Sensasi Seru Memegang Morea, Belut Raksasa Keramat Khas Maluku
Merdeka.com - Ambon punya keunikan yang begitu beragam, mulai dari kekayaan alam hingga tradisinya yang masih terjaga. Salah satunya dengan keberadan belut raksasa di Larike, Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Belut berukuran besar ini nampak seperti hewan buas. Warga Desa Larike menyebutnya dengan morea. Belut-belut ini sudah ada sejak ratusan tahun silam. Selama itu, penduduk setempat tidak pernah memburunya untuk dijadikan makanan.
Warga Desa Larike menganggap morea menjadi penjaga mata air Wailela. Tradisi yang berkembang dipercaya apabila kedapatan mencuri bahkan membunuh mereka akan mendapat hukuman. Terlepas itu, hewan keramat ini menjadi perhatian para wisatawan untuk singgah dan mengenal lebih dekat belut raksasa khas Maluku. Memegang morea harus dengan hati-hati, meskipun begitu sulit namun cukup seru.
Air tawar Wailela yang jernih terhubung dengan laut. Mengingat, lokasi Desa Larike yang berbatasan langsung dengan Laut Banda.
-
Siapa yang melihat makhluk menyeramkan di Taman Maluku? Ketika tim DANUR 2: MADDAH akan syuting di taman ini, ada cerita menarik. Risa Saraswati, sang penulis DANUR, menggelar sebuah acara-alunan misteri. Dalam acara tersebut, Prilly Latuconsina mengaktifkan indera ke-6nya, sehingga dapat melihat makhluk yang tidak terlihat oleh mata biasa.
-
Bagaimana Laba-laba merak jantan menarik perhatian betina? Laba-laba merak jantan menunjukkan warna-warna cerah di perut mereka dan mengangkat kaki mereka sambil bergerak di sekitar betina, menampilkan tarian kawin yang rumit.
-
Dimana makhluk ini ditemukan? Ikan ini ditemukan di ngarai bawah laut yang dalam di lepas pantai Nova Scotia.
-
Dimana habitat Belut Serigala? Wolf Eels, dengan ukuran yang dapat mencapai 8 kaki, 2 inci, mendominasi habitat Rocky-Reef di pantai Pasifik Amerika Utara, mulai dari Baja California utara hingga Pulau Kodiak, Alaska; serta ke arah barat hingga Rusia dan selatan hingga Laut Jepang.
-
Kenapa Belut Serigala terlihat ganas? Wolf Eels tidak hanya terletak pada penampilannya yang mencolok, tetapi juga pada sifatnya yang lambat dan temperament yang berlawanan dengan kesan ganas yang mungkin tampak pada pandangan pertama.
-
Dimana ular ditemukan? Brooke Bonilla, wanita asal Texas ini kebelet untuk ke kamar mandi pada tengah malam. Tetapi, alangkah kagetnya Brooke saat membuka penutup WCnya, ada ular sedang mengawasinya.
Belut Raksasa Morea©2021 Merdeka.com/Eddie Likumahua
Ukurannya yang besar membuat belut morea dijuluki raksasa. Tidak seperti belut pada umumnya. Morea nampak besar, melebihi lengan orang dewasa. Morea bebas berenang dan berkeliaran di sepanjang aliran mata air Wailela. Karakteristik belut dengan tubuh yang licin juga melekat pada morea. Pengunjung diperbolehkan mengelus-elus dan memegang belut morea.
Waktu yang tepat melihat belut morea adalah sore hari. Saat itulah menjadi jam biologis belut raksasa ini mencari makanan. Mangsa alami predator ini ialah ikan-ikan kecil. Selain itu belut juga punya pawang khusus, yang akan memanggil belut berkumpul kapan saja. Pawang akan memanggil belut dengan menggunakan telur mentah dan ikan kecil. Bau amisnya akan membuat belut berdatangan.
Belut Raksasa Morea©2021 Merdeka.com/Eddie Likumahua
Beginilah penampakan morea alias belut raksa penghuni Wailela. Morea juga sering dijuluki sebagai sidat. Sorot matanya begitu tajam memperhatikan sekelilingnya. Morea mampu tumbuh panjang mencapai 2 hinggga 2.5 meter. Dan memiliki berat 10 kg hingga 30 kg. Hewan ini punya nama ilmidan punya dua kehidupan, di air tawar dan air laut.
Siklus kehidupan morea dewasa akan memijahkan telur di laut. Telur yang sudah menetas menjadi larva akan hidup sesaat di laut hingga berukuran benih atau glass eel. Setelah itu anakan belut akan berenang kembali ke perairan tawar hingga tumbuh besar.
Belut Raksasa Morea©2021 Merdeka.com/Eddie Likumahua
Belut raksasa atau morea di sungai Wailela begitu banyak. Meskipun siklus hidupnya begitu lama, namun jumlahnya selalu meningkat. Pasalnya, tak hanya menghindari perburuan, warga Larike juga sering memberikan belut makan. Morea akan bersembunyi di dalam lubang dan celah bebatuan. Kejernihan airnya membuat belut betah dan mudah dilihat dari atas permukaan air.
Susah-susah gampang memegang belut Morea. Tubuhnya yang licin menyulitkan untuk menghentikan morea. Namun setelah dihadapkan denga umpan, morea akan berkumpul dalam jumlah puluhan, itulah saat yang tepat memegang belut raksasa ini. Jangan khawatir, meskipun besar, morea termasuk hewan di alam liar yang jinak. Ratusan tahun morea hidup berdampingan bersama masyarakat Larike.
Belut Raksasa Morea©2021 Merdeka.com/Eddie Likumahua
Jenis belut di Larike sama dengan yang ada di sungai Waiselaka Desa Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah yang lebih dulu terkenal. Namun Morea di Larike lebih alami karena tak begitu banyak orang mengtahuinya.
Secara alami morea berkembang biak di Larike. Jika ingin mengundang morea muncul, disarankan untuk membeli ikan mentah sebagai pakan Morea. Tak ada tarif khusus memasuki sarang morea ini. Kekayaan alam dan tradisi menyatu mempertahankan keberadaan morea di Negeri Larike. (mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di Maluku, ada sebuah hewan yang sudah hidup berdampingan dengan warga selama ratusan tahun lamanya.
Baca SelengkapnyaPasar Beriman Tomohon dikenal menjual daging dari binatang-binatang tidak lazim. Bahkan, hewan-hewan yang dijual bisa membuat bulu kuduk meremang.
Baca SelengkapnyaMasyarakat percara dulu goa itu digunakan sebagai petilasan Sunan Kalijaga.
Baca SelengkapnyaPulau ini menawarkan daya tarik wisata unik, mulai dari habitat burung langka hingga wisata budaya
Baca SelengkapnyaDesa wisata di dekat Danau Toba ini menyajikan pemandangan alam yang menakjubkan.
Baca SelengkapnyaVideo ini viral di media sosial dan telah ditonton jutaan kali di TikTok.
Baca SelengkapnyaJika ingin melihat kura-kura belawa, bisa mampir ke Desa Belawa di Lemah Abang Cirebon.
Baca SelengkapnyaMakanan Indonesia ini dinilai ekstrem karena terbuat dari bahan yang tak biasa. Apa saja itu?
Baca SelengkapnyaMemanggil ikan memakai peluit merupakan bagian dari tradisi warga di Pantai Bakaro sejak puluhan tahun silam
Baca SelengkapnyaObjek wisata yang satu ini cocok bagi pengunjung atau wisatawan yang gemar dengan suasana alam yang asri dan tidak begitu banyak orang.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, keberadaan makanan yang satu ini masih lestari. Pasalnya masyarakat masih terus mengonsumsinya hampir setiap hari.
Baca Selengkapnya