NASA buat roket tenaga nuklir untuk daratkan astronot di Mars
Merdeka.com - Salah satu ambisi utama yang dimiliki NASA adalah untuk mendarat astronot di Mars. Akan tetapi hal ini sangat sulit untuk dilakukan dengan teknologi saat ini.
Inilah sebabnya mengapa badan antariksa mendanai penelitian pada teknologi roket fusi nuklir terbaru, yang bisa terbang ke mars dan kembali hanya dalam waktu beberapa bulan saja.
Dilansir Softpedia (4/11), melalui program NASA Innovative Advanced Concepts ( NIAC ), NASA mendukung para peneliti dari University of Washington untuk mengembangkan teknologi ini.
-
Kapan roket Mars akan diluncurkan? MAV diatur untuk mengambil sampel yang dikumpulkan oleh penjelajah Mars Perseverance milik NASA pada awal tahun 2030-an.
-
Kapan NASA akan mengirim pesawat ke Mars menggunakan roket Blue Origin? Hal ini dibuktikan dengan pengumuman NASA baru-baru ini yang menyatakan bahwa mereka akan mengirim dua pesawat ruang angkasa ilmiah ke Mars pada tahun 2024 dengan menggunakan roket Blue Origin.
-
Bagaimana roket fusi nuklir bisa mengantarkan manusia ke Mars lebih cepat? Perusahaan kedirgantaraan yang berbasis di Inggris, Pulsar Fusion, sedang berupaya membangun roket bertenaga fusi nuklir yang dapat mencapai kecepatan 500.000 mph. Dengan kecepatan ini dapat memangkas separuh waktu terbang ke Mars.
-
Apa misi dari pesawat ruang angkasa NASA yang akan dikirim ke Mars? Kini, rencananya sepasang pesawat ruang angkasa identik milik NASA yang membentuk misi Escape and Plasma Acceleration and Dynamics Explorer (ESCAPADE) akan menumpang roket Blue Origin New Glenn yang belum teruji.
-
Bagaimana roket Blue Origin akan membantu NASA mencapai Mars? Masing-masing dari pesawat ini akan membawa tiga eksperimen untuk menyelidiki efek angin Matahari pada magnetosfer Mars.
-
Kapan China akan meluncurkan roket ke bulan? China memiliki rencana untuk meluncurkan dua roket yang dapat digunakan kembali di 2025 dan 2026 sebagai bagian dari persiapan untuk misi berawak ke bulan di masa mendatang.
Dipimpin oleh peneliti bernama John Slough, tim bekerja pada pengembangan sistem pengiriman yang akan membawa astronot ke Mars hanya dalam 90 hari.
Sedangkan dengan teknologi yang ada saat ini, jangka waktu terpendek untuk perjalanan ke Mars adalah sekitar 500 hari. Selain itu, pengukuran dilakukan dengan Detektor Radiasi Assessment ( RAD ) instrumen pada rover Curiosity NASA telah menunjukkan bahwa astronot akan terkena banyak radiasi lebih seperti perjalanan panjang, yang akan menempatkan hidup mereka dalam bahaya.
Selain masalah radiasi, astronot juga harus berurusan dengan masalah medis yang berhubungan dengan paparan jangka panjang untuk gaya berat mikro, seperti atrofi otot atau tulang keropos.
Inilah penyebab mengapa sistem yang dikembangkan oleh Slough dan timnya terdengar begitu menarik bagi NASA. "Menggunakan bahan bakar roket yang ada (saat ini), hal itu hampir tidak mungkin bagi manusia untuk mengeksplorasi lebih jauh dari Bumi. Kami berharap untuk memberikan sumber energi yang jauh lebih kuat yang akhirnya dapat membuat perjalanan antar planet menjadi biasa," kata Slough pada awal 2013.
Nantinya mesin penggerak listrik canggih dan roket akan didorong oleh fusi nuklir/fisi tampaknya menjadi opsi yang paling logis sebagai langkah berikutnya di dunia penerbangan luar angkasa di samping bahan bakar kimia yang digunakan saat ini.
Desain Slough ini akan menggunakan proses yang sama yang ditemukan di inti matahari untuk mendorong pesawat ruang angkasa ke Mars dan kembali dalam 213 hari .
Desain fusi dari mesin ini sendiri saat ini sedang dipikirkan oleh tim peneliti berdasarkan teori fisika dan metode yang telah terbukti. Untuk proses uji cobanya sendiri telah menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk mencapai fusi nuklir ini, serta produk sampingan utama yaitu neutron.
Ahli Propulsion percaya bahwa roket fusi bertenaga nuklir akan menjadi biaya yang paling efektif dan efisien untuk mengangkut para awak astronot ke Mars dan kembali dalam jangka waktu yang dapat diterima.
Namun, para peneliti tersebut juga menekankan, setidaknya akan memakan waktu sedikit lama sebelum prototipe roket pertama siap untuk digunakan.
NASA sendiri saat ini berencana untuk mengirim dan menempatkan astronot di permukaan Mars pada pertengahan 2030-an mendatang. (mdk/dzm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
NASA berencana memangkas waktu perjalanan ke Mars dengan pesawat bertenaga nuklir.
Baca SelengkapnyaBahkan Elon Musk pun melirik teknologi pada roket ini.
Baca SelengkapnyaRoket tenaga fusi nuklir dibutuhkan jika manusia ingin melaju cepat ke planet Mars.
Baca SelengkapnyaSetelah mendarat di Bulan, langkah berikutnya bagi umat manusia adalah mencapai Mars.
Baca SelengkapnyaSpaceX akan memulai misi tanpa awak ke Mars pada 2026, dengan misi berawak direncanakan empat tahun kemudian.
Baca SelengkapnyaIni adalah roket yang nantinya akan lepas landas dari Mars saat membawa sampel planet tersebut.
Baca SelengkapnyaNASA punya hitungan-hitungan sendiri kapan manusia khususnya warga AS bisa pindah ke Bulan.
Baca SelengkapnyaRusia sedang menyiapkan roket Soyuz 2.1b untuk diluncurkan ke Bulan pada tanggal 11 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaRoket terkuat di dunia ini telah menyelesaikan hampir seluruh uji terbang melalui ruang angkasa pada percobaan ketiganya, tapi hancur saat kembali ke Bumi.
Baca SelengkapnyaNASA dan SpaceX bekerjasama untuk menemukan harta karun di Mars dan Jupiter.
Baca SelengkapnyaIni sebagai bagian dari persiapan untuk misi berawak ke bulan di masa mendatang.
Baca SelengkapnyaAlat ini dirancang karena selama misi Apollo, astronot tercatat sering terjatuh akibat gravitasi rendah Bulan.
Baca Selengkapnya