Mitos Vaksin Covid-19 Dianggap Salah, Ketahui Fakta Keamanannya
Merdeka.com - Mengingat dunia kini tengah dihadapkan dengan pandemi virus covid-19 yang belum mereda, berbagai belahan dunia tak terkecuali Indonesia telah melakukan tes penelitian terhadap vaksinnya. Namun di Indonesia uji klinik terhadap vaksin yang bernama Sinovac itu masih banyak diragukan.
Melansir dari Covid19.go.id, penelitian uji klinik vaksin Sinovac tengah memasuki tahap ke-3 yang juga dikawal langsung oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) guna memastikan keamanan. Terkait hal tersebut, juga sudah dilakukan uji penyuntikan kepada seluruh relawan.
Belakangan memang sempat beredar isu yang meragukan keamanan dari vaksin Sinovac, namun semua itu adalah sebuah mitos. Untuk itu tak ada salahnya agar kita memahami fakta sebenarnya. Simak lanjutan ulasan berikut ini.
-
Mengapa klaim tersebut diragukan? Dalam artikel juga tidak ditemukan adanya narasi yang menyebut Jokowi dan Listyo SIgit mencopot Polda Jabar karena membatalkan sidang tersangka Pegi.
-
Apa itu fakta? Fakta adalah pernyataan yang berupa situasi riil dari sebuah kajadian yang terjadi. Fakta berisi sesuatu yang benar-benar ada dan pernyataan dari sebuah fakta biasanya sulit untuk disanggah oleh siapapun.
-
Kenapa mitos itu tidak benar? Namun, ini adalah mitos yang tidak didukung oleh fakta ilmiah.
-
Apa itu mitos? Pada umumnya, Cremers mendefinisikan mitos sebagai cerita atau narasi yang berasal dari tradisi lisan dan memiliki unsur magis atau keajaiban.
Hasil Uji Klinik 1 & 2 Baik
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Cissy Kartasasmita, Sp.A (K), M.Sc, memberikan penjelasan terkait pembuatan vaksin covid-19 yang cepat. Seperti dilansir dari Covid19.go.id, bahwa hasil dari uji klinik tahap 1 dan 2 sangat baik sehingga membuat lebih dari 2000 relawan tertarik untuk mengikuti uji klinik fase 3 di Bandung.
"Teknologi dan kemampuan sumber daya yang maju, serta ketersediaan biaya, mempercepat proses penemuan vaksin COVID-19, dimana fase-fase yang harus dilalui dilakukan secara paralel," kata Prof. Cissy.
Tidak Ditemukan Efek Samping Berat
Prof Cissy juga mengatakan bahwa setelah melakukan uji klinik terhadap ribuan relawan di Indonesia, tidak ditemukan efek samping yang berat. Maka bisa dipastikan bahwa vaksin hingga kini cukup aman, dan isu mengenai orang meninggal akibat disuntikkan vaksin merupakan mitos.
"Tidak ditemukan efek samping yang berat, info atau berita mengenai adanya yang meninggal, sakit berat, sakit punggung, itu tidak terbukti dari hasil uji klinik vaksin COVID-19. Setelah dilakukan penelitian, kejadiannya ternyata tidak berhubungan langsung dengan vaksinasi," imbuh Prof. Cissy dikutip dari Covid19.go.id.
(mdk/bil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaVaksin Polio Bisa Bikin Cacat Mitos atau Fakta? Begini Penjelasan Pakar
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai mitos air putih yang sering dipercaya tanpa diketahui penjelasan ilmiahnya.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca Selengkapnya