Teknologi kecerdasan buatan mulai digunakan belanja fesyen
Merdeka.com - Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent (A.I) dan machine learning kian akrab dengan dunia eCommerce. Tak terkecuali untuk produk fesyen.
Menurut CEO Yuna & Co Winzendy Tedja, adopsi AI dan machine learning membantu pembeli mengambil keputusan yang lebih cepat, terutama bagi produk fesyen.
"Sementara di sisi penjual, juga membantu mereka dalam menawarkan aktifitas promosi yang tepat,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Sabtu (16/12).
-
Apa yang dilakukan teknologi AI? Mengutip DailyMail, Jumat (6/9), dokumen ini menunjukkan bahwa perusahaan seperti Facebook, Google, dan Amazon mungkin menggunakan teknologi ini untuk menargetkan iklan kepada konsumen. Menurut presentasi yang bocor ini, perangkat lunak tersebut mampu menangkap data niat konsumen secara real-time dan mencocokkannya dengan data perilaku untuk membuat iklan yang lebih relevan.
-
Dimana AI diterapkan? 'Ada AI terhadap healthcare, ada AI terhadap kosmetik, [AI terhadap] transportasi, dan lain-lain.
-
Apa jenis AI yang banyak dipatenkan? AI Generative adalah jenis kecerdasan buatan yang memungkinkan pengguna menghasilkan konten seperti teks, gambar, musik, audio, dan video.
-
Kenapa permintaan AI meningkat? Kecerdasan buatan (AI) kini terus menjadi berita utama ketika perusahaan dan individu mencoba memanfaatkan kekuatan alat baru.
-
Apa yang dibaca dengan kecerdasan buatan? Misteri gulungan berusia ribuan tahun berhasil dibongkar oleh para ilmuwan menggunakan kecanggihan AI.
-
Bagaimana kecerdasan buatan membantu pekerjaan manusia? Dengan ini, peran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.
Yuna adalah aplikasi fashion matchmaking pertama di Indonesia menggunakan Artificial Intelligent (A.I) dan machine learning. Melalui chatbot, Yuna mempelajari gaya fashion, preferensi pengguna dan memadankannya dengan item-item yang ditawarkan oleh merek-merek fashion.
Berbasis chat message, mulai proses awal pendaftaran, pemilihan gaya yang sesuai, hingga memandu ke brand yang sesuai, chatbot Yuna cukup aktif tampil di aplikasi, membantu pengguna layaknya asisten pribadi yang sesungguhnya.
Pria yang akrab disapa Zendy itu menciptakan Yuna bersama Antonius Murdhani (CXO) dan Roy Prawira (CTO) pada Oktober 2016, Ketiganya percaya untuk mendorong diri mereka dengan inovasi teknologi, pengalaman pengguna (user experience) dan model bisnis, membawa pemikiran baru untuk menjembatani kesenjangan yang ada dalam kategori menggunakan kreativitas.
Bersamaan dengan diperkenalkannya Yuna versi iOS bulan Mei 2017 lalu, aplikasi ini mendapat sponsor dari Garena untuk membuka booth di Tech in Asia Singapura. Bulan Juli 2017 versi android tersedia untuk diunduh dan Yuna bergabung di project Alpha dalam pameran RISE conference Hongkong.
Yuna diberi kesempatan untuk berkompetisi diantara 15 start up teratas di kompetisi G-Startup. Pada Bulan November 2017 Yuna phase kedua peluncuruan yuna dimana memberikan wanita untuk dapat memiliki perjalanan yang komplit dari tahap pencarian sampai pembelian.
“Yuna dibuat untuk membuat dunia fashion inklusif bagi semua orang. Kami percaya bahwa fashion itu seharusnya menyenangkan, mudah dan bebas bagi tiap orang untuk berimajinasi, berekplorasi dan bereksperimen tiap saat. Visi kami agar Yuna membantu memeberdayakan para wanita melalui fashion,” katanya.
Yuna mempermudah wanita menavigasi dunia fashion, mencari inspirasi, mencontoh gaya selebriti idaman, memadu padan ala gaya kita sendiri, berinteraksi dengan para influencer fashion sampai dengan dapat mengekspresikan kehandalan naluri fashion kita sendiri.
Semua itu kini semudah mencapai ujung jari karena mesin pintar Yuna mengkurasikan apa yang diinginkan wanita dengan merek-merek fashion yang tepat dan cermat.
Saat ini telah bergabung 32 merek, lebihdari 500.000 SKU’s memungkinkan jutaan mix and match yang cocok. Ditargetkan pada kuartal kedua 2018 mendatang, Yuna bisa mendapatkan sekitar 100 brand lokal dan asing yang terdaftar.
“Di era hiper personalisasi, Yuna tampil sesuai dengan konten yang tepat dalam mencocokkan preferensi gaya pengguna. Semakin sering pengguna berinteraksi dengan platform, AI yang lebih pintar dan lebih intuitif akan menjadi dan semakin akurat dalam mejodohkan," pungkasnya.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah teknologi terbaru dan tercanggih yang digunakan untuk melengkapi sistem komputer.
Baca SelengkapnyaDengan memanfaatkan AI di tahun 2024, dalam setiap penjualan berpotensi menghasilkan transaksi sebesar USD350 juta.
Baca SelengkapnyaBanyak pengunjung dari berbagai belahan dunia mencoba AR Digital Fashion
Baca SelengkapnyaBerikut adalah barang belanjaan yang selalu dibeli Gen Z di platform e-commerce.
Baca SelengkapnyaPerfect Corp muncul sebagai pionir dalam memberikan solusi bisnis berbasis SaaS yang mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) realitas tertambah (AR).
Baca SelengkapnyaAI kini punya peran fundamental agar pekerjaan selesai lebih efektif dan efisien.
Baca SelengkapnyaPelajari bagaimana machine learning mengubah berbagai industri dan kehidupan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaSaat ini sudah masuk dalam era Artificial Narrow Intelligence (ANI), atau AI yang mengerjakan tugas-tugas yang spesifik.
Baca SelengkapnyaRiset itu menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan yang melengkapi pengalaman belanja konsumen dan bahkan terus bertumbuh setelah pandemi.
Baca SelengkapnyaBukan hanya AI, beberapa teknologi ini diprediksi makin booming di masa depan.
Baca Selengkapnya