Kisah Gatot Nurmantyo: Jenderal Pertama Ikut Pendidikan Kopassus, Makan Ular di Hutan
Merdeka.com - Komando Pasukan Khusus atau Kopassus merupakan salah satu pasukan tempur terbaik yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat. Tak heran, jika menjadi prajurit Baret Merah merupakan impian banyak orang. Salah satunya ialah Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo.
Menjadi prajurit Kopassus merupakan cita-cita Gatot sejak kecil. Hanya saja, takdir justru membawanya bertugas di baret hijau Kostrad sepanjang karirnya di TNI AD sampai menjadi seorang Panglima.
Meski begitu, tekadnya untuk bergabung bersama Kopassus untuk mendapatkan baret merah tak pernah padam. Di usianya yang ke-55 tahun dengan pangkat jenderal, Gatot lulus sebagai prajurit Kopassus dan dilantik pada 2 September 2014 lalu. Berikut kisahnya:
-
Bagaimana Untung Pranoto masuk Kopassus? Dia mencoba mendaftar lagi. Setelah cukur rambut dan berpenampilan rapi. Berbekal ijazah SD dan SMP, serta restu ibunya, Untung kembali mendatangi bagian pendaftaran.'Kalau saya tidak jadi tentara, maka saya akan jadi bajingan,' gumam Untung waktu itu.Rupanya Tuhan mendengar doa pemuda itu. Untung diterima masuk TNI sebagai Prajurit Dua. Pangkat terendah di TNI AD.
-
Bagaimana Kopassus dilatih? Para prajurit Kopassus dilatih dengan standar tinggi dalam berbagai bidang seperti pertempuran, penyelamatan sandera, pengintaian, dan tindakan-tindakan khusus lainnya, menjadikan mereka salah satu pasukan elit terbaik di Indonesia.
-
Siapa yang masuk Taruna Nusantara? Acha, putri sambung Juliana Moechtar, memiliki paras yang cantik dan menawan.
-
Kenapa Soegito memutuskan masuk Akademi Militer? Pemuda sederhana yang tinggal menumpang di rumah kakaknya itu cuma berpikir, di mana lagi sekolah gratis dan dibiayai negara kalau bukan di Akademi Militer.
-
Bagaimana Jenderal R Hartono menjadi Kasad? 'Kalau di infanteri kan saingan banyak, sedangkan di kavaleri lebih sedikit. Akhirnya saya dipilih Presiden Soeharto menjadi Kasad pertama dari Kavaleri,' kenang R Hartono.
-
Kenapa Kartosoewirjo mendirikan NII? Kartosoewirjo mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) pada tahun 1949, dengan tujuan untuk mendirikan negara Islam yang independent di Indonesia.
Keinginan Almarhum Ibunda Bergabung dengan Kopassus
Gatot Nurmantyo mengatakan jika sebelum mendaftar masuk Akademi Militer, ia mengungkap keinginan ibundanya agar dirinya menjadi anggota RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat), nama Kopassus saat itu. Hal ini dikarenakan tempat tinggal ibunya di Cilacap tidak jauh dari pusat pendidikan Kopassus. Namun, setelah lulus dari Akmil pada tahun 1982, takdir justru membawa Gatot untuk bertugas di satuan baret hijau Kostrad hingga menjadi seorang panglima.
Jenderal Pertama yang Ikut Pendidikan Kopassus
Meski telah berhasil menjadi seorang Panglima TNI, mimpi Gatot menjadi prajurit Kopassus ternyata tak pernah padam. Kesempatan tersebut datang saat dirinya menjadi orang nomor satu di Angkatan Darat pada tahun 2014. Ia meminta kepada Danjem Kopassus, Mayjen Agus Sutomo untuk membawanya mengikuti sekolah komando. Awalnya, Agus Sutomo menolak dan mengatakan jika Gatot akan langsung diberikan baret kehormatan yang memang biasanya diserahkan pada perwira tinggi dan para kepala staf.Namun, Gatot bersikeras ingin mendapat baret merah tersebut melalui jalur normal yakni sekolah komando yang katanya disebut bagaikan neraka yang ada di bumi. Untuk itu, Gatot merupakan jenderal bintang empat pertama yang mau mengikuti sekolah komando yang biasanya diperuntukkan untuk para prajurit muda.
Youtube/Monkey D Garp News Online ©2020 Merdeka.com
Gatot Ikuti Sekolah Komando Sama Seperti Prajurit Lain
Kopassus merupakan satuan khusus yang memiliki kemampuan luar biasa dan ditugaskan menangani masalah-masalah berat. Dengan moto "Berani, Benar, Berhasil", anggota Kopassus mudah dikenali dengan baret merah yang disandangnya, sehingga pasukan ini sering disebut sebagai pasukan baret merah.Tentu bukanlah hal yang mudah untuk bisa bergabung sebagai anggota Kopassus. Untuk mendapatkan baret merah dan brevet komando kebanggaan korps tersebut, prajurit harus melewati pelatihan khusus yang nyaris melewati kemampuan batas manusia. Salah satunya ialah pelatihan survival. Dalam Pelatihan Survival, calon Prajurit komando harus bisa hidup di hutan dengan makanan alami yang tersedia di hutan. Dengan latihan ini Prajurit Komando harus bisa membedakan tumbuhan yang beracun dan dapat dimakan, dan juga mampu berburu binatang liar untuk mempertahankan hidup.
Youtube/Monkey D Garp News Online ©2020 Merdeka.com
Momen saat Gatot Latihan Survival di Tengah Hutan
Dalam video yang diunggah di kanal Youtube Monkey D Garp News Online, merekam momen saat Gatot tengah menjalani pendidikan menjadi prajurit Kopassus. Meskipun ia memiliki pangkat seorang jenderal, dalam pendidikan tersebut ia tetap diberlakukan sama seperti prajurit lain. Menjadi siswa komando berarti melepaskan pangkat. Semua diperlakukan sama. Gatot pun merasakan direndam tengah malam di Danau Situ Lembang yang airnya sedingin es. Dia juga merasakan melempar pisau, melintas medan puluhan kilo meter dan mengikuti latihan Sandi Yudha.
Youtube/Monkey D Garp News Online ©2020 Merdeka.com
Dalam video berjudul 'Jendral Gatot Nurmantyo Pembaretan Kopassus' juga merekam momen saat Gatot dan prajurit yang lain mengikuti pelatihan survival di tengah hutan. Dalam video terlihat bagaimana Gatot dan prajurit lain diuji untuk bertahan hidup di tengah hutan dengan perbekalan seadanya. Mereka minum air yang berasal dari batang pohon, dan memakan ular liar yang ada di hutan untuk bertahan hidup.
Youtube/Monkey D Garp News Online ©2020 Merdeka.com
Gatot Nurmantyo Berhasil Lulus dari Sekolah Komando
Setelah menjalani berbagai rangkaian pelatihan, Gatot Nurmantyo akhirnya dinyatakan lulus sebagai prajurit komando. Dalam upacara di tepi Pantai Permisan Cilacap, Mayjen Agus Sutomo memasangkan baret merah dan menyematkan brevet komando di dada Gatot pada tanggal 2 September 2014. Dalam sambutannya, Gatot mengaku bangga bisa bergabung bersama keluarga besar Kopassus.
Youtube/Monkey D Garp News Online ©2020 Merdeka.com
"Bahwa yang namanya prajurit tidak ada bedanya antara prajurit dua dan jenderal. Saya bangga menjadi keluarga besar Kopassus. Sampai bertemu di medan pertempuran. Komando!" teriak Gatot di depan ratusan prajurit baret merah."Komando! Komando! Komando!" jawab prajurit lain. Setelah dilantik, masih dengan baret merah, baju belepotan lumpur dan muka coreng moreng, Gatot langsung terbang menuju makam orang tuanya. Dia Memberi hormat dengan takzim dan menyampaikan amanah ibunya puluhan tahun lalu telah terlaksana. (mdk/khu)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah seorang pemuda berjuang mati-matian agar bisa jadi tentara hingga pernah gagal masuk Kopassus.
Baca SelengkapnyaSoeharto menjadi lulus terbaik pendidikan polisi. Kalau sekadar baris berbaris, dia sudah mahir lantaran pernah mengikuti pendidikan tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaWahyudi kemudian mengaku sedikit merasa lebih santai ketika dia akhirnya menjabat sebagai Dandim.
Baca SelengkapnyaBegini foto lawas jenderal marinir saat tugas di dalam hutan. Gayanya bikin pangling bak rambo.
Baca SelengkapnyaIni kesaksian Soeharto saat revolusi terjadi. Apa yang sedang dikerjakannya?
Baca SelengkapnyaSoeharto memilih menjadi serdadu kolonial adalah pilihan realistis untuk lepas dari kemelaratan.
Baca SelengkapnyaBocah yang dulu berjualan rokok dan kemenyan itu menjadi orang nomor satu di tubuh TNI AD.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini terjadi dalam sebuah pertempuran. Marahkah Soeharto dipanggil monyet?
Baca SelengkapnyaBegini pengalaman prajurit TNI saat pendidikan, ketiduran sampai dicari pelatih.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok empat 'anak kalong' yang mengikuti jejak sang ayah menjadi prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaSukarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Kenapa Soeharto baru mengetahuinya dua hari kemudian?
Baca SelengkapnyaMomen Mayjen Kunto Arif Wibowo ikut nyemplung ke sungai saat kunjungan kerja ke Sumatera Selatan.
Baca Selengkapnya