Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penyakit PTSD Akibat Trauma, Pahami Penyebab, Gejala dan Cara Menyembuhkan

Penyakit PTSD Akibat Trauma, Pahami Penyebab, Gejala dan Cara Menyembuhkan Ilustrasi trauma. ©2020 Merdeka.com/pixabay

Merdeka.com - Penyakit PTSD atau Posttraumatic stress disorder adalah gangguan kejiwaan atau kesehatan mental yang dipicu oleh peristiwa traumatis. Seperti pernah mengalami atau melihat bencana alam, kecelakaan serius, kekerasan seksual, aksi teroris, perang/pertempuran, atau pemerkosaan, diancam akan dibunuh, dan kemungkinan menakutkan lainnya.

Disebutkan bahwa wanita dua kali lebih mungkin berisiko mengalami PTSD dibandingkan pria. Orang dengan penyakit PTSD memiliki pikiran dan perasaan yang intens mengganggu. Terkait pengalamannya yang berlangsung lama.

Penderita mungkin membangkitkan lagi peristiwa itu melalui kilas balik atau mimpi buruk. Beberapa kasus, mereka akan mendadak merasa sedih, takut atau marah, bahkan mungkin merasa terasingkan dari orang lain.

Orang dengan penyakit PTSD mungkin menghindari situasi atau seseorang yang mengingatkan tentang peristiwa traumatis. Tak sedikit yang memberi reaksi negatif.

Berikut ini tentang penyakit PTSD beserta gejala dan cara mengobatinya, seperti dihimpun dari berbagai sumber, Jumat (26/8).

Penyebab Penyakit PTSD

ilustrasi berpikir

breakingnewsandarticle.com

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa peristiwa traumatis akan memicu penyakit PTSD.

Seseorang berisiko menderita penyakit PTSD, jika pernah mengalami depresi atau kecemasan di masa lalu. Lalu tidak menerima banyak dukungan dari keluarga atau teman, maka lebih rentan mengalami PTSD setelah peristiwa traumatis.

Dalam kasus berbeda, faktor genetik ikut meningkatkan risiko PTSD. Misalnya, memiliki orangtua dengan masalah kesehatan mental. Dianggap meningkatkan peluang untuk mengembangkan kondisi penyakit PTSD.

Meski begitu, kilas balik terhadap peristiwa traumatis itu dimunculkan sebagai bentuk sigap dan bersiap jika terjadi lagi.

Gejala PTSD

Gejala penyakit PTSD mungkin termasuk kilas balik, mimpi buruk dan kecemasan parah, serta pikiran tak terkendali tentang peristiwa tersebut. Kebanyakan orang yang mengalami peristiwa traumatis mungkin akan kesulitan mengendalikan.

Gejala PTSD adalah hasil dari mekanisme naluriah, untuk membantu bertahan dari pengalaman tersebut. Perasaan gelisah yang timbul, dapat berkembang untuk bereaksi dengan cepat dalam krisis lain.

Berikut ini gejala penyakit PTSD penyerta yang umum terjadi, seperti dikutip dari Psychiatry dan Mayoclinic.

14 Gejala PTSD

001 rizky wahyu permana

©holmes-hills.co.uk

1. Pikiran yang Mengganggu

Pikiran yang mengganggu seperti ingatan yang berulang dan tidak disengaja, mimpi buruk, atau kilas balik dari peristiwa traumatis. Seakan sedang menghidupkan kembali pengalaman tersebut di depan mata.

2. Penghindaran

Gejala penyakit PTSD ini maksudnya mencoba untuk menghindari berpikir atau berbicara tentang peristiwa traumatis. Penderita akan menghindari tempat, aktivitas, atau orang yang mengingatkan akan peristiwa.

3. Perubahan Gairah dan Reaktivitas

Gejala ini termasuk dengan sikap mudah tersinggung dan memiliki ledakan kemarahan. Bahkan bisa jadi sembrono atau dengan cara melukai diri sendiri, mudah terkejut, serta mengalami masalah konsentrasi.

4. Perubahan Kognisi dan Suasana Hati

Gejala penyakit PTSD bisa muncul dari aspek-aspek penting peristiwa traumatis. Kemudian terdistorsi tentang diri sendiri atau orang lain, contoh: "Saya buruk," "Tidak ada yang bisa dipercaya".

5. Mimpi Buruk

Korban trauma secara teratur menghadapi mimpi buruk. Studi dari US Department of Veterans Affairs, menunjukkan bahwa 71-96 persen yang mengalami PTSD mengalami mimpi buruk.

6. Hilang Ingatan

Gejala penyakit PTSD yang lain, peristiwa traumatis memengaruhi fungsi otak. Hippocampus, amigdala dan korteks prefrontal sangat terkait dengan stres dan memori di otak.

Saat sesuatu yang traumatis terjadi, hilang ingatan tercipta sebagai mekanisme pertahanan alami. Tapi ingatan ini bisa muncul kembali kapan saja, mengakibatkan penderitaan yang signifikan.

7. Merasa Jauh dan Mengisolasi Diri

Setelah hal buruk terjadi, sulit untuk terhubung dengan orang lain. Orang dengan penyakit PTSD mungkin mengalami kesulitan berada di sekitar, atas beberapa alasan berbeda.

ilustrasi stres

©2012 Merdeka.com

8. Berkurangnya Minat pada Hobi

Peristiwa yang negatif acap kali membuat sulit untuk menikmati aktivitas yang dulu disukai. Perubahan suasana hati, sulit tidur, dan penghindaran yang terkait dengan PTSD.

9. Terlalu Waspada

Setelah peristiwa traumatis, tubuh memasuki keadaan hypervigilance atau kewaspadaan. Peningkatan kewaspadaan ini memastikan bahwa seseorang selalu siap menghadapi ancaman lain.

10. Kesulitan Berkonsentrasi

Hyperarousal dan kecemasan terkadang akan menghilangkan kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi. Individu yang telah mengalami peristiwa traumatis akan berjuang untuk menyesuaikan diri di lingkungan.

11. Menyalahkan Diri Sendiri

Menyalahkan diri sendiri sangat umum terjadi setelah peristiwa traumatis. Orang dengan penyakit PTSD mungkin menyalahkan atas apa yang terjadi, terutama jika itu mengakibatkan cedera atau kematian orang yang dicintai.

12. Kesulitan Merasakan Emosi Positif

Kemarahan, kesedihan dan rasa bersalah lebih kerap menyelimuti perasaan orang dengan penyakit PTSD. Kondisi ini perlahan meredam kemampuan seseorang untuk mengatur emosi positif.

13. Respons Terkejut yang Berlebihan

Gejala penyakit PTSD selanjutnya bisa karena efek kewaspadaan yang tinggi. Gejala PTSD ini disebabkan oleh perasaan terus-menerus "berjaga-jaga" dan gelisah.

14. Perilaku Berisiko

Perilaku berisiko menjadi sangat umum di antara para orang dengan PTSD. Perilaku berisiko dapat mencakup penyalahgunaan narkoba, kecanduan alkohol, pergaulan seks bebas, kecanduan berjudi, dan masih banyak lagi.

Perawatan Penyakit PTSD

ilustrasi depresi

©2013 Merdeka.com/Shutterstock/MitarArt

Penting untuk diketahui bahwa tidak semua orang yang mengalami trauma mengembangkan PTSD. Bahkan tak semua orang dengan penyakit PTSD memerlukan perawatan psikiatri.

Bagi sebagian orang, gejala PTSD mereda atau menghilang seiring waktu. Kondisi akan membaik dengan bantuan sistem pendukung mereka, seperti keluarga, teman atau guru.Sedangkan sebagian yang lain dengan PTSD membutuhkan perawatan profesional untuk pulih dari tekanan psikologis.

Ingat bahwa trauma dapat menyebabkan penderitaan yang parah. Semakin dini mendapatkan perawatan, semakin baik peluang untuk sembuh.Psikiater dan profesional kesehatan mental akan menggunakan berbagai metode untuk membantu pulih dari PTSD, di antaranya:

1. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

Cara pengobatan yang pertama yakni CBT, yang berfokus pada modifikasi emosi negatif yang menyakitkan, seperti rasa malu dan rasa bersalah.Terapis akan membantu orang tersebut menghadapi ingatan dan emosi yang menyedihkan.

2. Terapi Prolonged Exposure

Terapi berkepanjangan menggunakan imajinasi yang berulang dan terperinci tentang trauma. Atau memaparkan progresif terhadap "pemicu" gejala dengan cara yang aman dan terkendali.

Orang dengan penyakit PTSD akan belajar menghadapi dan mengendalikan rasa takut, serta belajar untuk mengatasinya.

3. Terapi Inokulasi Stres

Cara mengatasi penyakit PTSD berikutnya dengan terapi Stress Inoculation. Bertujuan untuk mempersenjatai individu dengan keterampilan bertahan dan melawan pemicu stres.Layaknya vaksin yang diinokulasi untuk mencegah infeksi usai terpapar penyakit.

4. Terapi Kelompok

Terapi kelompok akan mendorong orang yang selamat dari peristiwa traumatis untuk berbagi pengalaman. Bersanding dengan rekan yang senasib, suasana nyaman, dan tidak menghakimi. Anggota kelompok saling membantu, merespons baik dan merasakan emosi yang sama.

  (mdk/kur)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ciri-Ciri Orang yang Memiliki Trauma, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Ciri-Ciri Orang yang Memiliki Trauma, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Trauma perlu segera ditangani dengan untuk meminimalisir berbagai dampak.

Baca Selengkapnya
Masalah Kesehatan Mental yang Bisa Muncul Secara Tiba-Tiba Tanpa Gejala Sebelumnya
Masalah Kesehatan Mental yang Bisa Muncul Secara Tiba-Tiba Tanpa Gejala Sebelumnya

Beberapa masalah kesehatan mental kerap tidak disadari sebelumnya sehingga kerap disangka muncul secara tiba-tiba.

Baca Selengkapnya
Efek Psikologis Anak Korban Perang, Kecemasan hingga Trauma Kehilangan
Efek Psikologis Anak Korban Perang, Kecemasan hingga Trauma Kehilangan

Anak-anak korban perang menerima dampak psikologis yang memprihatinkan

Baca Selengkapnya
Melihat Perilaku Bunuh Diri di Depan Mata Bisa Sebabkan Trauma, Ini Cara Menghadapinya
Melihat Perilaku Bunuh Diri di Depan Mata Bisa Sebabkan Trauma, Ini Cara Menghadapinya

Melihat bunuh diri bisa sebabkan trauma pada diri seseorang, ini sejumlah cara mengatasinya.

Baca Selengkapnya
Berkenalan Dengan Anxiety, Gangguan Kecemasan yang Sering Menghinggapi Pekerja Kantoran
Berkenalan Dengan Anxiety, Gangguan Kecemasan yang Sering Menghinggapi Pekerja Kantoran

Dalam konteks pekerja kantoran, tekanan dan tuntutan pekerjaan dapat menjadi pemicu yang potensial untuk munculnya anxiety disorder.

Baca Selengkapnya
6 Penyebab Gangguan Psikosis yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mencegahnya
6 Penyebab Gangguan Psikosis yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mencegahnya

Gangguan psikosis merujuk pada kondisi mental yang melibatkan hilangnya kontak dengan realitas.

Baca Selengkapnya
Apa Itu Anxiety? Ketahui Jenis dan Cara Mengatasinya
Apa Itu Anxiety? Ketahui Jenis dan Cara Mengatasinya

Merdeka.com merangkum informasi tentang apa itu anxiety, jenisnya, dan cara mengatasi anxiety.

Baca Selengkapnya
Jenis-Jenis KDRT yang Perlu Diwaspadai, Bukan Hanya Kekerasan Fisik
Jenis-Jenis KDRT yang Perlu Diwaspadai, Bukan Hanya Kekerasan Fisik

KDRT bukan sebatas kekerasan fisik saja, tetapi juga mencakup kekerasan emosional, seksual, hingga finansial.

Baca Selengkapnya
Pengertian Social Anxiety Disorder, Jenis dan Penyebabnya
Pengertian Social Anxiety Disorder, Jenis dan Penyebabnya

Perasaan cemas dan takut ketika menghadapi sesuatu normal terjadi. Namun, harus diperhatikan apabila ketakutan berlanjut.

Baca Selengkapnya