Saat Jokowi dan Anies Baswedan Silang Pendapat Soal Banjir Jakarta
Merdeka.com - Banjir masih merendam beberapa kawasan Jakarta dan sekitarnya. Hal ini lantaran hujan terus mengguyur wilayah tersebut sejak Selasa (31/12/2019) malam. Banjir tersebut menyebabkan permukiman warga, jalan tol hingga bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta sempat terendam.
Menanggapi masalah banjir di Jakarta, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur DKI Anies Baswedan memiliki pendapat yang berbeda. Berikut ulasan lengkapnya:
Jokowi Sebut Banjir karena Buang Sampah Sembarangan
-
Di mana saja Jakarta banjir? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. 'Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta,' kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).Adapun data wilayah terdampak diantaranya Jakarta Selatan.
-
Kenapa banjir Jakarta masih terjadi hingga saat ini? Hingga kini banjir masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Jakarta.Selain karena faktor Jakarta berada di dataran rendah dan dilalui oleh sungai-sungai yang berasal dari Bogor, faktor lain banjir masih terjadi hingga saat ini adalah limbah sampah. Masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan yang membuat aliran sungai tersumbat.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Dimana banjir Jakarta tahun 2020 terjadi? Tercatat sekitar 158 kelurahan terendam banjir. Tak hanya merendam pemukiman warga, air juga menggenang di jalan-jalan.Akibatnya, sejumlah transportasi umum seperti KRL, Transjakarta, dan penerbangan di Halim Perdanakusuma dihentikan.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
Presiden Jokowi mengatakan jika banjir yang merendam sejumlah wilayah di Jabodetabek dikarenakan kerusakan ekosistem dan ekologi. Jokowi menilai, jika banjir juga terjadi lantaran masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
"Karena ada yang disebabkan oleh kerusakan ekosistem, kerusakan ekologi yang ada. Tapi juga ada yang memang karena kesalahan kita yang membuang sampah di mana-di mana banyak hal," ucap Presiden Jokowi di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta pada Kamis (2/1) lalu.
Anies Sebut Banjir Bukan karena Sampah
Sedangkan Gubernur DKI Anies Baswedan memberikan pendapat yang berbeda dengan Presiden Jokowi. Anies menyebut jika banjir bukan dikarenakan sampah. "Halim itu setahu saya enggak banyak sampah. Tapi bandaranya kemarin tidak bisa berfungsi, apakah ada sampah di bandara? Rasanya tidak," ucap Anies Baswedan usai meninjau Kampung Pulo, Jakarta pada Kamis (2/1) lalu.Anies mengatakan jika salah satu penyebab utama banjir yaitu tidak adanya pengendalian air dari sisi selatan Jakarta. "Jadi, selama air dibiarkan dari selatan masuk ke Jakarta dan tidak ada pengendalian dari selatan, maka apa pun yang kita lakukan di pesisir termasuk di Jakarta tidak akan bisa mengendalikan airnya," kata Anies pada Selasa (1/1) lalu.Ia menambahkan jika kunci dari antisipasi banjir ada pada pengendalian air dari sisi selatan.
Menteri Basuki Sesalkan Normalisasi Sungai Tak Maksimal
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan salah satu kendala yang dihadapi dalam proses normalisasi karena sempitnya lahan. Saat ini, banyak rumah-rumah warga yang berdiri bahkan berada di palung sungai."Karena lebarnya sungai Ciliwung sudah sempit, jadi gimana itu, lebarnya sudah berkurang, berarti harus kita lebarkan lagi. Tapi sekarang rumah itu bukan di bantaran, tapi sudah ke palung sungainya, ini juga bukan hal yang mudah," ucap Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Penyebab Banjir Tak Selalu Soal Normalisasi Sungai
Gubernur DKI Anies Baswedan menambahkan, jika penyebab banjir tak selalu soal normalisasi sungai. Anies mengatakan jika faktanya seperti terjadi di wilayah Kampung Pulo yang masih terdampak banjir hebat kemarin. "Di sini (wilayah Kampung Pulo) memang sudah dilakukan normalisasi dan faktanya masih tetap terjadi banjir, karena itu memang dalam jangka panjang kita harus melihat penyelesaiannya secara lebih komprehensif," ujar Anies Baswedan.
Pengendalian Banjir Wewenang Pemerintah Pusat
Anies mengatakan jika pengendalian banjir merupakan wewenang pemerintah pusat. Ia berpandangan, demi mengantisipasi banjir wajib memiliki pengendalian air di kawasan hulu dengan membangun dam, waduk dan embung. Sehingga akan ada kolam retensi untuk mengontrol serta mengendalikan volume air yang bergerak ke arah hilir."Jadi dengan cara seperti itu Insya Allah (banjir teratasi), tapi itu semua kan kewenangannya di pusat yah, jadi kita lihat nanti pemerintah pusat," ucap Anies Baswedan.
Fokus Pemerintah Provinsi DKI
Gubernur DKI Anies Baswedan kemudian menegaskan jika fokus di pihak Pemerintah Provinsi Jakarta yaitu untuk memastikan keselamatan warga ibu kota yang terdampak banjir terlebih dahulu."Fokus kami memastikan keselamatan warga, bahwa pelayanan terjamin dan bagi semua warga yang terdampak kita akan bantu sebisa mungkin," jawab Anies.
Presiden Jokowi Minta Pemda Bekerjasama
Presiden Joko Widodo pun meminta agar pemerintah provinsi, kabupaten/kota untuk bekerjasama menangani masalah banjir tersebut. Jokowi mengingatkan jika hal terpenting saat ini ialah mengevakuasi warga yang terdampak banjir."Keselamatan keamanan masyarakat harus didahulukan. Nanti urusan penanganan banjir secara infrastrukturnya akan kita bicarakan setelah penanganan evakuasi selesai," ucap Presiden Joko Widodo.
Instruksi Presiden Jokowi
Melansir dari bnbp.go.id, Presiden Joko Widodo memberikan tiga instruksi terkait penanganan banjir di Jakarta. Instruksi tersebut seperti memerintahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah provinsi, hingga tim SAR untuk bergerak bersama menanggulangi banjir. Nomor satukan keselamatan warga.Kedua, fasilitas-fasilitas umum segera dinormalisasi. Ketiga, pemerintah pusat dan provinsi harus bekerja sama bersama-sama untuk menanggulangi banjir.
(mdk/add)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies tidak pernah melakukan hal itu saat menjabat jadi Gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan, pembangunan Sodetan Ciliwung akan mengatasi banjir di Jakarta sekitar 62 persen.
Baca SelengkapnyaAnies berpesan, bagi yang khawatir terkait perubahan ketika dirinya menjadi calon presiden, bisa melihat rekam jejaknya di Jakarta.
Baca SelengkapnyaSodetan Ciliwung sudah bisa beroperasi usai diresmikan Presiden Jokowi kemarin.
Baca SelengkapnyaAnies hanya tersenyum tipis kala mendengar ihwal dugaan cawe-cawe Jokowi tersebut. Selanjutnya, dia tak mau berkomentar lebih lanjut terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaBerkat kerja sama Pemprov DKI sekarang dan Kementerian PUPR, proyek sodetan Ciliwung kini dapat diselesaikan.
Baca SelengkapnyaAnies menganggap kencangnya isu politik Pilkada Jakarta saat ini sebagai gosip.
Baca SelengkapnyaDia menilai wajar jika Ganjar dan Prabowo sering berkomunikasi dengan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaReaksi Ganjar mendadak berbeda, ketika disinggung wacana duet Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo mengunjungi posko pengungsian warga terdampak banjir di SMK Ganesa Demak, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPemerintah membangun IKN agar terjadi titik pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAnies menilai aturan baru yang dibuat punya dampak langsung ke warga Jakarta.
Baca Selengkapnya