Pegiat ICT: Badan Siber Nasional segera dipercepat
Merdeka.com - Penyerangan virus WannaCry di dua rumah sakit di Indonesia, RS Dharmais dan RS Harapan Kita, menjadi perhatian seluruh pihak. Tak terkecuali Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
Ransomware jenis baru ini meyandera data-data penting yang harus ditebus dengan harga tertentu dan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kejadian ini, menyiratkan betapa pentingnya siber security di era digital semacam ini. Pegiat ICT dari ICT Watch Donny BU, mengutarakan dengan kejadian ini maka selayaknya pemerintah mempercepat adanya Badan Siber Nasional.
-
Kenapa kejahatan siber di Indonesia sangat berbahaya? Kejahatan siber dengan berbagai bentuk dan tingkat kompleksitasnya, menjadi ancaman serius bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara secara keseluruhan.
-
Siapa yang diserang di rumah sakit? Serangan mematikan terhadap rumah sakit itu menewaskan empat orang termasuk seorang anak dan 32 orang lainnya luka-luka serta menghancurkan keseluruhan bangunan rumah sakit menyisakan puing-puing dan kemungkinan korban tertimpa runtuhan.
-
Siapa yang menjadi target kejahatan siber? Tidak hanya perorangan yang menjadi target, namun perusahaan besar, pemerintah, hingga institusi finansial juga rentan terhadap serangan ini.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa yang terlibat dalam penanganan insiden ransomware? Ini mencakup penyusunan tim lintas divisi yang terdiri dari berbagai fungsi dalam organisasi, seperti TI, hukum, hubungan masyarakat, dan manajemen risiko.
-
Ransomware itu apa? Ransomware adalah salah satu jenis malicious software atau malware yang dapat menyebabkan penyebaran atau malah pemblokiran akses data milik korban.
Dengan adanya Badan Siber Nasional, maka koordinasi yang dijalankan bisa terpusat. Saat ini koordinasi yang dilakukan masih bersifat organic.
“Makanya, ke depan harus ada Badan Siber Nasional agar ada petunjuk pelaksanaan dan teknis. Sehingga dapat cepat direspon ketika ada informasi seperti ini. Saat ini kan kita baru organic koordinasinya. Koordinasi sama Kemkominfolah dan ID-SIRTII,” kata Donny saat ditemui di sela-sela konferensi pers terkait perihal malware Wannacry ini, Minggu (14/5).
Sepengetahuan dia, saat ini Badan Siber Nasional tengah disiapkan Keputusan Presiden (Keppres) oleh pemerintah. Donny pun belum mengetahui detail kapan rencana Keppres tersebut ditanda tangani oleh Presiden Joko Widodo.
“Kata Pak Menkominfo sedang disiapkan Keppres-nya untuk Badan Siber Nasioanl,” kata Donny.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkominfo, Budi Arie mengungkapkan, sejumlah dampak dari serangan peretas ini kepada pusat data nasional
Baca SelengkapnyaSerangan siber Ransomware Brain Chiper menyerang Pusat Data Nasional Sementara di Surabaya.
Baca SelengkapnyaBadan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengidentifikasi bahwa ada kemungkinan laman tersebut telah diretas
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam menegaskan sedang melakukan mitigasi untuk mengantisipasi dampak lanjutan pasca kebocoran data tersebut.
Baca SelengkapnyaDalam catatan TB Hasanuddin, di kurun waktu lima tahun ini selalu mendapat laporan adanya serangan cyber.
Baca SelengkapnyaIndonesia dilanda serangan siber dalam beberapa tahun terakhir. Yang paling membuat geger adalah diserangnya Pusat Data Nasional.
Baca SelengkapnyaKominfo telah menyediakan fasilitas pencadangan data di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 1 yang berada di Serpong dan PDNS 2 di Surabaya.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku telah melakukan evaluasi menyeluruh buntut peretasan PDN.
Baca SelengkapnyaMenkominfo mengakui hacker global berhasrat menyerang Indonesia.
Baca SelengkapnyaKelompok ransomware Brain Cipher mengakui bobol data PDNS 2 tak sulit.
Baca SelengkapnyaRapat kerja bersama Kominfo dan BSSN dilakukan untuk mendalami masalah bocornya PDNS yang tak kunjung
Baca SelengkapnyaIndonesia geger, karena server Pusat Data Nasional (PDN) diretas ransomware dan pemerintah menyatakan hanya pasrah.
Baca Selengkapnya