Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Kesaktian Jenderal Soedirman, Punya Jimat Ampuh Tak Ada Tandingannya

Kisah Kesaktian Jenderal Soedirman, Punya Jimat Ampuh Tak Ada Tandingannya jenderal soedirman. liputan6.com

Merdeka.com - Panglima Besar Jenderal Soedirman akan terus dikenang sepanjang masa. Berkat kepawaiannya memimpin perjuangan gerilya, kini bangsa Indonesia mampu merasakan kemerdekaan.

Kisahnya saat melakukan perang gerilya pada tahun 1948 santer beredar nan menjadi sejarah di Tanah Air. Jenderal Soedirman berhasil mengecoh Belanda yang berusaha menangkapnya.

Ia disebut memiliki jimat ampuh untuk melindungi dirinya dari serangan agresor Belanda kala itu. Lantas, jimat apa sebenarnya yang dimiliki sang Perwira tinggi pertama di Indonesia tersebut? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Bukan Keris

Banyak cerita mengenai kesaktian yang dimiliki mendiang Jenderal Soedirman. Dari banyaknya kisah dari mulut ke mulut tersebut, ada satu cerita yang hendak diluruskan oleh keluarga.

Dilansir dari kanal YouTube RRI NET Official, cucu dari mendiang Jenderal Soedirman, Ganang Priambodo Soedirman menuturkan, jimat sebagai pelindung sang Jenderal bukan lah keris atau berbagai senjata tradisional lainnya.

"Ada yang menyebutkan juga, Jenderal Soedirman itu punya jimat yang menjadi mantranya. Mungkin bisa dikatakan keris-keris begitu ya Pak ya?" tanya sang presenter.

"Enggak, begini. Ketika itu memang dari ayahanda kemudian ada peninggalan ada ya, tapi kemudian kami melihat lebih baik hal itu diserahkan ke museum supaya bisa menjadi manfaat, sejarah," ujar Ganang.

"Tapi kalau kesaktian, logika beliau sakit begitu ya kalau ada yang cerita beliau mengangkat keris begitu lalu ada pesawat jatuh, logikanya ya kakeknya ini (Jenderal Soedirman) nunjuk-nunjuk saja tidak usah gerilya. Kan begitu," sambungnya.

Ajak Berdzikir dan Tahlil

Genderang perang berbunyi, jantung berdegup kencang tatkala penduduk Yogyakarta tengah didatangi pasukan Belanda saat menikmati kemerdekaan pada 19 Desember 1948. Bung Karno menyarankan agar Jenderal Soedirman beristirahat lantaran terbujur sakit dan tak melakukan gerilya.

jenderal soedirman

©2021 Merdeka.com

Jenderal Soedirman tak mengindahkan. Sesampainya di Kediri, pasukan Belanda tiba-tiba menemukan persembunyiannya. Sejurus kemudian, pahlawan revolusi ini mengajak para prajurit untuk menggelar dzikir.

"Mari kita berdzikir agar diberi pertolongan Allah. Jangan sekali-kali di antara tentara kita ada yang menyalahi janji menjadi pengkhianat nusa, bangsa, dan agama. Harus kamu senantiasa ingat bahwa perjuangan selalu memakan korban. Jangan sekali-kali membuat rakyat menderita," ucap Jenderal Soedirman yang diperankan sang cucu dalam sosio drama HUT ke-72 TNI di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017).

Dilaporkan Pengkhianat

Keberadaan Jenderal Soedirman yang diketahui Belanda tersebut rupanya dilaporkan oleh salah seorang prajuritnya. Kendati demikian, Jenderal Soedirman sebenarnya mengetahui hal ini.

Anehnya, tak ada satu pun pasukan Belanda yang mempercayai sang pengkhianat bangsa Indonesia tersebut mengenai identitas Jenderal Soedirman. Saat sang pengkhianat menunjuk Jenderal Soedirman, ia malah ditembak mati.

Sang jenderal memang diketahui ahli strategi dalam berperang dan mengecoh lawan. Meski markasnya berhasil ditembus, namun Belanda tetap gagal menangkap dirinya.

Jimat Sakti Jenderal Soedirman

Tak sedikit yang lantas kebingungan melihat kejadian tersebut. Banyak prajurit Jenderal Soedirman yang lantas bertanya mengenai jimat sakti hingga sang jenderal bisa lolos begitu mudahnya dari serangan lawan.

rahasia kesaktian jenderal soedirman

©2021 Liputan6.com

"Setelah kejadian tersebut, banyak anak buah Pak Dirman yang menanyakan jimat apa yang dipakai sehingga tentara Belanda sulit menangkapnya," dikutip dari laman NU.

Rupanya, Jenderal Soedirman memiliki tiga jimat yang selalu dipegang teguh. Tiga hal itu adalah selalu menjaga wudhu, salat tepat waktu, serta mengabdi pada bangsa dan negara.

"Sang Panglima Besar hanya menyebut tiga hal: tidak pernah putus dari keadaan wudhu, shalat lima waktu tepat waktu, dan mengabdikan diri bukan untuk keluarga, golongan, atau partai, tapi untuk bangsa dan negara," dikutip dari laman NU.

(mdk/mta)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Soeharto Disebut Kebal Peluru, Benda Ini Diduga Jadi Jimatnya
Soeharto Disebut Kebal Peluru, Benda Ini Diduga Jadi Jimatnya

Benda itu melingkar di pinggang Soeharto. Tak pernah lepas selama peperangan.

Baca Selengkapnya
Sosok Panglima TNI Termuda, Dilantik saat Usianya Baru 29 Tahun
Sosok Panglima TNI Termuda, Dilantik saat Usianya Baru 29 Tahun

Indonesia pernah memiliki seorang Panglima TNI termuda yang menjabat saat masih berusia 19 tahun, ia adalah Jenderal besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman.

Baca Selengkapnya
6 Tokoh Pahlawan Nasional dari Jateng Beserta Jasanya bagi Indonesia, dari Tokoh Militer hingga Pendiri Media
6 Tokoh Pahlawan Nasional dari Jateng Beserta Jasanya bagi Indonesia, dari Tokoh Militer hingga Pendiri Media

Walaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah

Baca Selengkapnya
Daftar Tiga Operasi Militer yang Membuat Soeharto Diangkat Jadi Jenderal Besar Bintang Lima
Daftar Tiga Operasi Militer yang Membuat Soeharto Diangkat Jadi Jenderal Besar Bintang Lima

Hanya ada tiga jenderal besar dalam sejarah Indonesia. Apa yang membuat Soeharto menjadi salah satu penerimanya?

Baca Selengkapnya
Sisi Lain Mayjen Sungkono Pertaruhkan Nyawa Demi Surabaya, Sebelum Perang Selalu Jahit Pakaiannya Sendiri
Sisi Lain Mayjen Sungkono Pertaruhkan Nyawa Demi Surabaya, Sebelum Perang Selalu Jahit Pakaiannya Sendiri

Keterampilannya menjahit tak bisa dipisahkan dari masa kecilnya

Baca Selengkapnya
Mengenang Peristiwa Serangan Umum Surakarta, Bersatunya Rakyat dalam Pertempuran 4 Hari
Mengenang Peristiwa Serangan Umum Surakarta, Bersatunya Rakyat dalam Pertempuran 4 Hari

Serangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.

Baca Selengkapnya
Sosok Datuk Mujib Guru Spiritual Soekarno yang Disebut Keramat, Keturunan Raja Sulawesi
Sosok Datuk Mujib Guru Spiritual Soekarno yang Disebut Keramat, Keturunan Raja Sulawesi

Datuk Mujib, seorang guru spiritual Presiden Soekarno yang merupakan keturunan Raja Bone Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya
Mengenang Pertempuran Ambarawa 20 Oktober 1945, Berikut Sejarahnya
Mengenang Pertempuran Ambarawa 20 Oktober 1945, Berikut Sejarahnya

Tepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.

Baca Selengkapnya
Ipar Pangeran Diponegoro Ini Disebut Mirip Pahlawan Terkenal Dunia, Tak Gentar Menentang Penindas hingga Bikin Pihak Lawan Kewalahan
Ipar Pangeran Diponegoro Ini Disebut Mirip Pahlawan Terkenal Dunia, Tak Gentar Menentang Penindas hingga Bikin Pihak Lawan Kewalahan

Ipar Pangeran Diponegoro ini bikin pihak lawan kewalahan. Bahkan, pihak lawan mengerahkan ribuan pasukan hingga mengadakan sayembara untuk mengalahkan sosoknya.

Baca Selengkapnya
Sosok Guru Somalaing Pardede, Panglima Perang Sisingamangaraja XII yang Terkuat
Sosok Guru Somalaing Pardede, Panglima Perang Sisingamangaraja XII yang Terkuat

Pria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.

Baca Selengkapnya
Rajin Tirakat Mendekatkan Diri pada Tuhan, Ini Kisah di Balik Pangeran Diponegoro Tak Mempan Ditembak Musuh
Rajin Tirakat Mendekatkan Diri pada Tuhan, Ini Kisah di Balik Pangeran Diponegoro Tak Mempan Ditembak Musuh

Keberanian Pangeran Diponegoro membuat penjajah berang. Mereka mencoba membunuh Pangeran Diponegoro tapi selalu gagal.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya
Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya

Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah upaya besar dalam perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.

Baca Selengkapnya