Jenderal TNI Andika Ungkap Ada Istri Anggota Ditolak RS, Singgung Soal Nyawa Manusia
Merdeka.com - Wabah Covid-19 masih mengkhawatirkan. Jumlah pasien positif kian bertambah di Tanah Air. Berbagai kisah mewarnai masa pandemi ini. Salah satunya dari seorang ibu hamil yang tidak disangka merupakan istri anggota TNI.
Awalnya dinyatakan sebagai PDP, dia ditolak sekian kali oleh rumah sakit. Meski air ketuban telah keluar dan terjadi pembukaan.
Jenderal TNI Andika begitu terkejut mengetahui hal tersebut, hingga menyinggung soal nyawa manusia. Dilansir dari channel Youtube, TNI AD, simak informasinya berikut ini.
-
Bagaimana Andika Perkasa jadi Panglima TNI? Perjalanan karirnya mencapai puncak saat diangkat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada tahun 2018, dan karier militernya mencapai puncak dengan penunjukan sebagai Panglima TNI pada tahun 2021.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa anggota TNI AD ditemukan tewas? Saat ditemukan pada tubuh korban terdapat luka di bagian lengan kanan dan kepala bagian belakang.
-
Apa yang membuat netizen terkejut? Berhasil Bikin Netizen Terkejut Roby membagikan kebahagiaannya melalui unggahan di akun Instagram pribadinya. Banyak yang terkejut namun ikut bersukacita saat mengetahui berita tersebut.
-
Kenapa TPU Cikadut jadi penting saat pandemi Covid-19? Hal itu menjadikan area pemakaman tersebut sebagai lokasi penunjang dari ratusan pasien yang meninggal dunia.
Jenderal Andika Tidak Menyangka, Istri Anggota TNI
Teleconference Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa bersama RSPAD Gatot Subroto kala itu menyinggung terkait ibu hamil yang mengalami pembukaan. Kondisinya telah dinyatakan positif Covid-19.
Terjadi percakapan antara Jenderal Andika bersama dr. Yenny Purnama, dokter spesialis anak RSPAD. Tidak disangka, Andika tercengang bahwa keluarga anggota TNI yang positif mengalami penolakan di beberapa rumah sakit dengan kondisi sudah pecah ketuban.
"Coba laporkan bayi yang lahir dari ibu yang pasien PDP kemarin," ujar Jenderal Andika.
"Dari Swab yang pertama hasilnya negatif. Swab yang kedua belum ada hasil, mungkin siang ini atau besok pagi. Andai dua kali swab bagus, bisa kita pulangkan," jawab dokter Yenny.
"Kendalanya adalah, pasien ini akan dirawat oleh ayahnya. Sedangkan ayahnya sedang kita lakukan swab ulang. Karena dikhawatirkan kontak erat dengan ibunya," kata Yenny.
"Jadi yang ini itu tentara to?" papar Andika.
Jenderal Andika: Kalau Terlambat akan Meninggal
Dalam rapat tersebut, Kasad Jenderal Andika Perkasa menyampaikan informasi yang diterima. Pasien hamil sempat ditolak di beberapa rumah sakit dan akhirnya baru diterima saat ke RSPAD Gatot Soebroto.
"Saya dapat info soalnya. Jadi, si ibu istri Pratu ini rupanya sudah ke satu atau dua rumah sakit sebelum ke RSPAD tetapi ditolak. Ditolak, nah kemudian akhirnya minta tolong benar di RSPAD itu. Di RSPAD kemudian diterima, sehingga sampai melahirkan. Dan itu sudah pecah ketuban, sehingga kalau terlambat itu pasti akan meninggal," ungkap Kasad Jenderal Andika Perkasa saat di dalam rapat dengan pihak RSPAD Gatot Soebroto.
Hasil Rapid Test dan Swab Positif
Kisah haru penuh drama ini dibawa dalam rapat. Saat Andika menanyakan kebenaran informasi terkait kondisi pasien saat masuk RSPAD. dr. Yenny membenarkan kondisi pasien sudah mengalami pecah ketuban dan segera ditangani di UGD.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Menurut informasi, demikian bapak. Jadi, lahir di UGD, sempat pecah ketuban. Kemudian, rapid test nya positif. Kemudian, kita lakukan swab di RSPAD dan dinyatakan positif (Covid-19)," papar dr. Yenny.
Penerimaan Pasien Ibu Hamil
RSPAD Gatot Soebroto menerima pasien ibu hamil yang hendak melahirkan pada Jumat (22/5). Dr. Nisa Fathoni, dokter spesialis kandungan dan kebidanan mengaku, bahwa pasien sudha mengalami mulas teratur dan tanda pembukaan.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Dan dari pemeriksaan kami, sudah dalam proses persalinan pembukaan empat. Kemudian, dari ketuban sudah mulai keluar dan akhirnya observasi berikutnya pasien di pembukaan enam. Di kurang lebih jam 8.15 WIB, kami monitor bahwa pasien pembukaan sudah lengkap. Sehingga, pertolongan persalinan sudah mulai kami lakukan" ujar dr. Nisa.
Takut dengan Kondisi Kandungan
Istri dari seorang Pratu TNI ini tentu saja merasa begitu cemas dan takut. Terlebih pada kondisi bayi dalam kandungan. Sebelumnya, pasien bernama Dyah Setyaningrum ini berstatus sebagai PDP. Semakin khawatir semenjak rapid test lagi, hasilnya positif Covid-19.
"Saya takut, takut saya. Jadi, saya takut seperti apa ya, kalau misalkan kandungan saya bagaimana. Anak saya yang berada di kandungan seperti apa nanti," kata Dyah.
Pasien Khawatir dengan Keluarga
Rasa khawatir yang timbul bukan hanya pada bayi yang akan lahir. Melainkan juga pada kondisi anak pertama, serta suaminya, Pratu Didi Prasetyo Nugroho. Seorang anggota Sekolah Tinggi Hukum Militer Ditkumad.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Terus, (kondisi) anak saya nomor satu, suami saya, semuanya," sambungnya.
Takut Dikucilkan
Rasa takut yang semakin memuncak, bukan hanya mengenai keadaan keluarga. Wanita berhijab ini khawatir akan dikucilkan oleh tetangga sekitar, lantaran status PDP yang mendera telah menjadi positif Covid-19.
"Saya takut juga dikucilkan. Lebih takut lagi, saya nanti harus ke mana, saya harus lahiran di mana," ungkap Dyah tak kuasa menahan kesedihannya.
Tantangan Bagi Tim Medis
Usai dilakukan serangkaian tes, pasien Covid-19 ini menjadi tantangan besar bagi tim medis yang membantu proses persalinan. Apalagi selama proses persalinan, banyak ditemukan cairan tubuh dari istri prajurit TNI ini.
"Tantangan yang kami temui adalah karena bagaimana pun pada proses persalinan, akan ada paparan dari cairan tubuh dari pasien baik itu darah maupun ketuban dan juga paparan dari aerosol, yaitu percikan dari droplet atau cairan dari mulut pasien. Di mana cairan tubuh dan droplet ini adalah salah satu sumber penularan yang sangat krusial," papar dr. Nisa Fathoni.
Prosedur yang Diambil Tim Medis
Mengetahui bahwa pasien telah positif Covid-19, tim medis harus melaksanakan dan menaati aturan sesuai prosedur. Baik dari pakaian perlindungan diri, ruangan, serta tata laksana berikutnya.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Sehingga, kita harus melindungi diri dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat. Dan juga untuk ruangan yang digunakan yaitu ruangan dengan tekanan negatif dan juga prosedur isolasi pasien untuk tata laksana selanjutnya," tambah Nisa.
Dua Tim Medis
Selain prosedur tadi, tim medis RSPAD Gatot Soebroto juga mengupayakan penanganan lain. Sejak mendengar ada bayi akan lahir dari ibu positif Covid-19, dr. Yenny langsung membentuk dua tim, yakni tim penjemputan dan tim perawatan.
"Tim yang menjemput pun, tim yang sudah terlatih dan menggunakan APD level 3. Ketika menjemput, kita menggunakan inkubator. Harapan kita, inkubator tersebut sudah steril. Sehingga, bayi tidak akan menularkan (Covid-19) ke orang lain," kata dr. Yenny.
Pratu Didi Prasetyo Nugroho Positif Covid-19
Sesuai dengan kebijakan dan protokol. Pratu Didi Prasetyo selaku ayah dari bayi harus melakukan tes swab dan rapid Covid-19. Teruatam sering kontak erat dengan sang istri.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Tes rapid dan swab di kami (RSPAD Gatot Soebroto), pada tanggal 24 April 2020 yang hasilnya bapaknya pun positif," jelas Titin Nurmaningsih, kepala ruang bayi RSPAD Gatot Soebroto.
Dirawat Satu Kamar dengan Sang Istri
Pratu Didi juga dinyatakan positif Covid-19, sehingga pihak rumah sakit memutuskan untuk menggabungkan ruangan mereka.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Kebijakan dari pimpinan kami juga, saat itu ibu dan bapak bayi dijadikan satu ruangan saat perawatannya," tambah Titin.
Karantina dan Monitor Perkembangan Covid-19
Selanjutnya Pratu Didi dikarantina di di Paviliun Soehardo, RSPAD Gatot Soebroto. Dirinya sudah melakukan tes swab sekitar 4 kali guna memastikan kondisi bila ingin mendekati bayi.
"Hasil saya juga reaktif, kemudian saya diisolasi di IGD sambil menunggu administrasi. Kemudian selesai itu saya dibawa ke Paviliun Soehardo. Diswab sudah sampat empat kali. Pertama, hasilnya masih positif, swab kedua negatif, swab ketiga masih positif semua," ungkap Didi.
Bayi Lahir Bugar dan Sehat
Dokter Yenny menjelaskan, bayi tersebut lahir dengan kondisi bugar dan sehat. Karena lahir dari ibu yang terinfeksi Covid-19, maka pihak medis menganggapnya sebagai bayi yang kontak sangat erat, dan harus dilakuakn swab.
"Sehingga bayi tersebut kita rencanakan swab dua kali, 24 jam dan 48 jam. Swab pertama dan kedua, 24 jam dan 48 jam ternyata negatif. Dan diputuskan bahwasanya bayi ini tidak tertular," ujar dr. Yenny Purnama.
Kuasa Allah SWT
Mengetahui keadaan anak pertama serta buah hati keduanya tidak terpapar Covid-19, Dyah begitu lega. Dia menganggap ini semua sebagai kuasa Allah SWT.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Mereka semua negatif. Anak saya yang pertama selama ini kan tidur sama saya, saya enggak menyangka juga kalau dia negatif. Anak saya yang saya kandung selama 9 bulan kayak gitu, dia juga negatif. Jadi, saya enggak menyangka saja. Ini keajaiban lah," tutup pasien Covid-19 usai melahirkan tersebut. (mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut momen saat eks Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa tiba-tiba dihampiri cewek.
Baca SelengkapnyaMomen haru upacara persemayaman Kopda Hendrianto. Isak tangis keluarga kehilangan Kopda Hendrianto.
Baca SelengkapnyaTim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan.
Baca SelengkapnyaTim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah Panglima TNI saat awal pernikahan dengan sang istri.
Baca SelengkapnyaPria berseragam TNI tendang kepala warga karena menabrak istrinya yang lagi hamil.
Baca SelengkapnyaVideo merekam momen pamitan prajurit TNI dengan istri polwan sebelum berangkat tugas ke Papua.
Baca SelengkapnyaSeolah tak rela berpisah, prajurit Kowad TNI sekaligus ajudan wanita ini menangis melepas sosok Letjen TNI Arif Rahman.
Baca SelengkapnyaAndika Perkasa mengaku tak dikenali anaknya semasa bertugas di daerah operasi militer. Bagaimana kisahnya?
Baca SelengkapnyaJenderal (Purn) Andika Perkasa ziarah ke makam Bung Hatta bersama keluarga.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, kisah asmaranya bersama sang istri rupanya diawali dengan perjodohan. Awalnya, sang istri justru merasa enggan.
Baca SelengkapnyaSyarif tak bisa menahan tangis ketika dipasangkan pangkat oleh rekan-rekannya.
Baca Selengkapnya