Ternyata, perempuan Indonesia masih malu-malu pakai internet
Merdeka.com - XL baru saja meluncurkan layanan khusus untuk perempuan yang dinamakan Sisternet. Layanan ini, diklaim bisa memajukan kaum hawa untuk mendorong kemajuan mereka menggunakan internet. Maklum, latar belakang diciptakannya aplikasi ini adalah kesenjangan jumlah pengguna internet antara laki-laki dan perempuan. Sehingga, XL menciptakan aplikasi Sisternet khusus untuk kaum wanita.
CEO XL, Dian Siswarini mengatakan kesenjangan pengguna internet antarpria dan perempuan sekitar 30 sampai 40 persen.
"Jika dibandingkan dengan negara lain, antara pria dan perempuan tidak terlalu jauh kesenjangannya seperti Indonesia," ungkap Dian.
-
Di mana wanita itu berjalan? Dalam rekaman CCTV tersebut, terungkap pula momen menegangkan saat seorang wanita yang merupakan warga setempat nyaris terkena ledakan. Awalnya, wanita tersebut nampak berjalan di atas trotoar sembari menenteng tas kecil.
-
Apa profesi perempuan tersebut? Perempuan tersebut terlihat sedang menjamu tamunya dengan sangat baik.Mereka kemudian berbincang panjang dan menjelaskan masing-masing latar belakangnya. Perempuan pemilik warung sekaligus tukang pijat itu pun akhirnya mengaku bahwa ia bekerja di bidang tersebut karena terpaksa.
-
Siapa yang menginspirasi wanita Indonesia? Di hari yang istimewa ini, mari kita renungkan kembali semangat yang telah ditanamkan oleh Kartini, yang tidak hanya menjadi inspirasi bagi wanita Indonesia, tetapi juga bagi setiap individu yang bermimpi dan berusaha untuk mencapai kesetaraan di segala aspek kehidupan.
-
Apa keistimewaan perempuan Surabaya? Surabaya Kota ini dikenal sebagai salah satu gudangnya perempuan cantik. Perempuan asal Kota Pahlawan diidentikkan punya kulit kuning langsat. Maia Estianty dan Gisella Anastasia adalah dua di antara banyak perempuan asal Surabaya yang cantik dan berbakat.
-
Siapa wanita tersebut? Wanita tersebut, berpostur sekitar 155 sentimeter diperkirakan hidup bersama suaminya pada abad ke-9.
-
Siapa wanita terkaya di Indonesia? Arini Subianto dikenal sebagai salah satu wanita dengan kekayaan terbesar di Indonesia.
Lebih lanjut, perempuan berkacamata ini menyatakan bahwa angka kesenjangan itu berdasarkan dari hasil survey internal XL di beberapa komunitas perempuan. Dari hasil survey tersebut, kebanyakan perempuan masih enggan menggunakan internet lebih jauh karena ada rasa sungkan.
"Jadi, misalnya mereka takut menggunakan internet kalau ternyata terlalu asik bereksplorasi ternyata kuotanya habis atau juga mereka takut nanti perangkat yang mereka gunakan terkena virus," jelasnya.
Maka dari itu, perusahaan yang dipimpinnya membuat aplikasi untuk para perempuan. Di aplikasi ini, semua informasi dan diskusi bisa dilakukan antar pengguna aplikasi yang dirinya sebut dengan Sisternet.
"Harus ada platform bagi wanita untuk menggunakan internet. Soalnya, kalau para perempuan ini menanyakan melalui anak tentang penggunaan internet, biasanya anak yang gak sabar. Kalau ke suami, suaminya sibuk. Nah, ini tujuan dari aplikasi itu," paparnya sambil tersenyum.
Sementara itu, di sisi lain, menurut Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI), Suryani Sidik Motik mengatakan bahwa perempuan kurang berani mengeksplorasi internet daripada kaum pria. Sehingga berimbas juga pada sikap perempuan untuk memutuskan sesuatu yang cenderung menerima.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi tersebut memunculkan ancaman baru di dunia digital berupa kekerasan digital berbasis gender.
Baca SelengkapnyaBanyak perilaku kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga etika di ruang digital.
Baca SelengkapnyaKehadiran internet di wilayah pedalaman ini jadi pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaMaraknya aksi peretasan dipicu belum maksimalnya penerapan hukum khususnya UU ITE.
Baca SelengkapnyaKementerian PPPA mengungkap penyebab perempuan dan anak rentan menjadi korban perdagangan orang di Indonesia.
Baca SelengkapnyaEmpat dari Lima Orang Indonesia Mudah Tertipu Transaksi Online, Ternyata Ini Penyebabnya
Baca SelengkapnyaGenerasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.
Baca SelengkapnyaDitanya soal negara Eropa, jawaban mereka begitu memprihatinkan.
Baca SelengkapnyaSaat ini baru sedikit pengelola situs internet di Indonesia yang menggunakan domain .id.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survey internet Indonesia 2024.
Baca Selengkapnya