Pernah Ditolak Kerja Sekian Kali, Anak Buruh Cuci Berhasil Jadi Letnan Kolonel Laut
Merdeka.com - Letnan Kolonel Laut Hariono, kini menjabat sebagai Komandan KRI Makassar-590, TNI AL. Perjuangan, kerja keras, serta doa orang tua membuahkan hasil mengagumkan.
Letkol Hariono seusai tamat SMA pernah mendaftar kerja di beberapa tempat, namun sering ditolak. Dia ingin membantu ekonomi keluarga. Ibunya berprofesi sebagai buruh cuci, sedangkan ayahnya yang sopir angkot telah tiada.
Ingin tahu perjalanan luar biasa Letkol Hariono TNI AL, anak seorang buruh cuci yang pernah ditolak kerja sekian kali dan kini jadi seorang Komandan? Simak informasinya berikut ini.
-
Kenapa anak ini harus kerja? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Dimana anak ini bekerja? Tiga anak berdiri di persimpangan sudut Jalan Taman Siswa, Yogyakarta.
-
Siapa aja yang susah cari kerja? Salah satu kendala yang banyak dialami pencari kerja adalah kemampuan bahasa Inggris
-
Siapa yang kesulitan mendapatkan pekerjaan? Indira adalah bagian dari kelompok generasi terbesar di Indonesia, Generasi Z, yang mencakup lebih dari 74 juta orang, atau 27,9 persen dari populasi Indonesia, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012.
-
Siapa yang kesulitan cari kerja? Dan Colflesh, seorang warga Amerika Serikat mengeluh dia sangat kesusahan mendapat pekerjaan meski sudah bergelar sarjana.
-
Apa profesi anak Adipura sekarang? Maghara memulai karir aktingnya pada tahun 2020.
Cita-Cita Masuk Militer Lihat Kakak Kelas
Ketika Letkol Hariono masih duduk di bangku SMA, dia kagum terhadap salah seorang alumni yang berhasil menjadi tentara. Akhirnya berusaha memberanikan diri untuk bertanya segala hal yang berkaitan dengan militer.
Orang tua sempat meragukan harapan sang anak dengan posisi keluarga ekonomi tingkat bawah. Pendapatan tidak pasti dari ayahnya yang supir angkot dan ibu dengan jasa buruh cuci, yang tidak setiap hari ada pelanggan. Mereka tinggal di rumah bambu di Donomulyo, Malang, Jawa Timur.
Berkali-Kali Daftar Kerja Selalu Ditolak
Setelah tamat dari SMA, Letkol Hariono mencoba peruntungan mendaftar militer untuk pertama kalinya. Ternyata gagal, tapi diakuinya kesedihan tidak membuatnya surut harapan.
Akhirnya coba mendaftar kerja dulu untuk bantu ekonomi keluarga. Dia mendaftar jadi office boy, tapi ditolak. Lanjut mendaftar kerja jadi kasir, tidak diterima lagi.
Letkol Hariono berkali-kali mendaftar kerja tapi tidak pernah mendapat kabar baik. Namun dia tetap yakin, bahwa kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda.
tni.mil.id ©2020 Merdeka.com
Gagal Akabri, Coba ke Bintara Darat
Perjuangan Letkol Hariono begitu keras dan menginspirasi semua kalangan. Meski sudah pernah gagal di Akabri (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), dia tidak pantang menyerah.
Lanjut mencoba mendaftar di Tamtama Kopassus dan Bintara Darat. Ternyata keduanya gagal juga. Hampir seluruh pembukaan pendaftaran militer dia coba demi menggapai cita-cita.
Letkol Hariono ©2020 Merdeka.com
Berhasil Jadi Komandan
Kerja keras dan keteguhan hati membuat Letkol Hariono semakin ditempa. Akhirnya dia berhasil menjadi Calon Prajurit Taruna AAL dan dilantik menjadi Letnan Dua tahun 1997.
Dia resmi masuk Akabri Laut Surabaya dan lulus di tahun 2000. Jenjang karir luar biasa menghantarkannya dari menjadi Komandan KRI Teluk Mandar-514 selama satu tahun, dan Komandan KRI Makassar-590 hingga sekarang.
Kick Andy Show ©2020 Merdeka.com
Perjalanan Hidup dengan Keluarga Sangat Miskin
Letkol Hariono mengaku hidup keluarganya dulu terhitung sangat miskin. Ibu kandungnya berasal dari Tulungagung dan ayahnya dari Malang. Ayah yang sopir angkot telah meninggal tujuh tahun usai kelulusannya di Taruna AAL (Akademi Angkatan Laut) pada 2007.
Keluarga orang Jawa ini kerap kali diejek dan diremehkan orang, kalau anak sopir dan buruh cuci dengan enam anak itu akan jadi apa.
Kick Andy Show ©2020 Merdeka.com
Nasehat dari Orang Tua untuk Letkol Hariono
Kesuksesan Letkol Hariono diakuinya merupakan bentuk doa dan penanaman nasehat luar biasa dari kedua orang tua. Salah satu nilai yang menjadi pegangan dari almarhum sang ayah, 'Eling, Ati-ati lan Waspodo' (Ingat, hati-hati dan waspada).
"Ingat bahwa kita hidup ini hanya sifatnya sementara, hanya Tuhan yang mempunyai jiwa kita. Kedua, hati-hati dalam berbuat, bertingkah, dan selalu berdoa. Waspodo, kesiapan kita harus selalu mengutamakan kepentingan masyarakat. Sehingga hidup kita bermanfaat bagi orang lain," ujar Hariono dalam sebuah wawancara bersama Andy Flores Noya, acara Kick Andy Show.
Pesan dari sang ibunda, hal terpenting jika sudah memiliki jabatan tinggi, pastikan untuk tidak tergiur korupsi. Meski berasal dari desa dan orang miskin, tidak boleh mencuri hak dan harta orang lain.
Pesan Letkol Hariono untuk yang Sama-Sama Berjuang
Letkol Hariono menutup percakapan bersama Andy F Noya dengan pesan yang menyiratkan penuh makna. Dia menyampaikan motivasi untuk terus maju dan bermimpi, terutama yang memiliki nasib sama dengan dirinya.
Selalu berjuang mencoba dan buktikan bahwa semua orang punya kesempatan sukses. Hariono menegaskan kembali, untuk mendaftar militer apapun tidak dipungut biaya. Hal terpenting, jadilah pribadi yang punya mimpi besar.
"Kalian punya nasib dan motivasi harus mempunyai mimpi. Bermimpilah setinggi langit, kalau jatuh masih di awan. Kedua, jangan merasa rendah diri di hadapan siapapun. Yakin dan tanamkan dalam diri kalau orang lain bisa, berarti kita juga bisa. Ketiga, percaya bahwa mendaftar di akademi, baik di Angkatan Laut atau militer lainnya tidak dipungut biaya. Terakhir saya Angkatan Laut, saya sudah keliling dunia, salah satunya ke Amerika," papar Letkol Hariono.
(mdk/kur)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Yang ada di benak Ian, mencari cara mengangkat perekonomian keluarganya di Lampung.
Baca SelengkapnyaWanita ini ceritakan perjuangan sopir angkot yang jadi Tamtama TNI hingga berhasil pensiun sebagai perwira.
Baca SelengkapnyaLulus pendidikan Bintara Polri, sosoknya langsung disapa jenderal bintang dua.
Baca SelengkapnyaHasil seleksi calon taruna Akademi Kepolisian (Akpol) dari Nusa Tenggara Timur (NTT) 2024 menjadi sorotan.
Baca SelengkapnyaDalam video yang viral tersebut, terlihat pemuda itu didampingi oleh kedua orang tuanya yang selalu memberikan dukungan penuh
Baca SelengkapnyaAnak seorang janda penjual gado-gado membuktikan bahwa latar belakang keluarga tidak menentukan nasib kesuksesan seseorang. Kini ia jadi seorang tentara.
Baca SelengkapnyaBerikut momen seorang sopir bangga sang anak lolos seleksi anggota Polri setelah berkali-kali gagal.
Baca SelengkapnyaIni perjuangan sosok jenderal legendaris TNI. Siapa sangka bocah penyemir sepatu itu menjadi Panglima.
Baca Selengkapnya