Sering dimarahi ortu karena main game, pemuda ini malah jadi gamers
Merdeka.com - Bagi para gamers, nama Yudi Kurniawan, bukanlah nama asing di telinga mereka. Yudi merupakan profesional game yang telah banyak menjuarai kompetisi game di tanah air dan luar negeri. Kesuksesannya saat ini sudah barang tentu memiliki cerita yang menarik dari proses yang telah dijalani hingga saat ini.
Kepada Merdeka.com, Yudi menceritakan, jika dulu kerap dimarahi oleh orang tuanya kala bermain game. Maklum, saat itu, orang tua Yudi berpikiran jika bermain game tak ada gunanya, buang-buang waktu. Terlebih untuk berbicara masa depan, game bukan tempat masa depan yang baik.
"Ya, sering dulu dimarahi sama orang tua. Terutama dari Ibu saya. 'ngapain sih main game terus, buang-buang waktu saja dan gak ada duitnya.' Tapi saat dulu sebelum jadi profesional seperti sekarang itu hanya untuk hobi saja," jelasnya saat ditemui seusai acara Lenovo Gaming di Jakarta, Selasa (31/05).
-
Apa yang dilakukan gamers wanita selain bermain game? Ia bergabung di dunia esport dan jadi talent ONIC pada awal Januari 2022.
-
Mengapa gamer wanita memilih karir sebagai influencer? Tetapi ia mengawali karir dengan menjadi influencer di platform Instagram dan TikTok.
-
Kenapa pemain yang meninggalkan game lebih awal bersikap anti-sosial? Hal ini dilakukan karena mereka kehilangan rasa tanggung jawab dan keterikatan pada game.
-
Apa tujuan permainan? Tujuan dari permainan ini adalah Pak Empo menemukan anting (suweng) yang disembunyikan seseorang.
-
Mengapa penting fokus pada satu game? Tapi, kalau mau jadi pro gamer sejati, sebaiknya fokus pada 1 game yang bisa dikembangkan secara profesional.
-
Apa saja dampak negatif bermain gadget pada anak? Studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Applied Research mengungkapkan bahwa terdapat beberapa dampak negatif dari penggunaan gadget pada anak. Seperti ADHD, keterlambatan bicara hingga depresi.
Namun seiring berjalannya waktu, Yudi yang tergabung dalam team XCN, menunjukan jika menjadi gamers bukanlah suatu yang sia-sia dan buang-buang waktu saja. Hal itu dibuktikannya dengan menjuarai kompetisi bermain game. Nah, setelah itu, barulah orang tua Yudi luluh dan merestuinya untuk menekuni pekerjaannya saat ini.
"Tapi setelah sering dapat hasil, menang di kompetisi dapat uang, datang di acara game, dan dapat sponsor untuk game, orang tua akhirnya membalik mendukung," katanya yang sudah 7 tahun lebih menjadi gamers profesional.
Yudi pun berharap, jika nantinya ke depan profesi sepertinya ini bisa masuk dalam kategori atlet. Pasalnya, saat ini profesinya ini masih dianggap sekadar hobi saja. Padahal, dalam kompetisi tingkat dunia, profesi ini pun membawa nama negara.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perlu pendekatan yang khusus agar anak tidak kecanduan terhadap handphone dan game online.
Baca SelengkapnyaPara orang tua harus mewaspadai kebiasaan gaming (bermain gim video) menjadi gambling (berjudi)
Baca SelengkapnyaDi era sekarang, kecanduan game pada anak merupakan salah satu permasalahan yang perlu diatasi orangtua dengan tepat.
Baca SelengkapnyaWaspada terjebak judi karena bisa bikin kecanduan, apa penyebabnya?
Baca SelengkapnyaBayu mengawali bisnisnya bersama sang istri. Dia sempat 5 kali berganti jenis usaha sampai ke usaha percetakan.
Baca SelengkapnyaMeski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaDengan penampilan yang tak terurus, remaja itu mengungkap soal permasalahannya di masa lalu hingga memaksanya keluar dari kediaman orangtua.
Baca SelengkapnyaLantas, seberapa lama idealnya seseorang menggunakan gadget dalam sehari?
Baca Selengkapnya