Kata Hillary Clinton soal kesiapan AS hadapi kecerdasan buatan
Merdeka.com - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) tengah menjadi tren saat ini. Puja puji kemutakhirannya terus disanjung. Efisiensi menjadi andalan kecanggihannya. Sampai pada akhirnya, Hillary Clinton pun berpendapat yang tak umum mengenai kemunculan teknologi ini.
Dilaporkan The Verge, seiring dengan begitu cepatnya perkembangan AI, ternyata tak diimbangi dengan segala persiapan yang ada. Hingga ia mengatakan AS sama sekali tak siap menghadapi era ini. Terutama dampak yang ditimbulkan dengan adanya AI seperti imbas terhadap ekonomi dan sosial.
-
Bagaimana kecerdasan buatan membantu pekerjaan manusia? Dengan ini, peran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.
-
Apa yang dilakukan teknologi AI? Mengutip DailyMail, Jumat (6/9), dokumen ini menunjukkan bahwa perusahaan seperti Facebook, Google, dan Amazon mungkin menggunakan teknologi ini untuk menargetkan iklan kepada konsumen. Menurut presentasi yang bocor ini, perangkat lunak tersebut mampu menangkap data niat konsumen secara real-time dan mencocokkannya dengan data perilaku untuk membuat iklan yang lebih relevan.
-
Kenapa permintaan AI meningkat? Kecerdasan buatan (AI) kini terus menjadi berita utama ketika perusahaan dan individu mencoba memanfaatkan kekuatan alat baru.
-
Kapan AI bisa menyamai kecerdasan manusia? AGI adalah titik kritis hipotetis yang juga dikenal sebagai 'Singularitas,' di mana AI menjadi lebih pintar dari manusia. Generasi AI saat ini masih tertinggal dalam bidang-bidang yang menjadi keunggulan manusia, seperti penalaran berbasis konteks dan kreativitas sejati.
-
Apa yang dibaca dengan kecerdasan buatan? Misteri gulungan berusia ribuan tahun berhasil dibongkar oleh para ilmuwan menggunakan kecanggihan AI.
-
Apa yang digambarkan AI? Berikut adalah penggambaran capres menggunakan teknologi artificial intelligence (AI).
Padahal, kata dia, jauh sebelum AI berkembang, orang-orang brilian seperti Bill Gates, Elon Musk, Stephen Hawking telah memberikan isyarat akan ‘ledakan’ AI di masa mendatang. Namun sayangnya, isyarat itu hanya selintas lalu.
“Isyarat itu adalah AI,” katanya.
Clinton kemudian menyebutkan dua area yang terkena dampak dari AI. Kedua area itu adalah digital surveillance dan otomasi pekerjaan.
“Apa yang akan kita lakukan saat kita mendapatkan mobil tanpa sopir? Kedengarannya seperti ide bagus. Dan berapa juta orang, supir truk dan orang-orang pengiriman paket dan supir taksi dan bahkan supir Uber, apa yang kita lakukan dengan jutaan orang yang tidak lagi memiliki pekerjaan? Kami sama sekali tidak siap untuk itu,” jelasnya.
Menurutnya, selama bertahun-tahun, para ekonom dan akademisi telah memperingatkan bahwa kemajuan dalam pembelajaran mesin dan robotika akan memiliki efek pada pasar kerja. Ancaman tersebut, tidak hanya untuk tenaga kerja terampil dan tidak terampil, tapi juga profesi kerah putih seperti hukum dan akuntansi.
Meski para ahli tidak sepakat mengenai seberapa serius atau tahan lama efeknya, jelas inilah masalah yang perlu mendapat perhatian lebih. Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa untuk setiap robot industri baru yang dipasang di area komuter tertentu, antara 3 sampai 6 pekerjaan hilang secara permanen.
Maka itu, ia meminta pemerintah AS segera membahas mengenai kebijakan untuk kecerdasan buatan. Kendati begitu, Clinton tidak membahas rincian kebijakan spesifik yang seperti apa dibuat.
"Satu hal yang ingin saya lakukan jika saya menjadi presiden adalah memiliki semacam lembaga dengan orang-orang dari semua jenis keahlian yang datang bersama untuk mengatakan kebijakan apa yang harus Amerika lakukan tentang kecerdasan buatan ini?" ungkapnya.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengakui semua negara merasa takut terhadap kemunculan AI.
Baca SelengkapnyaTeknologi Artificial Intelligence (AI) semakin berkembang, ada dua pertanyaan besar. Membahayakan atau menguntungkan?
Baca SelengkapnyaMenurutnya, dunia saat ini dihadapkan pada ketidakpastian akibat pertarungan geopolitik.
Baca SelengkapnyaAda alasan di balik pendiri Microsoft mengatakan hal itu.
Baca SelengkapnyaMenyongsong tahun 2024, masyarakat dituntut multi terampil agar dapat beradaptasi dengan pesatnya peradaban.
Baca SelengkapnyaJelang Pilpres, pemerintah AS memperketat aturan mengenai AI.
Baca SelengkapnyaJokowi percaya bahwa teknologi tidak akan bisa mengalahkan manusia.
Baca SelengkapnyaMengutip data dari Coinmarketcap, terdapat lebih dari 300 token yang masuk dalam kategori AI.
Baca SelengkapnyaPerkembangan zaman menuntut perusahaan harus cepat beradaptasi, termasuk para karyawannya.
Baca SelengkapnyaSaat ini sudah masuk dalam era Artificial Narrow Intelligence (ANI), atau AI yang mengerjakan tugas-tugas yang spesifik.
Baca SelengkapnyaBerikut prediksi teknologi berbasis AI yang akan berubah menyeramkan di 2024.
Baca SelengkapnyaPesan itu diungkapkannya saat memberi pembekalan kepada 2.079 CPNS lulusan Perguruan Tinggi Kementerian Perhubungan,
Baca Selengkapnya