4 Dampak mencengangkan akuisisi Gudang Garam oleh perusahaan Jepang
Merdeka.com - Japan Tobacco Inc mengakuisisi atau membeli seluruh saham anak usaha Gudang Garam yaitu PT Karyadibya Mahardhika dan PT Surya Mustika Nusantara seharga USD 677 juta atau setara dengan Rp 9 triliun.
PT Karyadibya Mahardhika (KDM) sendiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi rokok di Indonesia. Perusahaan ini berdiri pertama kali pada tahun 2007. Beberapa rokok produksi KDM antara lain Apache, Absolute Mild, Absolute Mild Menthol, Absolute Ruby, Minna International, Minna Barokah, Barokah Rejeki, Extreme Mild, Extreme Mild Menthol, Bheta, dan beberapa varian produk lainnya.
Sedangkan PT Surya Mustika Nusantara sendiri merupakan perusahaan penjualan dan distribusi yang memasarkan rokok/cigarette brand Apache dan Extreme hasil produksi PT Karya Dibya Mahardika (KDM).
-
Dimana cukai rokok menjadi pengendali industri? 'Ini kelihatannya sudah mulai jenuh. Ini kelihatan bahwa mungkin cukai ini akan menjadi pengendali dari industri hasil tembakau,' ujar Benny, Jakarta, Rabu (29/5).
-
Kapan puncak kesulitan berhenti merokok? 'Berdasarkan penelitian, 75 persen orang yang mencoba berhenti merokok mengalami kekambuhan di minggu keempat,' jelas Dona.
-
Tembakau jenis apa yang paling banyak laku? “Yang paling laris tembakau orisinal, yang dari Temanggung,“ kata Aziz.
-
Kapan Tiongkok menjadi investor terbesar kedua di Indonesia? Tercatat pada 2013 lalu, Tiongkok sudah menempati urutan 12 kontributor penanaman modal asing (PMA) di Indonesia. Posisi ini berubah di tahun 2022 di mana negara tersebut sudah berada di urutan kedua.
-
Kapan impor kedelai Indonesia mencapai 2,32 juta ton? Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat, impor kedelai Indonesia sepanjang tahun 2022 mencapai 2,32 juta ton atau nilainya setara dengan USD 1,63 miliar.
-
Bagaimana cukai rokok mempengaruhi industri? 'Ini kelihatannya sudah mulai jenuh. Ini kelihatan bahwa mungkin cukai ini akan menjadi pengendali dari industri hasil tembakau,' ujar Benny, Jakarta, Rabu (29/5).
Japan Tobacco Inc dalam pengumumannya mengatakan, nilai kesepakatan dua perusahaan ini mencapai USD 1 miliar, termasuk utang kedua perusahaan. Selain Indonesia, Japan Tobacco juga tengah dalam proses membeli aset pabrik rokok Filipina yaitu Filipina Mighty Corp Ltd.
Transaksi jual beli ditarget akan selesai pada Oktober-Desember mendatang. Pihak Japan Tobacco masih menunggu dan mengikuti peraturan yang berlaku.
"Kesepakatan ini akan memberi skala dan kehadiran Grup JT di tingkat nasional di pasar kretek Indonesia," kata Japan Tobacco.
Pasar rokok Indonesia merupakan terbesar kedua di dunia setelah China dengan jumlah 316,1 miliar batang terjual tahun lalu.
Langkah akuisisi ini menuai protes, sebab akan menimbulkan dampak yang luar biasa. Berikut uraiannya:
Ratusan buruh terancam di-PHK
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengkritik rencana akuisisi Japan Tobacco Inc terhadap dua anak perusahaan rokok PT Gudang Garam yaitu PT Karyadibya Mahardhika dan PT Surya Mustika Nusantara. Menurutnya, langkah ini menjadi ancaman bagi pekerja di pabrik tersebut.
"Japan Tobacco Inc pasti akan melakukan mekanisasi dengan mengganti tenaga kerja manusia dengan mesin yang secara ekonomi lebih efisien. Satu mesin bisa menggantikan minimal 900 tenaga manusia," kata Tulus dikutip Antara, Senin (8/8).
Tulus mengatakan, hal serupa juga terjadi pada PT HM Sampoerna setelah diakuisisi oleh Philip Morris Internasional. Padahal, PT HM Sampoerna sempat menjanjikan tidak akan melakukan mekanisasi. "Namun, fakta berkata lain. Dalam jangka pendek akan ada rasionalisasi tenaga kerja manusia digantikan mesin dengan melakukan pemutusan hubungan kerja massal setelah diakuisisi," tuturnya.
Hal itu, kata Tulus, akan berimbas pada penambahan angka pengangguran yang pada akhirnya adalah peningkatan angka kemiskinan.
Tulus menduga, aksi korporasi tersebut oleh sebagian kalangan akan dianggap sebagai hal yang positif dari sisi ekonomi dan investasi. Hal tersebut juga dianggap sebagai prestasi bahwa situasi dan kondisi investasi di Indonesia semakin kondusif dan akan semakin menggerakkan sektor riil.
"Padahal, jika dicermati secara mendalam, hal itu justru akan menimbulkan potensi bencana ekonomi dan sosial bagi Indonesia, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang," ujarnya.
Matikan petani lokal
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, akuisisi Japan Tobacco Inc terhadap dua anak perusahaan rokok PT Gudang Garam berpotensi meningkatkan impor tembakau di Indonesia.
"Peningkatan impor tembakau akan mengakibatkan penurunan penyerapan tembakau lokal. Harga tembakau impor dari China lebih murah dari tembakau lokal," ujar Tulus, Jakarta, Selasa (8/8).
Tulus mengatakan petani tembakau lokal akan menderita dan 'gigit jari' karena serapan daun tembakaunya menurun akibat serbuan tembakau impor. Akuisisi PT Gudang Garam oleh Japan Tobacco Inc juga akan mengancam klaim kretek sebagai rokok khas Indonesia.
Setelah akuisisi, kepemilikan juga akan berpindah. Entitas kretek sebagai milik Indonesia akan tergerus rokok asing.
"Pada akhirnya, rokok kretek adalah rokok asing karena pemilik pabriknya asing. Tidak ada lagi klaim bahwa kretek adalah warisan budaya nasional, walaupun selama ini klaim tersebut sebenarnya sangat konyol dan tidak berdasar," tuturnya.
Tingkatkan perokok RI
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengatakan, akuisisi Japan Tobacco Inc terhadap dua anak perusahaan rokok PT Gudang Garam yaitu PT Karyadibya Mahardhika dan PT Surya Mustika Nusantara akan meningkatkan jumlah perokok di Indonesia.
"Pimpinan Japan Tobacco Inc sendiri mengatakan Indonesia merupakan pasar tembakau kedua terbesar di dunia. Mereka akan menggempur Indonesia dengan iklan dan promosi yang lebih masif," kata Tulus dikutip Antara, Selasa (8/8).
Tulus mengatakan, Japan Tobacco Inc, sebagaimana produsen rokok multinasional lainnya, sudah mulai tergencet dengan aturan pembatasan tembakau yang ketat di negaranya. Karena itu, mereka kemudian lari ke Indonesia untuk memasarkan produknya.
Menurut Tulus, mereka memanfaatkan aturan pengendalian tembakau yang rendah dan lemah di Indonesia dan prevalensi merokok di kalangan remaja dan anak-anak yang cenderung meningkat.
"Mereka menyasar remaja dan anak-anak Indonesia sebagai pangsa pasar utama dan investasi jangka panjang industri rokok. Mereka akan menggempur remaja dan anak-anak Indonesia iklan dan promosi rokok," tuturnya.
Peningkatan jumlah perokok, kata Tulus, akan berdampak pada peningkatan penyakit akibat rokok yang harus ditanggung negara melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
"Japan Tobacco Inc akan mengeruk keuntungan berupa devisa Indonesia yang lari ke Jepang, sementara masyarakat dan pemerintah hanya bisa 'gigit jari' dengan sampah produk rokok, yaitu penyakit dan biaya kesehatan yang tinggi," katanya.
Jadi permulaan akuisisi industri rokok
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan tren akuisisi industri rokok multinasional terhadap industri rokok nasional di Indonesia akan terus terjadi. Ini bahkan telah terjadi dengan diakusisinya saham dua anak perusahaan PT Gudang Garam, yaitu PT Surya Mustika Nusantara dan PT Karyadibya Mahardhika senilai USD 677 juta atau setara dengan Rp 9 triliun.
"Industri rokok multinasional tahu betul Indonesia adalah pangsa pasar untuk pemasaran rokok yang paling menggiurkan di dunia. Mereka akan mengincar produsen-produsen rokok nasional untuk diakuisisi," kata Tulus dalam keterangannya.
Menurut Tulus, Indonesia menggiurkan bagi industri rokok multinasional karena mereka tahu regulasi pengendalian tembakau di Indonesia masih sangat lemah. "Sementara itu, di negara asalnya, industri rokok multinasional mulai tergencet dengan aturan pembatasan tembakau yang ketat. Karena itu, mereka lari ke Indonesia untuk memasarkan produknya," tuturnya.
Di sisi lain, prevalensi perokok remaja dan anak-anak di Indonesia cenderung meningkat. Remaja dan anak-anak Indonesia adalah sasaran industri rokok multinasional untuk menjadi pangsa pasar mereka.
Bila hal itu dibiarkan, Tulus mengatakan dalam jangka panjang akan menjadi beban sosial ekonomi masyarakat Indonesia, bahkan bisa menjadi bencana nasional akibat kerusakan generasi yang kecanduan rokok.
"Nilai ekonomi yang diperoleh tidak setara dengan dampak sosial ekonomi yang didapat. Seharusnya pemerintah dan masyarakat Indonesia menyadari tentang hal itu," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PT Taru Martani melakukan ekspor tembakau Iris ke Jepang
Baca SelengkapnyaPemerintah menaikkan target penerimaan cukai di 2024.
Baca SelengkapnyaAndry mengungkapkan, dari sisi penerimaan negara, ada potensi hilangnya Rp160,6 triliun.
Baca SelengkapnyaPenerimaan ini tumbuh signifikan sebesar 59,3 persen.
Baca SelengkapnyaKontraksi ini disebabkan oleh penurunan komponen pada sisi produksi. Ini karena maraknya peredaran rokok ilegal di pasaran, terutama rokok ilegal impor.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian cukai terjadi di setiap kategori rokok secara merata.
Baca SelengkapnyaBea Cukai gencar melakukan operasi penanganan rokok ilegal sepanjang tahun 2023. Kebijakan tersebut dinamakan operasi ‘Gempur Rokok Ilegal 2023’.
Baca SelengkapnyaRPP UU Kesehatan dinilai melarang total kegiatan penjualan dan promosi produk tembakau.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan survei yang dilakukan oleh Indodata, peredaran rokok ilegal di Indonesia mencapai 46,95 persen pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPelaku usaha mendesak Kementerian Keuangan menunda pelaksanaan pengenaan pajak rokok untuk rokok elektrik.
Baca SelengkapnyaTarget penerimaan tersebut lebih tinggi dibandingkan target penerimaan di tahun 2022 sebesar Rp138,06 triliun.
Baca SelengkapnyaDalam penyesuaian ke depan, yang didasari oleh alasan kesehatan masyarakat, perlu dilakukan secara hati-hati dan kalkulatif untuk menciptakan keseimbangan.
Baca Selengkapnya