Start-up ini bakal jadi musuh besar teroris global
Merdeka.com - Terorisme kini telah merongrong keamanan dan kesejahteraan dunia. Ironisnya, aksi-aksi tidak manusiawi itu menimbulkan banyak sekali korban tiap tahunnya. Nah, hal ini lah yang ingin dihentikan oleh Dr. Zeeshan-ul-Hassan Usmani.
Pria asal Pakistan ini adalah pendiri dari start-up lokal bernama GoFig, singkatan dari "Go Figure It Out". Start-up ini fokus pada pengembangan teknologi, khususnya software komputer untuk memerangi teroris dan meminimalkan jumlah korban jiwa.
"Terorisme adalah masalah yang banyak dibicarakan dan membuat orang menangis, namun tidak ada yang mengambil inisitif untuk mencoba memecahkannya. Bagi ku, manusia adalah fokus utama dari pemanfaatan teknologi, bukannya uang atau ketenaran belaka," ujar Dr. Usmani.
-
Siapa pembuat robot 'bunuh diri' tersebut? Robot itu dibangun oleh startup robot California, Bear Robotics.
-
Siapa yang mengembangkan AI ini? Para peneliti di Denmark menggunakan data dari jutaan individu untuk membangun model yang dapat memprediksi berbagai peristiwa kehidupan, mulai dari kesehatan hingga kehidupan sosial.
-
Siapa yang mengembangkan AI yang berbahaya? Pemerintah di seluruh dunia semakin banyak yang memasukkan AI ke dalam alat peperangan. Pemerintah AS mengumumkan pada 22 November bahwa 47 negara bagian telah mendukung deklarasi tentang penggunaan AI yang bertanggung jawab di militer – yang pertama kali diluncurkan di Den Haag pada bulan Februari.
-
Di mana robot bunuh diri di Korea Selatan? Ini merupakan kejadian pertama 'robot bunuh diri' di negara tersebut. Mengutip Daily Mail via Mint, Minggu (21/7), kejadian tersebut menyebutkan bahwa 'Robot Supervisor' itu diduga melakukan bunuh diri pada 26 Juni ketika bagian-bagiannya ditemukan berserakan di bawah tangga antara lantai pertama dan kedua gedung tersebut.
-
Apa yang dilakukan teknologi AI? Mengutip DailyMail, Jumat (6/9), dokumen ini menunjukkan bahwa perusahaan seperti Facebook, Google, dan Amazon mungkin menggunakan teknologi ini untuk menargetkan iklan kepada konsumen. Menurut presentasi yang bocor ini, perangkat lunak tersebut mampu menangkap data niat konsumen secara real-time dan mencocokkannya dengan data perilaku untuk membuat iklan yang lebih relevan.
-
Apa yang bisa diprediksi oleh AI ini? Life2vec, algoritma yang dikembangkan oleh para peneliti, menggunakan pendekatan serupa dengan ChatGPT untuk menganalisis berbagai variabel yang memengaruhi kehidupan seseorang, seperti kelahiran, pendidikan, tunjangan sosial, dan jadwal kerja. Dengan memanfaatkan data anonim dari sekitar enam juta warga Denmark, algoritma ini dapat memprediksi berbagai peristiwa kehidupan dengan tingkat keberhasilan yang mencengangkan.
Salah satu karya pertama GoFig adalah software bernama 'Blast Sim'. Software ini bisa menciptakan simulasi bom bunuh diri. Dengan begitu, jumlah korban bisa dikurangi bahkan aksi terorisme itu bisa ditanggulangi.
Sayangnya, niat mulia Dr. Usmani tidak berjalan mulus setelah mendirikan GoFig. Dia dan istrinya harus mengorbankan harta benda demi kemajuan GoFig.
"Aku dan istriku harus berpikir kreatif untuk mendanai proyek dan membayar karyawan. Kami harus menjual mobil, emas, laptop, dan apa saja yang bisa menghasilkan uang," ungkap pria yang menerima gelar PHD dari universitas di Amerika itu.
Namun pengorbanan itu terbayar lunas saat GoFig memenangkan kompetisi start-up di Pakistan di tahun 2013. Semenjak itu, order software anti teroris terus berdatangan, bukan hanya dari Pakistan namun dari China.
Tidak ingin berhenti di Pakistan, Dr. Usmani lalu bertemu dengan Rob Burns lewat program Eisenhower Fellowship, sebuah program yang mempertemukan seseorang dengan ahli di bidangnya bekerja.
Setelah pertemuan itu, keduanya membuat sebuah start-up lain bernama PredictifyMe, dengan konsep yang sama dengan GoFig. Bahkan, GoFig pun akhirnya diakuisisi oleh PredictifyMe. Bisa dikatakan bila PredictifyMe adalah versi global dari GoFig.
PredictifyMe berhasil melahirkan banyak software yang bisa memerangi terorisme, bahkan sebelum aksi ilegal itu dilakukan. Salah satu yang paling terkenal adalah Soothsayer.
Soothsayer bertugas memantau aktivitas terorisme di Pakistan, Afghanistan, hingga Irak. Hebatnya, software tersebut bisa memprediksi lokasi-lokasi terjadinya bom bunuh diri dengan keakuratan hingga 72 persen!
Bahkan, Dr. Usmani mengaku PredictifyMe telah mengembangkan produk top lain bernama Hourglass. Software tersebut diklaim mampu memperkirakan aksi terorisme yang akan terjadi 5-10 tahun mendatang! Tidak salah bila PredictifyMe bakal jadi musuh besar teroris dunia.
Artikel ini pertama muncul di TechinAsia.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaPerlunya materi pengenalan AI dimasukkan dalam kurikulum formal di bangku sekolah.
Baca SelengkapnyaKabagbanops Densus 88 Polri, Kombes Pol Aswin Siregar mengungkapkan, pegawai BUMN terduga teroris ISIS berinisial DE berencana melancarkan aksi.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaAswin mengatakan, HOK menjadi salah satu simpatisan ISIS. HOK berbaiat dengan ISIS melalui media sosial
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.
Baca SelengkapnyaOpenAI membuat gebrakan baru dengan memperkenalkan Strawberry AI. Kemampuannya dilipatgandakan hingga tak masuk akal.
Baca SelengkapnyaBerikut prediksi teknologi berbasis AI yang akan berubah menyeramkan di 2024.
Baca SelengkapnyaSigit menyebut bahwa ada kelompok yang terafiliasi dengan teroris menumpang aksi saat terjadi perbedaan pendapa
Baca SelengkapnyaIsrael ternyata sudah menggunakan AI dalam sistem senjata kemiliterannya.
Baca Selengkapnya5 Teroris Tersangka Bom Polsek Astana Anyar Ditangkap, Ada Anak Didik Dr Azahari & Simpatisan ISIS
Baca SelengkapnyaDensus 88 mengamankan beberapa komponen elektronik dan bahan peledak
Baca Selengkapnya