Penyakit PTSD Akibat Trauma, Pahami Penyebab, Gejala dan Cara Menyembuhkan
Merdeka.com - Penyakit PTSD atau Posttraumatic stress disorder adalah gangguan kejiwaan atau kesehatan mental yang dipicu oleh peristiwa traumatis. Seperti pernah mengalami atau melihat bencana alam, kecelakaan serius, kekerasan seksual, aksi teroris, perang/pertempuran, atau pemerkosaan, diancam akan dibunuh, dan kemungkinan menakutkan lainnya.
Disebutkan bahwa wanita dua kali lebih mungkin berisiko mengalami PTSD dibandingkan pria. Orang dengan penyakit PTSD memiliki pikiran dan perasaan yang intens mengganggu. Terkait pengalamannya yang berlangsung lama.
Penderita mungkin membangkitkan lagi peristiwa itu melalui kilas balik atau mimpi buruk. Beberapa kasus, mereka akan mendadak merasa sedih, takut atau marah, bahkan mungkin merasa terasingkan dari orang lain.
-
Siapa yang mengalami stres traumatis? Stres traumatis bisa muncul akibat peristiwa traumatis seperti bencana alam, serangan, atau kehilangan orang tercinta.
-
Siapa yang bisa mengalami trauma? Trauma ini bisa saja muncul tak hanya pada mereka yang menyaksikan bunuh diri secara langsung saja, namun juga pada mereka yang menyaksikan videonya.
-
Kenapa anak korban perang mengalami PTSD? Anak-anak yang menjadi saksi atau korban langsung dari perang dapat mengalami PTSD. Mereka mungkin mengalami kilas balik, mimpi buruk, atau gejala lain yang terkait dengan trauma, seperti ketakutan yang intens, kesulitan tidur, atau konsentrasi yang terganggu.
-
Siapa yang mengalami trauma berat? Dua anak Aiptu FN mengalami trauma berat dan harus mendapat pendampingan karena selalu teringat peristiwa perampasan mobil ayahnya oleh 12 debt collector.
-
Bagaimana orang dengan trauma bereaksi terhadap situasi traumatis? Mereka dapat merasakan perasaan takut, cemas, marah, atau kesedihan yang berlebihan dan sulit dikendalikan.
Orang dengan penyakit PTSD mungkin menghindari situasi atau seseorang yang mengingatkan tentang peristiwa traumatis. Tak sedikit yang memberi reaksi negatif.
Berikut ini tentang penyakit PTSD beserta gejala dan cara mengobatinya, seperti dihimpun dari berbagai sumber, Jumat (26/8).
Penyebab Penyakit PTSD
breakingnewsandarticle.com
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa peristiwa traumatis akan memicu penyakit PTSD.
Seseorang berisiko menderita penyakit PTSD, jika pernah mengalami depresi atau kecemasan di masa lalu. Lalu tidak menerima banyak dukungan dari keluarga atau teman, maka lebih rentan mengalami PTSD setelah peristiwa traumatis.
Dalam kasus berbeda, faktor genetik ikut meningkatkan risiko PTSD. Misalnya, memiliki orangtua dengan masalah kesehatan mental. Dianggap meningkatkan peluang untuk mengembangkan kondisi penyakit PTSD.
Meski begitu, kilas balik terhadap peristiwa traumatis itu dimunculkan sebagai bentuk sigap dan bersiap jika terjadi lagi.
Gejala PTSD
Gejala penyakit PTSD mungkin termasuk kilas balik, mimpi buruk dan kecemasan parah, serta pikiran tak terkendali tentang peristiwa tersebut. Kebanyakan orang yang mengalami peristiwa traumatis mungkin akan kesulitan mengendalikan.
Gejala PTSD adalah hasil dari mekanisme naluriah, untuk membantu bertahan dari pengalaman tersebut. Perasaan gelisah yang timbul, dapat berkembang untuk bereaksi dengan cepat dalam krisis lain.
Berikut ini gejala penyakit PTSD penyerta yang umum terjadi, seperti dikutip dari Psychiatry dan Mayoclinic.
14 Gejala PTSD
©holmes-hills.co.uk
1. Pikiran yang Mengganggu
Pikiran yang mengganggu seperti ingatan yang berulang dan tidak disengaja, mimpi buruk, atau kilas balik dari peristiwa traumatis. Seakan sedang menghidupkan kembali pengalaman tersebut di depan mata.
2. Penghindaran
Gejala penyakit PTSD ini maksudnya mencoba untuk menghindari berpikir atau berbicara tentang peristiwa traumatis. Penderita akan menghindari tempat, aktivitas, atau orang yang mengingatkan akan peristiwa.
3. Perubahan Gairah dan Reaktivitas
Gejala ini termasuk dengan sikap mudah tersinggung dan memiliki ledakan kemarahan. Bahkan bisa jadi sembrono atau dengan cara melukai diri sendiri, mudah terkejut, serta mengalami masalah konsentrasi.
4. Perubahan Kognisi dan Suasana Hati
Gejala penyakit PTSD bisa muncul dari aspek-aspek penting peristiwa traumatis. Kemudian terdistorsi tentang diri sendiri atau orang lain, contoh: "Saya buruk," "Tidak ada yang bisa dipercaya".
5. Mimpi Buruk
Korban trauma secara teratur menghadapi mimpi buruk. Studi dari US Department of Veterans Affairs, menunjukkan bahwa 71-96 persen yang mengalami PTSD mengalami mimpi buruk.
6. Hilang Ingatan
Gejala penyakit PTSD yang lain, peristiwa traumatis memengaruhi fungsi otak. Hippocampus, amigdala dan korteks prefrontal sangat terkait dengan stres dan memori di otak.
Saat sesuatu yang traumatis terjadi, hilang ingatan tercipta sebagai mekanisme pertahanan alami. Tapi ingatan ini bisa muncul kembali kapan saja, mengakibatkan penderitaan yang signifikan.
7. Merasa Jauh dan Mengisolasi Diri
Setelah hal buruk terjadi, sulit untuk terhubung dengan orang lain. Orang dengan penyakit PTSD mungkin mengalami kesulitan berada di sekitar, atas beberapa alasan berbeda.
©2012 Merdeka.com
8. Berkurangnya Minat pada Hobi
Peristiwa yang negatif acap kali membuat sulit untuk menikmati aktivitas yang dulu disukai. Perubahan suasana hati, sulit tidur, dan penghindaran yang terkait dengan PTSD.
9. Terlalu Waspada
Setelah peristiwa traumatis, tubuh memasuki keadaan hypervigilance atau kewaspadaan. Peningkatan kewaspadaan ini memastikan bahwa seseorang selalu siap menghadapi ancaman lain.
10. Kesulitan Berkonsentrasi
Hyperarousal dan kecemasan terkadang akan menghilangkan kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi. Individu yang telah mengalami peristiwa traumatis akan berjuang untuk menyesuaikan diri di lingkungan.
11. Menyalahkan Diri Sendiri
Menyalahkan diri sendiri sangat umum terjadi setelah peristiwa traumatis. Orang dengan penyakit PTSD mungkin menyalahkan atas apa yang terjadi, terutama jika itu mengakibatkan cedera atau kematian orang yang dicintai.
12. Kesulitan Merasakan Emosi Positif
Kemarahan, kesedihan dan rasa bersalah lebih kerap menyelimuti perasaan orang dengan penyakit PTSD. Kondisi ini perlahan meredam kemampuan seseorang untuk mengatur emosi positif.
13. Respons Terkejut yang Berlebihan
Gejala penyakit PTSD selanjutnya bisa karena efek kewaspadaan yang tinggi. Gejala PTSD ini disebabkan oleh perasaan terus-menerus "berjaga-jaga" dan gelisah.
14. Perilaku Berisiko
Perilaku berisiko menjadi sangat umum di antara para orang dengan PTSD. Perilaku berisiko dapat mencakup penyalahgunaan narkoba, kecanduan alkohol, pergaulan seks bebas, kecanduan berjudi, dan masih banyak lagi.
Perawatan Penyakit PTSD
©2013 Merdeka.com/Shutterstock/MitarArt
Penting untuk diketahui bahwa tidak semua orang yang mengalami trauma mengembangkan PTSD. Bahkan tak semua orang dengan penyakit PTSD memerlukan perawatan psikiatri.
Bagi sebagian orang, gejala PTSD mereda atau menghilang seiring waktu. Kondisi akan membaik dengan bantuan sistem pendukung mereka, seperti keluarga, teman atau guru.Sedangkan sebagian yang lain dengan PTSD membutuhkan perawatan profesional untuk pulih dari tekanan psikologis.
Ingat bahwa trauma dapat menyebabkan penderitaan yang parah. Semakin dini mendapatkan perawatan, semakin baik peluang untuk sembuh.Psikiater dan profesional kesehatan mental akan menggunakan berbagai metode untuk membantu pulih dari PTSD, di antaranya:
1. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
Cara pengobatan yang pertama yakni CBT, yang berfokus pada modifikasi emosi negatif yang menyakitkan, seperti rasa malu dan rasa bersalah.Terapis akan membantu orang tersebut menghadapi ingatan dan emosi yang menyedihkan.
2. Terapi Prolonged Exposure
Terapi berkepanjangan menggunakan imajinasi yang berulang dan terperinci tentang trauma. Atau memaparkan progresif terhadap "pemicu" gejala dengan cara yang aman dan terkendali.
Orang dengan penyakit PTSD akan belajar menghadapi dan mengendalikan rasa takut, serta belajar untuk mengatasinya.
3. Terapi Inokulasi Stres
Cara mengatasi penyakit PTSD berikutnya dengan terapi Stress Inoculation. Bertujuan untuk mempersenjatai individu dengan keterampilan bertahan dan melawan pemicu stres.Layaknya vaksin yang diinokulasi untuk mencegah infeksi usai terpapar penyakit.
4. Terapi Kelompok
Terapi kelompok akan mendorong orang yang selamat dari peristiwa traumatis untuk berbagi pengalaman. Bersanding dengan rekan yang senasib, suasana nyaman, dan tidak menghakimi. Anggota kelompok saling membantu, merespons baik dan merasakan emosi yang sama.
(mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Trauma perlu segera ditangani dengan untuk meminimalisir berbagai dampak.
Baca SelengkapnyaBeberapa masalah kesehatan mental kerap tidak disadari sebelumnya sehingga kerap disangka muncul secara tiba-tiba.
Baca SelengkapnyaAnak-anak korban perang menerima dampak psikologis yang memprihatinkan
Baca SelengkapnyaMelihat bunuh diri bisa sebabkan trauma pada diri seseorang, ini sejumlah cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaDalam konteks pekerja kantoran, tekanan dan tuntutan pekerjaan dapat menjadi pemicu yang potensial untuk munculnya anxiety disorder.
Baca SelengkapnyaGangguan psikosis merujuk pada kondisi mental yang melibatkan hilangnya kontak dengan realitas.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang apa itu anxiety, jenisnya, dan cara mengatasi anxiety.
Baca SelengkapnyaKDRT bukan sebatas kekerasan fisik saja, tetapi juga mencakup kekerasan emosional, seksual, hingga finansial.
Baca SelengkapnyaPerasaan cemas dan takut ketika menghadapi sesuatu normal terjadi. Namun, harus diperhatikan apabila ketakutan berlanjut.
Baca Selengkapnya