Ironis, 6 ilmuwan berhati mulia ini tak sengaja jadi malaikat maut
Merdeka.com - Semua perkembangan manusia di Bumi ini berawal dari buah pemikiran ilmuwan, mulai dari bidang teknologi sampai pertanian. Ironisnya, tidak semua penemuan ilmuwan menjadi berguna seperti apa yang mereka cita-citakan.
Sebut saja pakar astronomi Wernher von Braun, pencipta dari roket Nazi V2. Awalnya Braun ingin roketnya itu bisa mengantar manusia ke luar angkasa, namun oleh Nazi roket tersebut justru digunakan untuk membawa bom yang akhirnya membunuh 7.250 orang tentara. Bahkan, pembangunan roket V2 membuat Nazi mengerahkan 20.000 budak yang akhirnya banyak yang ikut tewas.
Selain kasus Braun, ternyata masih banyak ilmuwan lain yang harus menangisi penemuannya sendiri. Bahkan saking berbahayanya, mereka sering disebut malaikat maut. 6 Ilmuwan hebat berhati mulia ini contohnya.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan? Penelitian yang diterbitkan di Nature Journal mengungkap penemuan alat kayu di Air Terjun Kalambo, Zambia.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan fosil dinosaurus yang sangat lengkap, yang hidup 240 juta tahun lalu.
-
Apa yang diciptakan oleh para peneliti? Mereka menggunakan model muskuloskeletal – yang dikendalikan oleh metode kontrol refleks yang mencerminkan sistem saraf manusia.
Robert Oppenheimer
Selama Perang Dunia ke-2, Julius Robert Oppenheimer, ilmuwan Fisika asal Amerika ini menerima tawaran untuk menjadi ketua laboratorium Los Alamos. Laboratorium ini adalah tempat di mana bom atom pertama diciptakan.
Hal ini akibat dirinya tidak mau tentara Nazi jadi yang lebih dulu menemukan bom nuklir, yang tentu sangat berbahaya bagi dunia. Hasilnya pun memuaskan, bersama dengan 3000 anggota timnya, Oppenheimer berhasil melakukan uji coba bom nuklir pertama di dunia, Trinity, pada tanggal 16 Juni 1945 di kawasan Alamagordo.
Namun, penemuannya ini justru membuat Oppenheimer menyesal, terlebih Amerika menggunakan bom atom untuk meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Ketika itu ratusan jiwa tewas seketika dan ribuan lainnya 'menyusul' akibat dampak radiasi nuklir.
"Aku berubah menjadi kematian, sang penghancur dunia," ujar Oppenheimer mengutip kitab Bhagavad-Gita pasca melihat bom atomnya jatuh di Jepang.
Joseph Wilbrand
TNT atau trinitrotoluene adalah salah satu bahan bom paling banyak digunakan militer saat ini. Alasannya sederhana, bom ini mempunyai daya ledak kuat dan cukup aman untuk dalam hal pembuatannya.
Zat kimia ini awalnya ditujukan untuk bahan pewarna, bukan bom. Ya, Joseph Wilbrand, ahli kimia Jerman yang membuatnya di tahun 1863, bermaksud menjadikan TNT sebagai pewarna kuning sintetis.
Tapi siapa sangka 20 tahun setelah ditemukan, TNT diketahui memiliki daya ledak tinggi. Baru di tahun 1902, TNT resmi alih fungsi menjadi bahan baku bom dan banyak dipakai di Perang Dunia ke-1 dan ke-2, bahkan sampai saat ini. Mungkin sudah tidak terhitung berapa orang yang meninggal akibat ledakan TNT buatan Wilbrand ini.
Thomas Midgley
Apabila Anda bertanya pada pemimpin dunia, hal apa yang paling berbahaya saat ini, mungkin banyak yang menjawab pemanasan global. Dan ilmuwan Thomas Midgley lah yang paling bersalah soal pemanasan global di Bumi. Apa yang dia lakukan?
Selama tahun 1800-1929, lemari es menggunakan gas beracun seperti amonia untuk bahan pendingin. Tak aneh bila banyak kasus mengerikan terjadi akibat kebocoran gas kulkas selama itu.
Bermaksud ingin mengganti gas beracun itu, Midgley mengembangkan sebuah senyawa freon atau CFC (chlorofluorocarbons). Freon langsung booming dan menjadi pilihan banyak orang, baik individu maupun industri.
Sayang kemudian diketahui bila freon yang bercampur dengan udara menyebabkan hancurnya lapisan ozon di bumi. Penggunaan senyawa ini sudah banyak dilarang, namun tetap saja Midgley sering disebut sebagai orang yang paling bertanggung jawab soal kerusakan atmosfer. Salah satu hal yang makin mendekatkan manusia dengan kiamat.
Dr. Gerhard Schrader
Siapa yang tidak ingin mengakhiri kelaparan di Bumi? Dan pakar kimia asal Jerman, Dr. Gerhard Schrader salah satunya.
Schrader di tahun 1938 bermaksud membuat obat serangga atau insektisida untuk tanaman pangan demi mencegah gagal panen. Tetapi yang diciptakan oleh Schrader akhirnya justru gas 'saraf' Sarin. Saat ini oleh PBB gas sarin dikategorikan sebagai senjata pemusnah massal.
Perlu diketahui, gas sarin puluhan kali lebih beracun dari sianida. Gas ini menyerang saraf manusia, membuat siapa saja yang menghirupnya kesulitan bernapas hingga akhirnya tewas akibat kelumpuhan semua organ tubuhnya.
Salah satu contoh penggunaan gas sarin yang terkenal adalah insiden kereta bawah tanah Jepang tanggal 20 Maret 1995 di Tokyo. Ketika itu teroris anggota sekte Aum Shinrikyo melepaskan gas sarin saat jam sibuk di stasiun kereta bawah tanah. Akibatnya 12 orang tewas, 50 orang luka parah, dan 1000 orang mengalami gangguan mata.
Fritz Haber
Ilmuwan peraih Nobel pun ternyata bisa menjadi malaikat maut. Hal itu yang dialami oleh Fritz Haber, ahli kimia dari Jerman.
Sama seperti Dr. Schrader dan gas sarinya, Haber hanya ingin menciptakan insektisida bagi tanaman pangan. Akan tetapi zat ciptaannya, Zyklon B, akhirnya justru membunuh lebih dari 1,2 juta orang.
Selama pembantaian Nazi di perang dunia ke-2, Zyklon B adalah zat yang paling sering digunakan untuk eksekusi, bukan hanya perorangan tetapi ratusan orang sekaligus di kamp konsentrasi.
Contoh insidennya terjadi pada 3 September 1941. Ketika itu sekitar 600 tahanan perang Uni Soviet dan 250 orang sakit Polandia digas sampai mati dengan Zyklon B di Kamp Auschwitz.
Proses eksekusi juga cukup mengerikan. Ketika kamar gas telah penuh manusia, pintu ditutup rapat dan Zyklon B berbentuk padatan dimasukkan ke kamar gas melalui pipa-pipa di sisi-sisi dinding. Gas sianida akan muncul ketika Zyklon B menjadi basah. Korban di dalam kamar gas biasanya akan mati dalam 20 menit, setelah sebelumnya menjerit-jerit keracunan dan tidak bisa bernapas.
Anton Kollisch
Sekali lagi, ahli kimia Jerman jadi sosok malaikat maut berkat penemuannya, kali ini adalah Anton Kollisch yang menemukan methylenedioxy methamphetamine. Asing di telinga? Bagimana kalau ekstasi?
Ya, methamphetamine adalah ekstasi, salah satu jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan saat ini. Di Inggris saja, ekstasi membunuh 50 orang per tahun, belum negara-negara lain di dunia.
Namun saat membuatnya, Kollisch jauh dari pemikiran soal narkoba baru, Pria ini hanya ingin menciptakan obat baru yang bisa mengatasi pendarahan. Kollisch pun mendapat hak paten dari ekstasi di tahun 1914.
Menariknya, ekstasi baru populer sebagai narkoba di tahun 1970-1980. Era ini jauh dari era Kollisch yang meninggal pada bulan September tahun 1916 di Perang Dunia ke-2. Cukup ironis bila dia tidak tahu puluhan tahun setelah kematiannya, penemuannya jadi salah satu zat paling banyak membunuh manusia.
Sumber: Listverse, elistmania, Live Science, Wikipedia
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut kejamnya dunia yang mengabaikan penemuan dari 5 ilmuwan hebat ini.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah 3 ilmuwan yang malah nyesel mendapatkan Nobel Prize.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar ilmuwan yang terkenal mampu membawa peradaban baru umat manusia.
Baca SelengkapnyaArtikel ini mengungkap kisah tragis para penemu yang tewas akibat inovasi mereka sendiri, menunjukkan risiko besar di balik terobosan teknologi.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar teknologi yang bikin heboh karena ketakutan umat manusia.
Baca SelengkapnyaBerikut ilmuwan yang nekat melakukan eksperimen membahayakan nyawanya.
Baca SelengkapnyaDedikasi mereka sebagai pendidik juga telah meninggalkan jejak mendalam, mendorong terciptanya terobosan-terobosan ilmiah yang mengubah dunia.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok inspiratif ilmuwan yang dulu miskin tak punya apa-apa, akhirnya bisa hidup bergelimang harta.
Baca SelengkapnyaPraka RM Cs diyakini terbukti melanggar pasal Pasal 340 KUHP Jo Pasal 50 ayat 1 ke 1 KUHP dan Pasal 328 KUHP Jo Pasal 55 ayat 1 ke 1.
Baca SelengkapnyaBerikut ilmuwan dunia yang memeluk islam setelah melakukan penelitiannya.
Baca SelengkapnyaSosok ilmuwan biasanya hidupnya sempurna. Namun tidak untuk ilmuwan yang ada di daftar ini.
Baca Selengkapnya