Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hati-Hati, Ramai NIK dan KK Diperjualbelikan di Media Sosial

Hati-Hati, Ramai NIK dan KK Diperjualbelikan di Media Sosial Operasi Biduk Warga Pendatang. ©2019 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Merdeka.com - Setelah banyak sekali isu soal penyalahgunaan data, mulai dari Facebook tahun lalu hingga FaceApp beberapa waktu lalu, ternyata data pribadi kita seperti seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK) masih terjadi di Indonesia.

Melansir laporan dari Liputan6.com yang melakukan pantauan di media sosial, penjualan semacam ini bahkan tengah marak dan terang-terangan dilakukan di berbagai platform.

Menyoal masih maraknya aksi tersebut, pakar keamanan siber Pratama Persadha menuturkan hal ini sebenarnya memang tidak boleh terjadi. Namun, saat ini regulasi yang mengatur memang masih abu-abu.

Kendati demikian, bukan berarti tidak ada regulasi sama sekali. Dia mengatakan perlindungan data pribadi secara umum sudah diatur dalam UUD 1945, UU Nomor 39 Tahun 199 tentang HAM, dan UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

"Pemerintah sedang mempersiapkan regulasi perlindungan data pribadi yang tertuang dalam UU Perlindungan Data Pribadi," ujar Pratama saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Sabtu (27/7/2019) lalu.

Selain itu, ada pula Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 20 tahun 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi dalam Sistem Elektronik (PDPSE) yang ditetapkan pada 7 November 2016.

"RUU Perlindungan Data Pribadi saat ini sudah berada di Sekretariat Negara sebelum disahkan oleh DPR. Definisi data pribadi diperjelas dalam salah satu pasal di RUU PDP," tutur Pratama lebih lanjut.

Pratama juga menyarankan agar masyarakat tidak mudah mengunggah KTP dan KK miliknya, kecuali benar-benar dibutuhkan. Alasannya, sebagian besar layanan di internet tidak memerlukan NIK dan KK.

"Bila menemukan pesan atau aplikasi yang meminta mengupload data NIK dan KK sebaiknya memang harus waspada," ujarnya mengakhiri pembicaraan.

Pengguna Media Sosial di Indonesia Sering Berbagi Data Pribadi

Sebelumnya, hasil riset juga menunjukkan bahwa pengguna media sosial memang terlalu mudah berbagi data pribadi di internet.

Detail seperti lokasi, tempat liburan atau data pribadi lainnya dibagikan, membuat mereka rentan terhadap penjahat siber atau lebih buruk.

Berdasarkan survei ESET, 79 persen responden melakukan beberapa bentuk pemeriksaan sebelum mengobrol dengan orang asing atau tidak mengobrol sama sekali dengan mereka.

Namun, ini berarti bahwa 21 persen responden melakukan obrolan bebas dengan orang asing di media sosial, membuka diri terhadap kemungkinan kasus pencurian identitas.

Lebih buruk lagi, 31 persen responden mengungkapkan bahwa mereka telah berbagi informasi pribadi dengan orang asing di media sosial

Dengan cara itu, informasi pribadi yang diperoleh dapat membantu penjahat siber melakukan pencurian identitas atau melakukan social engineering dengan target orang-orang terdekat korban.

Berpengaruh pada Orang Terdekat

Hal ini tidak hanya memengaruhi pengguna yang terlibat, tetapi juga teman dekat dan keluarga mereka.

Jika sebanyak 31 persen responden telah berbagi informasi pribadi dengan orang asing, berarti ada banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk mendidik masyarakat tentang bahaya berbagi informasi secara berlebihan di media sosial serta sejauh mana dampak kerusakan yang ditimbulkannya.

"Dengan peningkatan akses internet, orang menghabiskan lebih banyak waktu online. Tapi sangat mengkhawatirkan melihat banyak pengguna internet di wilayah APAC masih ada yang berbagi informasi secara sukarela pada orang asing," ungkap Yudhi Kukuh IT Security Consultant PT Prosperita-ESET Indonesia, melalui keterangannya.

"Belum lagi masalah yang sama yang selalu terjadi berulang-ulang dari tahun ke tahun, yaitu praktik penggunaan kata sandi yang sama pada setiap akun media sosial atau finansial. Oleh karena itu, diperlukannya kesadaran untuk meningkatkan praktik keamanan dan privasi terbaik untuk memastikan bahwa semua orang aman secara online," ungkapnya.

Sumber: Liputan6.comReporter: Agustinus Mario Damar

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hati-Hati Memberikan Data Pribadi, Kini Ada Modus Beli Minyak Goreng dengan Syarat Difoto Menggunakan KTP
Hati-Hati Memberikan Data Pribadi, Kini Ada Modus Beli Minyak Goreng dengan Syarat Difoto Menggunakan KTP

Konsumen dan masyarakat agar selalu berhati hati serta tidak gegabah melakukan klik pada link sembarangan, mengunduh file dari orang tidak dikenal.

Baca Selengkapnya
Ekonom Ungkap Bahaya TikTok Shop, Jualan Sambil Jalankan Bisnis Medsos Secara Bersamaan
Ekonom Ungkap Bahaya TikTok Shop, Jualan Sambil Jalankan Bisnis Medsos Secara Bersamaan

Skema bisnis TikTok yang menggabungkan sosial media dengan e-commerce dapat memicu persaingan usaha yang tidak sehat.

Baca Selengkapnya
Sekretaris Ditjen Dukcapil Ingatkan Daerah Hati-Hati Terbitkan NIK Baru Jelang Pilkada Serentak
Sekretaris Ditjen Dukcapil Ingatkan Daerah Hati-Hati Terbitkan NIK Baru Jelang Pilkada Serentak

Hani Syopiar Rustam meminta dinas Dukcapil untuk menuntaskan perekaman KTP-el jelang Pilkada Serentak 2024.

Baca Selengkapnya
Anggota DPR Curigai Motif Penguasaan Data di Balik Rencana TikTok Gandeng Tokopedia
Anggota DPR Curigai Motif Penguasaan Data di Balik Rencana TikTok Gandeng Tokopedia

TikTok dikabarkan akan menggandeng Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Polri Ultimatum Anggota Terlibat Sindikat Pemalsuan Pelat Khusus: Tak Ada Lagi Toleransi!
Polri Ultimatum Anggota Terlibat Sindikat Pemalsuan Pelat Khusus: Tak Ada Lagi Toleransi!

Polri menegaskan semua anggota harus menjaga komitmen Korps Bhayangkara yang tidak membiarkan anggota menyalahgunakan wewenangnya dan membantu sindikat.

Baca Selengkapnya
Waspada Eksploitasi Pasar di Balik Rencana TikTok Gandeng Tokopedia
Waspada Eksploitasi Pasar di Balik Rencana TikTok Gandeng Tokopedia

TikTok dikabarkan akan menggandeng Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Begini Cara Membedakan E-Meterai Asli dan Palsu
Begini Cara Membedakan E-Meterai Asli dan Palsu

Maraknya penjualan e-materai oleh calo, pelamar CPNS kini semakin khawatir mengenai keaslian e-materai yang telah mereka beli.

Baca Selengkapnya
Hati-hati, Begini Ciri Penipuan Berkedok Lelang dari Kementerian Keuangan
Hati-hati, Begini Ciri Penipuan Berkedok Lelang dari Kementerian Keuangan

Minat masyarakat untuk mengikuti penawaran lelang dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan terus meningkat dari waktu ke waktu.

Baca Selengkapnya
Cara Cek NIK Online yang Cepat dan Mudah, Begini Langkah-langkahnya
Cara Cek NIK Online yang Cepat dan Mudah, Begini Langkah-langkahnya

Penting untuk tahu cara cek NIK karena NIK digunakan untuk berbagai keperluan administrasi seperti membuka rekening bank hingga mendaftar BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya
Sistem Dijalankan TikTok Shop Buat UMKM Gulung Tikar, Termasuk Diskon Besar-besaran
Sistem Dijalankan TikTok Shop Buat UMKM Gulung Tikar, Termasuk Diskon Besar-besaran

TikTok diminta agar tidak menjalankan bisnis media sosial dan e-commerce secara bersamaan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Waspada Tautan Undangan Grup yang Mengatasnamakan BPJS Kesehatan
Waspada Tautan Undangan Grup yang Mengatasnamakan BPJS Kesehatan

Untuk memastikan kebenaran informasi, masyarakat dapat menelpon BPJS Kesehatan Care Center 165.

Baca Selengkapnya
Kemenkeu Kewalahan Berantas Lelang Liar Tak Berizin, Ini Penyebabnya
Kemenkeu Kewalahan Berantas Lelang Liar Tak Berizin, Ini Penyebabnya

Kemenkeu menyebut ada salah satu perusahaan yang melakukan transaksi jual dan beli lelang ilegal.

Baca Selengkapnya