Serangan DDoS meningkat selama Q1 2017
Merdeka.com - Selama kuartal pertama 2017, serangan online di dunia ini diam-diam meningkat. Berdasarkan laporan dari Verisign, ada peningkatan ukuran serangan Distributed Denial of Service (DDoS) sebesar 26 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Namun dari sisi rata-rata jumlah serangan memang terjadi penurunan sekitar 23 persen.
Secara keseluruhan rata-rata ukuran serangan puncak sudah terlihat lebih besar sejak Q1 2016, dengan besaran serangan puncak lebih dari 10 Gigabits per detik (Gbps). Volumetrik terbesar dan intensitas tertinggi dari serangan DDoS yang diamati oleh Verisign pada Q1 2017 adalah serangan multi-vektor yang memuncak lebih dari 120 Gbps dan sekitar 90 juta paket per detik (Mpps). Serangan ini menyebabkan banjir trafik ke jaringan target (serangan) melebihi 60 Gbps selama lebih dari 15 jam.
Serangan ini menjadi perhatian karena penyerang melakukan secara gigih dengan mengirimkan trafik serangan setiap hari selama lebih dari dua minggu. Data Verisign juga menyebutkan bahwa ada tiga target sektor yang diincar yakni layanan TI, layanan keuangan, dan media. Dari ketiganya itu layanan TI baik itu cloud dan software as a service (SAAS) yang diincar. Disusul layanan keuangan dan media.
-
Kapan serangan siber meningkat? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia. Dilansir dari Jurist, Senin (11/12), laporan tersebut menyatakan bahwa proporsi pemilu yang menjadi sasaran serangan siber ini telah meningkat, dari 10 persen pada tahun 2015 menjadi 26 persen pada tahun 2022.
-
Kenapa serangan ransomware semakin meningkat? Laporan itu menyebutkan jenis serangan ransomware ini di mana penjahat siber secara aktif menyusup ke infrastruktur teknologi & informasi organisasi untuk menyebarkan ransomware, meningkat 2,75x year over year.
-
Dimana serangan siber diprediksi meningkat? Dalam beberapa tahun terakhir, serangan terhadap infrastruktur kritis telah meningkat, dengan penjahat siber yang menargetkan jaringan energi, infrastruktur kesehatan, dan bahkan sistem pemilihan umum.
-
Kapan kerugian Ransomware mulai meningkat? Sudah enam tahun sejak laporan dari Cybersecurity Ventures memperkirakan kerusakan akibat ransomware akan merugikan dunia sebesar USD5 miliar di 2017, naik dari USD325 juta pada 2015 — peningkatan 15 kali lipat hanya dalam dua tahun.
-
Apa saja serangan siber yang paling sering terjadi? Laporan tersebut menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara. Mulai dari yang berkaitan dengan ransomware, fraud, hingga identity and social engineering.
-
Kapan serangan phishing meningkat? Serangan ini menurut TrendMicro, meningkat sebanyak 58 persen pada tahun 2023, dengan dampak keuangan diperkirakan mencapai USD3,5 miliar pada tahun 2024.
Industri IT/Cloud/SaaS, yang mewakili 58 persen dari aktivitas mitigasi, adalah industri yang paling sering menjadi target incaran selama sepuluh kuartal berturut-turut. Industri sektor keuangan mengalami serangan DDoS paling tinggi kedua, sebanyak 28 persen dari aktivitas mitigasi. Ini merupakan peningkatan yang besar jika dibandingkan dengan 7 persen mitigasi pada kuartal sebelumnya.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Laporan Microsoft ini menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaSebanyak 4.785.898 deteksi ancaman daring berhasil diblokir selama periode April hingga Juni tahun ini.
Baca SelengkapnyaIndonesia mengalami 2.200 serangan siber per satu menit.
Baca SelengkapnyaHampir sepertiga insiden serangan siber didominasi oleh ransomware.
Baca SelengkapnyaBerikut fakta mengenai jelang tahun pemilu yang disukai hacker.
Baca SelengkapnyaPelanggaran data dan ransomware merajalela, AI jadi senjata baru. Bagaimana Indonesia?
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie Setiadi menyebut, bahwa tidak ada negara di seluruh dunia yang tidak terkena serangan Ransomware.
Baca SelengkapnyaBSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.
Baca SelengkapnyaMenurut riset GBG, lebih dari 56 persen bisnis di Indonesia telah menjadi korban dari berbagai bentuk Fraud Digital.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar negara yang paling banyak diserang ransomware
Baca SelengkapnyaDi Indonesia, kasus kebocoran data pribadi semakin sering terjadi dan menjadi perhatian utama di semua sektor.
Baca SelengkapnyaPPATK melaporkan perputaran dana judi daring atau online pada tahun 2024 sudah mencapai Rp283 triliun.
Baca Selengkapnya