Studi Sebut Streaming Pornografi Tak Ramah Lingkungan
Merdeka.com - Streaming video porno secara online ternyata tak ramah lingkungan. Bagaimana tidak, ternyata produksi jumlah karbon dioksida dari industri pornografi setara dengan polusi di satu negara Belgia.
Hal ini bukan bualan semata, pasalnya ini adalah hasil penelitian dari pusat studi Prancis The Shift Project.
Mengutip laman The Independent via Liputan6.com, para peneliti menemukan dampak lain dari streaming video. Di mana, secara keseluruhan, video streaming menciptakan 300 juta ton karbon dioksida tiap tahunnya. Menurut hasil studi, sepertiga dari karbon dioksida itu didapatkan dari streaming video konten pornografi.
-
Bagaimana penelitian dilakukan? Dalam Journal Current Biology, para peneliti memasang speaker dan kamera di sekitar 21 lubang air di South Africa‘s Greater Kruger National selama musim kemarau. Itu dilakukan dari bulan Juni hingga Agustus.
-
Apa yang diteliti? Analisis terhadap lebih dari 4.000 artefak batu yang ditemukan di sebuah pulau di barat laut Australia memberikan gambaran kehidupan suku Aborigin puluhan ribu tahun yang lalu.
-
Siapa yang melakukan penelitian? Para peneliti dari Universitas Cincinnati menangkap tiga ekor piton Burma di sekitar Taman Nasional Everglades, lalu mengukur ukuran rahang mereka. Salah satu dari ular tersebut memiliki panjang tubuh mencapai 5,8 meter, menjadikannya piton terpanjang yang pernah tertangkap di Florida, meskipun bukan yang terberat.
-
Dimana penelitian dilakukan? Studi tersebut melibatkan 1.650 partisipan dari berbagai budaya, termasuk 373 orang dari Tiongkok, 474 dari Jerman, 401 dari Meksiko, dan 402 dari Amerika Serikat.
Penelitian ini dipimpin oleh seorang insinyur bernama Maxine Efoui-Hess yang ahli dalam bidang permodelan komputer. Ia menemukan, konsumsi energi dari teknologi digital meningkat sembilan persen per tahunnya. Padahal, enam puluh persen aliran data dunia berasal dari streaming video online.
Para peneliti menilai, sektor digital perlu diteliti lebih cermat mengingat saat ini ada kebutuhan mendesak untuk mengurangi emisi global.
"Dampak lingkungan langsung ataupun tidak langsung terkait penggunaan teknologi digital kian meningkat dengan cepat," kata peneliti.
Lebih Mencemarkan Lingkungan Dari Penerbangan?
Yang mencengangkan, secara total, teknologi digital memancarkan empat persen emisi gas rumah kaca yang lebih besar dibandingkan penerbangan sipil.
Pergerakan orang membuat video yang berkualitas tinggi diperkirakan mendorong emisi dua kali lipat ketimbang sekarang.
Industri pornografi pun adalah yang sangat bergantung kepada pemasaran online, berbeda dengan film dan televisi yang masih memiliki platform berkarya konvensional.
Penyedia Layanan Harus Faham Dampak
Ilmuwan dari University of Bristol Chris Preist mengatakan, "Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya penyedia layanan digital untuk berpikir lebih hati-hati mengenai dampak dari layanan yang mereka hadirkan."
Preist lebih lanjut mengatakan, bagi individu, mereka tak perlu sering-sering mengganti perangkatnya dan merasa cukup dengan memiliki sedikit perangkat.
"Individu juga harusnya tidak menuntut koneksi internet seluler berkualitas tinggi di manapun, mungkin itu tindakan kecil yang bisa dilakukan oleh individu sebagai pengguna teknologi," kata Preist.
Para peneliti tersebut menyusun lalu lintas video global dengan melihat laporan 2018 yang dipublikasikan Cisco dan Sandvine. Mereka kemudian menghitung berapa banyak listrik yang dibutuhkan untuk menggerakkan lalu lintas video tersebut.
Solusi Kecil
Para peneliti pun memberi rekomendasi, yakni dengan mengurangi pemutaran video secara otomatis atau mentransmisikan video tinggi ketika tidak diperlukan.
Misalnya, mereka menyebut, penyebaran teknologi resolusi tinggi 8K bisa menjadi pemborosan, padahal video berkualitas rendah saja sudah cukup.
"Dari sudut pandang perubahan iklim dan batasan lingkungan, tantangannya bukan melawan pornografi atau membatasi pengobatan jauh, Netflix, atau email. Tantangan sebenarnya adalah menghindari konsumsi berlebihan dan yang dianggap kurang penting," ungkapnya.
Sumber: Tekno Liputan6.comReporter: Agustin Setyo Wardani
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebiasaan menonton film porno bisa berdampak buruk terhadap kehidupan seksual yang dimiliki seseorang.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap bisnis film porno yang menggunakan situs streaming berbayar.
Baca SelengkapnyaTempat kita menyimpan ponsel bisa sangat memengaruhi berbagai hal dalam kesehatan kita terutama terkait kesuburan pria.
Baca SelengkapnyaKebiasaan penggunaan komputer atau laptop terlalu lama bisa menjadi pemicu masalah disfungsi ereksi.
Baca SelengkapnyaFaktor ini hanyalah sebagian kecil dari instrumen lain penyebab kualitas sperma pria menurun.
Baca SelengkapnyaPolusi udara dan polusi suara di sekitar bisa memiliki dampak berbeda bagi pria dan wanita.
Baca SelengkapnyaPMO adalah kegiatan yang sangat merugikan kesehatan.
Baca SelengkapnyaJepang menghadapi masalah serius terkait tingginya tingkat kecanduan pornografi internet, khususnya di kalangan pemuda.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, pekerjaan rumah besar pemerintah saat ini salah satunya membatasi akses internet atau situs porno di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPolisi membongkar industri film porno di Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaSebuah penelitian menunjukkan dampak vaping tidak hanya pada ukuran testis yang mengecil, tetapi juga dapat menghambat gairah seks & mengurangi jumlah Sperma.
Baca Selengkapnya