Serangan WannaCrypt jadi petanda perlu segera dibentuk badan siber
Merdeka.com - Virus WannaCrypt telah menginfeksi sistem penting di beberapa negara, termasuk di Indonesia. RS Dharmais menjadi korban aksi terorisme siber. Mereka melumpuhkan sistem komputerisasi antrean pasien.
Sontak, hal ini pun tiba-tiba menjadi perhatian penting bagi pemerintah. Sampai-sampai Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) woro-woro ke masyarakat untuk mengantisipasi perihal ini.
Kejadian ini pun nampaknya semakin melebar yang berdampak pada suara-suara yang berharap pemerintah menyegerakan pembentukan Badan Siber Nasional (Basinas). Ruby Alamsyah, pakar keamanan siber, menyebutkan dengan kejadian ini, maka adanya Basinas mutlak diperlukan.
-
Siapa yang perlu menguasai keamanan siber? Kita menyiapkan putra-putri kita untuk menguasai sains, teknologi, AI, untuk menguasai cyber,' ungkap dia.
-
Dimana serangan siber diprediksi meningkat? Dalam beberapa tahun terakhir, serangan terhadap infrastruktur kritis telah meningkat, dengan penjahat siber yang menargetkan jaringan energi, infrastruktur kesehatan, dan bahkan sistem pemilihan umum.
-
Kapan serangan siber meningkat? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia. Dilansir dari Jurist, Senin (11/12), laporan tersebut menyatakan bahwa proporsi pemilu yang menjadi sasaran serangan siber ini telah meningkat, dari 10 persen pada tahun 2015 menjadi 26 persen pada tahun 2022.
-
Kenapa kejahatan siber di Indonesia sangat berbahaya? Kejahatan siber dengan berbagai bentuk dan tingkat kompleksitasnya, menjadi ancaman serius bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara secara keseluruhan.
-
Kenapa serangan ransomware semakin meningkat? Laporan itu menyebutkan jenis serangan ransomware ini di mana penjahat siber secara aktif menyusup ke infrastruktur teknologi & informasi organisasi untuk menyebarkan ransomware, meningkat 2,75x year over year.
-
Ransomware itu apa? Ransomware adalah salah satu jenis malicious software atau malware yang dapat menyebabkan penyebaran atau malah pemblokiran akses data milik korban.
Sebab, kata dia, tak hanya berkaitan dengan ancaman malware wannacrypt ini saja, melainkan kejahatan-kejahatan siber lainnya yang dikhawatirkan lebih membahayakan lagi ke depannya.
"Ini (Basinas) sudah sangat diperlukan. Kalau kita punya Basinas, itu bisa menanggulangi atau meminimalisir bahaya kejahatan siber. Karena kejahatan siber bakal semakin besar. Apalagi bocornya data dari Badan Keamanan Nasional AS atau NSA yang gak hanya memunculkan malware wannacrypt saja tetapi bisa memunculkan virus yang lebih bahaya lagi," ujar alumni Universitas Gunadarma ini saat dihubungi Merdeka.com melalui sambungan telepon, Rabu (17/5).
Sejatinya, lanjut Ruby, wacana adanya Basinas telah muncul sejak empat tahun lalu persisnya sejak tahun 2011. Sayangnya, hingga saat ini wacana itu tak kunjung terealisasi. Barangkali, pemerintah masih memiliki prioritas selain dibentuknya Basinas. Dia berharap, kejadian ransomware wannacrypt ini bisa menjadikan pemerintah lebih sadar bahaya penjahat siber.
"Sebenarnya inisiatif ini muncul dari pegiat keamanan siber sejak 2011. Kemudian pada tahun 2013 terbentuk Desk Keamanan Siber Nasional di bawah payung Kemenkopolhukam. Nah, ini cikal bakal Basinas. Sayangnya hampir 4 tahun berjalan respon pemerintah belum menganggap Basinas perlu atau urgent. Mungkin pemerintah masih melihat prioritas lain," terang pria yang juga dosen Universitas Gunadarma tersebut.
Pernyataan Ruby, senada dengan pegiat ICT Watch, Donny BU. Kejadian RS Dharmais menjadi korban virus wannacrypt ini selayaknya pemerintah mempercepat terbentuknya Basinas. Dengan adanya Basinas, maka koordinasi yang dijalankan bisa terpusat. Saat ini koordinasi yang dilakukan masih bersifat organic.
Meski begitu, sepengetahuannya, saat ini Basinas tengah disiapkan Keputusan Presiden (Keppres) oleh pemerintah. Donny pun belum mengetahui detail kapan rencana Keppres tersebut ditanda tangani oleh Presiden Joko Widodo.
"Kata Pak Menkominfo sedang disiapkan Keppres-nya untuk Badan Siber Nasioanl," kata Donny.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi Arie lalu mencontohkan bahwa Singapura menjadi salah satu dari beberapa negara di dunia yang mempunyai angkatan siber.
Baca SelengkapnyaIndonesia mengalami 2.200 serangan siber per satu menit.
Baca SelengkapnyaBSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.
Baca SelengkapnyaBadan Siber dan Sandi Negara (BSSN) berkomitmen untuk menjaga ruang digital Indonesia tetap aman. Sejumlah cara dilakukan, termasuk pertukaran informasi.
Baca SelengkapnyaHari Persandian Nasional adalah peringatan yang diadakan setiap tanggal 4 April di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenkominfo mengakui hacker global berhasrat menyerang Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia dilanda serangan siber dalam beberapa tahun terakhir. Yang paling membuat geger adalah diserangnya Pusat Data Nasional.
Baca SelengkapnyaBadan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengidentifikasi bahwa ada kemungkinan laman tersebut telah diretas
Baca SelengkapnyaHampir sepertiga insiden serangan siber didominasi oleh ransomware.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan lengkap mengenai cyber security.
Baca SelengkapnyaMenurut Sigit, Polri perlu mempersiapkan seluruh jajaran untuk memperkuat pengamanan siber.
Baca SelengkapnyaMenkopolhukam: CISRT Jangan Hanya Sebagai Ikon Semata
Baca Selengkapnya