Mengenal Mbah Saodah, Nenek Tua yang Tawarkan Makanan Kemarin ke Istri Kasad Andika
Merdeka.com - Hetty Andika Perkasa istri Kasad Andika Perkasa menemuiMbah Saodah. Ketua Persit Kartika Chandra Kirana ini dikenal sebagai sosok yang suka berbaur dengan masyarakat kecil.
Baru-baru ini terekam momen dirinya sedang mengunjungi seorang nenek tinggal sendiri di rumah berukuran 4 x 5 meter. Mbah Saodah merupakan warga Desa Rambeanak, Magelang, Jawa Tengah.
Selama ini ia tinggal sendirian di sebuah gubuk kecil. Tubuhnya yang renta tak sanggup lagi bekerja mencari nafkah, sehingga berpangku pada cucu dan menantu. Tapi tetap saja, ia tak bisa mendapat makanan yang layak.
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
-
Apa yang membuat Asni hidup sebatang kara? Di usianya yang tak lagi belia, dia terpaksa tinggal sebatang kara.
-
Dimana suami pengangguran ini tinggal? Sudah dilaporkan bahwa ia pindah ke Jepang sekitar delapan tahun yang lalu dan menikah dengan wanita bernama Fenghua.
-
Kenapa Pak Sunandar tinggal di gubuk? 'Enak lah cocok di sini,' kata Pak Sunandar saat ditanya alasan tinggal di gubuk itu oleh pemilik kanal YouTube Hardi ArtVenture.
-
Kenapa Abun tidak bisa memperbaiki rumahnya? Uangnya tak cukup untuk merenovasi rumah, sehingga ia hanya bisa pasrah sembari berharap ada bantuan dari pemerintah maupun pihak yang peduli.
-
Kenapa tempat tinggal Samudi sangat memprihatinkan? Ia pun hanya bisa pasrah dan berbuat sebisanya untuk menyambung hidup.
Ingin tahu kehidupan Mbah Saodah? Simak informasinya berikut ini.
Hidup di Gubuk Kecil
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari channel YouTube TNI AD, saat Hetty Andika Perkasa bertandang ke Magelang. Ia menerima kabar mengenai Mbah Saodah yang tinggal sendirian di gubuk bambu reyot.
"Jadi Mbah Saodah itu hanya hidup di rumah berpetak antara empat kali lima meter, bayangin lo," kata Budi seperti dikutip dari channel YouTube TNI AD.
"Kok sendiri ting mriki kenging menopo? (kok sendirian di sini karena apa)," tanyanya.
"Mboten kenopo nopo (tidak apa-apa)," jawab Mbah Saodah.
Dibenci Anak dan Cucu
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Ibu Hetty masih penasaran dengan kondisi Mbah Saodah, mau bertahan sendirian di rumah yang sangat kecil dan tidak kokoh tersebut.
Mbah Saodah mengaku bahwa dulu menantu dan cucunya membenci dirinya, selalu meminta melakukan berbagai hal.
"Lak iki perasaan, nek wau ne sengit kalih kula mantune. Wani-wani, wah opo-opo basuhe, basuhke rukuhe, nganu jarik e dijupukki kabeh (perasaan dulu menantu saya benci, disuruh-suruh membasuh dan mengurus cucian)," ujar Mbah Saodah.
Begitu mirisnya sampai setiap kali ada bantuan dari pemerintah, tak pernah disalurkan ke Mbah Saodah.
"Jadi sama cucunya dimarahi. Dibenci gitu kan, terus kalau ada bantuan, diambilin, si mbah nggak dikasih," ungkap Budi.
Sekarang Mulai Dirawat
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Saat ini Mbah Saodah merasa sedikit lebih lega. Sebab anak menantu dan cucunya sudah mau mengirimkan makanan ke gubuk bambunya tersebut. Sesekali baju kotornya juga bantu dicucikan.
"Kalau nggak dirawat, sekarang sudah mulai (mau merawat mbah)," jelas Budi.
"Dipendeti, diumbahke (diambil dan dicucikan). Sak niki malah sampun sae, gemati (sekarang sudah baik, sayang)," jelas mbah.
Tidak Makan 3 Hari
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Berbagai cerita inspiratif didengar oleh Ibu Hetty dari Mbah Saodah. Mulai dari perjuangan si Mbah melanjutkan hidup, hingga kurangnya mendapatkan kasih sayang dari keluarga.
Bahkan terdapat cerita yang amat memilukan hati dari Mbah Saodah, ia mengaku pernah tidak makan sampai tiga hari lamanya.
"Masa? Enggak makan 3 hari? Loh kok bisa? Puasa apa Mbah?," tanya Hetty terkejut mendengar pengakuan nenek tua tersebut.
"Jadi mereka itu kan sering ganti-gantian. Kamu yang ngerawat simbah, kamu yang ini-ini. Tapi nggak ada yang jalan semua gitu Bun," papar Budi.
"Sak niki ben isuk diteri sak piring (sekarang setiap pagi dikirimi nasi sepiring)," jawab mbah Saodah.
Meski begitu, tetap saja keluarganya tidak memberi makanan yang cukup setiap hari. Hanya di saat tertentu saja.
"Di mana rumah cucunya mbah?" tanya Hetty.
"Sek wangsul mawon, wau saking mriki (barusan saja pulang, tadi dari sini)," papar mbah Saodah.
Diajak Makan Bersama
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Setelah bercerita bersama, Mbah Saodah hendak mempersilakan para tamunya itu untuk makan bersama di dalam rumah. Tapi sayang, begitu miris si mbah tak memiliki piring untuk menyuguhkan sehingga menawari dengan daun di depan rumahnya.
"Pun sareng dahar meniko. Tapi ra nduwe piring, nggo godhong kae (ayo makan bareng. Tapi enggak punya piring, pakai daun saja)," ujar si Mbah.
"La terus saya makannya pakai apa mbah?," tanya Hetty tertawa geli bersama Budi dan rekan TNI lain.
"Nek mangkok-mangkok nggih gadah niku (kalau mangkuk-mangkuk juga punya itu)," tukas simbah.
Ditawari Makanan Kemarin
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Merekapun masuk ke dalam gubuk kecil Mbah Saodah untuk makan bersama. Namun Mbah Saodah mengaku bahwa makanan yang dimilikinya ialah masakan kemarin sore.
Meski begitu, diakuinya rasa makanan tersebut masih enak. Sampai memaksa Ibu Hetty untuk ikut mencicipi.
Terlihat rumah mbah yang begitu kecil. Sampai tempat tidurnya saja bersebelahan langsung dengan kompor kayu, sebagai dapur kecilnya.
"Niki wingi sore le nganu, taseh dimaem la enak e. Cobi, (ini makanan kemarin sore, masih dimakan kan enak. Coba)," ujar simbah.
"Makanan kemarin sore, masih enak, saya disuruh coba," ujar istri Kasad Andika Perkasa itu.
"Jam sepuluh wau dalu (tadi malam)," jelasnya lagi.
Hetty Andika Perkasa: Tega Banget
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Ketua Persit Kartika Chandra Kirana itu terus saja diminta untuk mencicipi makanan kemarin sore milik Mbah Saodah. Namun karena Ibu Hetty memakai masker yang susah untuk dibuka, ia memberikan penjelasan kepada simbah.
"Masih, masih enak, baru kemarin jam 10. Tuh saya disuruh jajal (coba). Hahaha. Mbah saya kan pakai masker ini, susah bukanya. Kalau enggak pakai ini ya jajal saya," kata dia.
"Aduh Mbah apalagi ini yang mau dipamerin ke saya? Ngajakin makan, ada makanan sisa kemarin hehehe. Mbah tega amat," ujarnya sembari tertawa.
Memberi Suguhan Camilan untuk Para Tamu
Meski hanya memiliki suguhan sederhana, Mbah Saodah berusaha menghormati para tamunya. Ia mempersilakan duduk di ruang tamu miliknya yang sangat sempit, hanya bisa menjadi tempat duduk tiga orang.
Sebagai bentuk menghormati, Ibu Hetty pun membuka salah satu kaleng di hadapannya yang berisi kerupuk.
"Walaupun serba kekurangan, tapi simbah suka sekali menjamu tamunya. Memberi yang terbaik," ungkap Budi.
"Iki dipek jare nganu ben urip ngoten (ini dikasih katanya biar bisa hidup)," ucap Mbah Saodah.
Tak Mau Merepotkan Orang Lain
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Betapa luar biasanya teladan Mbah Saodah. Meski hidup serba kekurangan, tapi ia tidak pernah mau mengemis ke tetangga maupun keluarga. Diakui simbah, supaya tidak merepotkan orang lain.
Begitu disayangkan, anak dan cucunya tidak setiap hari mengantarkan makanan. Hanya jika mereka memiliki makanan lebih dan tidak enak.
"Tidak pernah mau membuat repot orang lain," jelas Budi.
"Tapi sekarang sudah pasti dikasih setiap hari?," tanya Hetty.
"Mboten, ora pendak meben dino (nggak, nggak setiap hari). Dong kiro-kiro pangan e rodo (nggak enak) ngetri mbok ne (baru ngasih ke saya)," papar simbah.
Video Ibu Hetty Disuruh Coba Makanan Kemarin Sore
Berikut video saat Ibu Hetty diminta mencicipi makanan kemarin sore milik Mbah Saodah.
(mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca SelengkapnyaKakek Sanusi kini hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk sekedar makan dan bertahan hidup.
Baca SelengkapnyaWalau hidup serba kekurangan, ia tampak selalu tersenyum
Baca SelengkapnyaWalau usianya telah renta, namun Mbah Soiman masih bekerja keras di ladang
Baca SelengkapnyaSejak istrinya meninggal, Abah Ucup merawat sang ibu yang sudah berusia 103 tahun seorang diri.
Baca SelengkapnyaKakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaUntuk mengobati rasa lapar, setiap hari sang kakek makan nasi dengan dicampur air.
Baca SelengkapnyaTinggal sendiri di rumah kontrakan, Nenek Nursi kesehariannya hanya berjualan sayur. Uangnya bahkan sempat diambil orang.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang kakek yang tinggal di pos kamling dan diberikan bantuan oleh polisi.
Baca SelengkapnyaPerjuangan hidup Mbah Sulaiman, penjual balon keliling yang hidup sebatang kara dan bikin warganet sedih.
Baca SelengkapnyaKisah pilu nenek berusia 66 tahun hidupi dua cucu seorang diri.
Baca SelengkapnyaWalaupun telah sembilan tahun berjuang dan ikut berbagai operasi penumpasan, namun Mbah Sarno belum bisa menyandang status sebagai seorang veteran
Baca Selengkapnya