2 Penyebab Harga Minyak Goreng Saat ini Mahal Versi Kemendag
Merdeka.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut ada dua faktor yang menyebabkan harga minyak goreng mahal. Berdasarkan pantauan Kemendag, harga minyak curah dikisaran Rp 17.000 per liter dan minyak goreng kemasan Rp 17.500 per liter.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan menjelaskan, kenaikan harga minyak goreng pertama disebabkan karena gejala global akibat pasokan bahan baku untuk minyak nabati dunia ini menurun.
"Terjadi penurunan produksi CPO dari Malaysia angkanya kisaran 8 persen. kemungkinan produksi CPO dalam negeri di Indonesia juga akan turun, dari target 49 juta ton mungkin akan dihasilkan 47 juta ton," kata Oke dalam diskusi Indef PEI 2022: Pemulihan di Atas Fundamental Rapuh, Rabu (24/11).
-
Dimana Kemendag genjot pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Bagaimana Kemendag dorong pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Kenapa Kemendag genjot potensi pasar minyak goreng? 'Kunjungan lapangan tersebut menghasilkan tawaran kerja sama di bidang industri pengemasan minyak goreng Indonesia. Industri pengemasan minyak goreng Indonesia memiliki peluang yang besar untuk dipasarkan di pasar regional Timur Tengah dan Afrika,' ungkap Syahran.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kenapa minyak goreng jadi keruh? Proses penggorengan, terutama makanan yang bercita rasa, dapat meninggalkan residu pada minyak. Akibatnya, minyak goreng menjadi keruh.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
Selain itu, Kanada sebagai pemasok minyak nabati untuk canola oil juga mengalami penurunan pasokan di angka 6 persen. Sehingga harga minyak goreng dunia itu naik, sebab bahan baku tidak ada. Belum lagi ada krisis energi di beberapa negara, seperti India, Eropa, dan China.
Faktor Dalam Negeri
Faktor kedua, dari sisi internal Indonesia, entitas produsen minyak goreng di Indonesia belum terafiliasi dengan kebun sawit penghasil CPO. Maka produsen minyak goreng sangat tergantung pada harga CPO global.
"Yang harga CPO begitu meningkat dan ini menjadikan harga minyak goreng curah dan kemasan meningkat tajam,' ujarnya.
Berbicara terkait Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng memang ada dikisaran Rp 11.000 per liter. Namun pada saat penyusunan HET tersebut, harga CPO masih dikisaran USD 500-600 per metrik ton.
"Dan saat ini posisinya sudah di USD 1.365 per metrik ton, dan itu langsung berpengaruh karena entitas minyak goreng di kita itu ada 435 dan didominasi oleh ketergantungan CPO, karena tidak selalu produsen minyak goreng terafiliasi dengan kebun sawitnya, maka itulah yang menyebabkan kenaikan," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Permendag terkait HET MinyaKita telah diharmonisasi pada Kamis (18/7) malam.
Baca SelengkapnyaPerubahan HET MinyaKita dilakukan karena dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan harga biaya pokok produksi yang terus mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaHarga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita naik menjadi Rp15.700 per liter.
Baca SelengkapnyaKemendag telah melakukan kajian internal untuk dua kebijakan baru terkait dengan minyak goreng, salah satunya menaikan HET MinyakKita.
Baca SelengkapnyaSaat ini, HET MinyaKita masih ditetapkan sebesar Rp14.000 per liter.
Baca SelengkapnyaPada sisi lain, naiknya harga Minyakita dari Rp14.000 menjadi Rp15.500 dinilai tetap akan lebih murah dari minyak goreng kemasan premium.
Baca SelengkapnyaHarga jual MinyaKita masih dibanderol di bawah harga penjualan minyak goreng kemasan premium. Hal ini demi menjaga keterjangkauan di masyarakat.
Baca SelengkapnyaSeharusnya, menurut Zulkifli, pembeli Minyakita adalah pembeli minyak curah.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 10 komponen dalam penghitungan HPP, di antaranya yaitu harga CPO, ongkos angkut pabrik, biaya pengolahan, pengemasan, serta biaya distribusi.
Baca SelengkapnyaKenaikan HET Minyakita masih lebih rendah ketimbang harga minyak goreng premium di pasaran.
Baca SelengkapnyaJika sebelumnya harga beras berada di kisaran Rp 8.000 per liter, kini melonjak menjadi Rp 10.000 per liter.
Baca SelengkapnyaPemerintah bertujuan untuk mendorong peningkatan Domestic Market Obligation (DMO) hanya dalam bentuk Minyakita.
Baca Selengkapnya