajam sepanjang bulan Pemilu 2019. Bahkan arus hoaks ini tak meredam pasca Pemilu 2019 telah berlangsung.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mencatat, sepanjang Agustus 2018 hingga 25 April 2019 teridentifikasi ada 1.645 konten hoaks.
Berikut adalah deretan hoaks yang diidentifikasi Kemkominfo. Hoaks ini sebagian besar terkait dengan Pemilu dan Pilpres 2019.
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Dimana hoaks tentang Kominfo beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Data apa yang bocor dari situs KPU? Situs resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dibobol hacker dan sekitar 204 juta data DPT bocor dalam kejadian ini.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Bagaimana Kominfo tangani isu hoaks? Kementerian Kominfo telah melakukan pemutusan akses atas konten yang teridentifikasi sebagai isu hoaks. Pemutusan akses ditujukan agar konten hoaks tidak tersebar luas dan merugikan masyarakat.
Seperti dilansir dari laporan hoaks harian Subdit Pengendalian Konten Internet Kemkominfo pada Sabtu 27 April 2019 yang dikutip Tekno Liputan6.com, berikut ulasannya.
Susunan Kabinet Kerja Jilid II Jokowi-Ma'ruf
Sebuah unggahan yang di dalamnya terdapat struktur rancangan susunan kabinet kerja jilid II Jokowi-Ma'ruf 2019-2014 beredar lewat Facebook.
Faktanya, berdasarkan penelusuran, Direktur Komunikasi Politik Tim Kemenangan Nasional (TKN) Usman Kansong, susunan kabinet Indonesia Kerja Jilid II yang beredar lewat medsos tidaklah benar alias hoaks.
Siswa SD Tendang Tangan Kepala Sekolah Sampai Patah
Beredar video di medsos tentang siswa SD di daerah Surabaya menendang tangan kepala sekolah sampai patah. Video yang beredar adalah video pelaku yang sedang diinterogasi usai kejadian.
Setelah ditelusuri, narasi yang menyebut siswa menendang tangan kepala sekolah sampai patah adalah keliru. Guru kelas VI SD Balongsari 1 Munari mengatakan, video yang beredar di medsos itu tidak berkaitan dengan insiden penendangan kepala sekolah.
Dia menegaskan, penendangan benar dilakukan oleh siswa tetapi kasusnya berbeda, masalahnya berbeda, tempat dan waktunya berbeda.
Kaesang Pangarep Komisaris Perusahaan Batu Bara
Beredar informasi lewat medsos yang menyebut putra ketiga Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep merupakan komisaris perusahaan batu bara yang menyamar menjadi penjual pisang dan kopi.
Faktanya, informasi tersebut merupakan hoaks. Kaesang bukanlah komisaris perusahaan batu bara, melainkan merupakan Komisaris PT Rakabu Sejahtera. Perusahaan tersebut bergerak di bidang mebel dan furnitur.
Petugas KPPS Mencoblosi Surat Suara
Beredar sebuah unggahan video di Twitter yang memberi informasi bahwa petugas KPPS mencoblosi sendiri surat suaranya dengan membangun narasi "ampunilah semua Komisioner @KPU_ID ya Allah."
Setelah dilakukan penelusuran, video tersebut adalah video tahun 2017. Diduga Ketua KPPS mencoblos sendiri surat suara di Halmahera Tengah pada Pilkada 2017.
Video tersebut sengaja diunggah untuk menggiring opini publik pada Pilpres 2019, bahwa KPU melakukan kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan masif. Beredarnya video ini membuat kegaduhan dan persepsi negatif bagi penontonnya.
Kecelakaan Bus Jemaah Umroh Tewaskan 130 Orang
Telah beredar di medsos sebuah pesan berantai dan video yang menyebut, ada kecelakaan beruntun bus yang mengangkut rombongan jamaah umroh di Arab Saudi dengan 130 orang tewas.
Faktanya, memang telah terjadi kecelakaan pada 26 Mei 2017 di jalan tol Madinah-Qassim yakni satu truk dengan lima bus. Namun jumlah korban yang meninggal bukan 130 orang, melainkan 6 orang tewas dan 81 orang terluka. 16 orang dalam keadaan kritis dan 65 orang lainnya terluka.
Chat WhatsApp Kapolri Tito Karnavian dan Kombespol Argo Yuwono
Di media sosial beredar screen capture chat WhatsApp yang dinarasikan sebagai chat Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dengan Kombespol Argo Yuwono terkait kasus Habib Riziq dan Firza Husein.
Faktanya, screen capture tersebut palsu dan kasusnya kini ditangani oleh kepolisian.
Habib Rizieq Diundang Presiden Erdogan dan Dijemput Pesawat Kepresidenan Turki
Beredar sebuah unggahan yang menginformasikan bahwa Habib Rizieq diundang oleh Presiden Erdogan, dijemput pesawat kepresidenan dan dikawal pesawat tempur Turki dan diminta membuka konferensi oleh presiden Erdogan dengan sambutan parade militer Turki.
Faktanya, hal tersebut adalah misinformasi. Sebenarnya Habib Rizieq datang ke Turki dan Maroko membahas bantuan Palestina dan bertemu dengan pejuang Palestina.
Pertemuan yang fotonya diunggah di medsos itu bukan undangan Presiden Erdogan, apalagi sampai ada penjemputan dan pengawalan kepresidenan dari militer Turki.
Kantor KPU Kabupaten Wonogiri Pakai Dukun
Beredar di Facebook, ada sebuah ritual perdukunan di kantor KPU Kabupaten Wonogiri dalam Pilpres 2019.
Dalam unggahan disebutkan, kantor KPU Kabupaten Wonogiri memakai perdukunan dan warga Wonogiri mengutuk hal tersebut.
Faktanya, video tersebut merupakan aksi penyampaian aspirasi pendukung caleg nomor 7 bernama Sariman dengan ritual tolak bala dan membakar kemenyan hingga tabur bunga.
Penyampaian aspirasi tersebut terkait dengan tertukarnya foto Sariman dengan Suharmi pada DCT yang tertempel di TPS.
Foto Suasana Kali Sunter
Beredar unggahan di Twitter sebuah foto kali Sunter yang penuh dengan sampah, ditambah dengan narasi "terus gubernur sebagai pemimpin ngapain? #AniesDimana" diunggah oleh akun @Partukkoan1.
Setelah ditelusuri, foto tersebut merupakan foto lama yang diunggah kembali untuk menggiring opini. Gambar asli yang diunggah oleh media Poskotanews.com, merupakan luapan kali Sunter pada 2012.
Tim TKN Jokowi Akui Kekalahan
Beredar di medsos sebuah unggahan video yang bertuliskan tim TKN Jokowi akui kekalahan Jokowi. Tulisan tersebut membangun premis yang berbeda dan membuat orang menganggap keseluruhan tim TKN telah mengakui kekalahan Jokowi.
Faktanya, video yang diunggah memang benar tim TKN Jokowi mengatakan kekalahan, namun kekalahan yang dimaksud adalah perolehan suara di daerah Riau dan Bangka Belitung.
TNI Siap Ambil Alih Tugas KPU Jika ada Kecurangan Penghitungan Suara
Artikel yang beredar di medsos dari situs turbinsuinfo.blogspot.com menyatakan, TNI sudah bersiap ambil alih tugas KPU jika ada kecurangan dalam penghitungan suara.
Dalam artikel juga terdapat pernyataan KPU yang menepis anggapan negatif mengenai input data Pemilu 2019 pada Situng KPU.
Faktanya, artikel berita ini mengutip berita yang dirilis detik.com berjudul "KPU soal Kesalahan Entri Data: Tidak Ada Niat Curang, Murni Human Error". Dalam berita yang dirilis, tidak ada pernyataan pihak KPU maupun TNI yang menyatakan bahwa TNI siap ambil alih tugas KPU.
Situs turbinsuinfo.blogspot.com sendiri menyadur berita detik.com dan menambahkan informasi palsu bahwa TNI akan mengambil alih tugas KPU.
Jokowi Dipastikan Kalah karena Jin Ikut Coblos Prabowo
Sebuah gambar screen capture situs suara.com di medsos yang menyebut, "Kata Gus Nuril: Jokowi Dipastikan Kalah Karena Jin yang Saya Suruh Malah Ikut Nyoblos Prabowo." Artikel tertulis pada 25 April 2019.
Situs suara.com tidak pernah mengeluarkan artikel berjudul tersebut. Hasil penelusuran, berita dengan gambar Gus Nuril serta penulis artikel yang sama dengan hasil screen capture tersebut adalah berita suara.com yang berjudul "Jokowi-Ma'ruf Amin akan dilindungi pasukan berani mati". Rilisan berita pada 13 Agustus 2018.
Faktanya, hasil tangkapan layar ini disunting sedemikian rupa oleh pihak tak bertanggung jawab yang menyebabkan munculnya misinformasi.
Petugas KPU Bekasi Pindahkan Kotak Suara
Beredar video tentang pemindahan kotak suara tanpa saksi oleh petugas KPU Bekasi.
Faktanya, menurut Ketua KPU Bekasi Nurul Sumaherni, proses pemindahan kotak suara dilakukan sesuai prosedur dan peraturan. Bahkan, berita acara telah diserahkan ke saksi parpol dan pengawas Pemilu.
Dia juga mengatakan, ketika surat suara dipindahkan ke gedung KPU, tidak ada salinan C1 hologram, sehingga proses pemindahan tidak menyalahi aturan.
Surat Suara Disimpan di Hotel, Bukan di Kecamatan
Pada Facebook beredar video kerusuhan di Hotel Mega Lestari Balikpapan dengan narasi yang menyatakan adanya keraguan karena surat suara disimpan di hotel, bukannya di kecamatan.
Faktanya, menurut penjelasan Bawaslu Kota Balikpapan terkait kejadian ini, memang benar kotak suara di TPS 41, 15, dan 29 kelurahan Damai, TPS 25 kelurahan Klanndasan Ilir, TPS 17 keluhanan Klandasan Ulu, dan TPS 54 kelurahan Telaga Sari Balikpapan Kota memang tidak dalam keadaan tersegel. Ini diduga melanggar beberapa pasal.
Namun, terkait dengan penggunaan hotel tersebut sebagai tempat penyimpanan kotak suara, Bawaslu tidak menemukan pelanggaran karena rapat rekapitulasi memang dilakukan di hotel yang dimaksud. Bawaslu Kota Balikpapan juga tidak menemukan adanya pencurian kotak suara seperti yang disebutkan dalam video. (mdk/idc)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wapres Ma'ruf Amin meminta masyarakat berhati-hati, dan selalu menyaring setiap informasi yang diterima saat Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Buka Suara soal Kebocoran Pemilih KPU: Sekarang Data Mahal Harganya
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaKPU melakukan pengecekan melalui Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih) terkait kebocoran data pemilih tersebut.
Baca SelengkapnyaCak Imin menilai kebocoran data pemilih merupakan keteledoran Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI
Baca SelengkapnyaKirim ke Bareskrim dan KPU, Begini Hasil Investigasi BSSN soal Kebocoran Data Pemilih
Baca SelengkapnyaData pemilih bocor diduga usai diretas oleh hacker Jimbo.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaSebanyak 204 juta data pemilih KPU diduga bocor. Diperjualbelikan di darkweb seharga Rp 1 miliar lebih.
Baca Selengkapnya