Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Fakta angka kemiskinan menurun masa pemerintahan SBY

5 Fakta angka kemiskinan menurun masa pemerintahan SBY Kemiskinan kota meleset. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja melansir data terbaru mengenai kemiskinan di Indonesia. Data yang dilansir adalah data kemiskinan hingga September 2014 atau masih masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam data yang dirilis BPS, 5 tahun pemerintahan SBY angka kemiskinan terus menurun. Langkah perbaikan ekonomi yang dilakukan SBY dinilai tepat sehingga jumlah orang miskin di Indonesia terus menurun.

Juni 2013 silam, semasa jadi presiden, SBY pernah menyebut Indonesia bakal berhasil mengentaskan kemiskinan dalam lima tahun mendatang. Caranya dengan meningkatkan ekonomi regional, kewirausahaan dan menambah lapangan kerja.

Orang lain juga bertanya?

SBY menuturkan, kemiskinan sudah ada sejak dimulainya peradaban manusia ribuan tahun silam. Sejak berlangsungnya perang dingin, banyak negara-negara yang berlomba-lomba meningkatkan sosialisme atau model pembangunan dari masyarakat tradisional menjadi konsumen terbesar. Masing-masing model itu memperlihatkan kekuatan dan kelemahannya. Terutama setelah berakhirnya perang dunia kedua.

Pengentasan kemiskinan sangat diperlukan bagi setiap negara untuk mengurangi kesenjangan antara orang kaya dan miskin. Terlebih, setelah hantaman krisis ekonomi yang melanda dunia beberapa tahun terakhir.

"Saya berpendapat bahwa standar hidup harus diubah," ujarnya. Cara lain, kerja keras untuk melawan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi yang kuat. Mengoptimalkan potensi dan produktivitas. Serta pembangunan investasi, kolaborasi dan kemitraan.

Kini, BPS membeberkan data keberhasilan SBY dalam menurunkan angka kemiskinan. Merdeka.com merangkum 5 fakta menurunnya angka kemiskinan era SBY.

Jumlah orang miskin turun melandai

Dalam data yang dilansir BPS, Per September 2014, jumlah penduduk miskin Indonesia tercatat sebesar 27,73 juta orang atau mencapai 10,96 persen dari keseluruhan penduduk.

Kepala BPS, Suryamin mengatakan, jumlah penduduk miskin di Indonesia turun dibandingkan Maret 2014 yang mencapai 28 juta jiwa atau 11,25 persen dari jumlah penduduk.

"September 2014, jumlah penduduk miskin 27,73 juta jiwa atau 10,96 persen. Jika dibandingkan September 2013 turun, di mana dulu 28,60 juta orang 11,46 persen," kata Suryamin di Kantornya, Jakarta, Jumat (2/1).

Melihat data BPS 5 tahun ke belakang, angka kemiskinan pada 2009 mencapai 32,53 juta penduduk atau 14,15 persen. Angka ini terus menurun di 2010 dengan jumlah orang miskin menjadi 31,02 juta penduduk dengan persentase 31,02 persen.

Penurunan angka kemiskinan masih terus terjadi. Pada September 2011 angka orang miskin turun menjadi 30,01 juta penduduk atau 12,36 persen. Angka kemiskinan terus menurun hingga September 2014 menjadi 27,73 juta penduduk atau 10,96 persen.

"Penurunan makin lama makin kecil penurunannya. Karena ini tinggal intinya atau hard core lah yang tinggal. Kalau tidak ada penanganan super khusus ya melandai saja," kata Suryamin.

Ekonomi membaik masa SBY

Penurunan angka kemiskinan masa pemerintahan SBY tidak lepas dari perbaikan ekonomi yang terjadi. Kepala BPS Suryamin menyatakan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tren penurunan angka kemiskinan 5 tahun terakhir. Pertama adalah terjaganya inflasi masa pemerintahan SBY.

"Maret-September 2014 inflasi cenderung rendah cuma 2,26 persen pada masa itu," ucap Suryamin di Kantornya, Jakarta, Jumat (2/1).

Faktor lainnya, upah nominal harian buruh tani nasional, di mana per September 2014 naik 1,60 persen dibandingkan Maret 2014. "Kemudian buruh bangunan per hari juga naik 1,36 persen dibandingkan Maret. Naiknya dari Rp 75.961 jadi Rp 76.991 per hari," tambahnya.

Harga eceran komoditas juga mengalami penurunan di era pemerintahan SBY. Misalnya harga beras dari Maret ke September 2014 turun 1,13 persen. Ada pula cabai rawit yang juga turun 50,13 persen di masa itu.

"Pertumbuhan ekonomi berdasarkan PDB dasar konstan di triwulan III 2014 dibanding triwulan I 2014 juga mencapai 5,52 persen," tutupnya.

Susah keluar dari kemiskinan karena rokok

Penurunan angka kemiskinan di era SBY dari 2009 - 2014 berjalan landai. Hal ini lantaran masih banyaknya penduduk yang sulit keluar dari garis kemiskinan. Salah satu faktornya adalah karena rokok dan beras.

Kepala BPS, Suryamin menyebut faktor yang berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan adalah beras dan rokok.

"Orang ini aduh, coba rokok dihilangkan dan dibelikan beras pasti berubah (keluar) dari kemiskinan. Rokok ini dikonsumsi tapi tidak menghasilkan kalori," ucap Suryamin dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Jumat (2/1).Suryamin menjelaskan, komoditi makanan dan beras untuk orang miskin perkotaan memberikan pengaruh 23,39 persen. Sedangkan untuk orang miskin pedesaan, beras berpengaruh 31,61 persen.Komoditi kedua adalah rokok kretek filter yang memberi pengaruh kepada orang miskin perkotaan mencapai 11,18 persen. Sedangkan untuk orang miskin pedesaan, rokok kretek filter memberi pengaruh sebesar 9,39 persen."Jika tidak merokok maka kalori akan meningkat, mungkin bisa keluar dari garis kemiskinan," katanya.

Kemiskinan masih menumpuk di Indonesia Timur

Jumlah orang miskin per September 2014 masih mencapai angka 27,73 juta jiwa atau 10,96 persen dari keseluruhan masyarakat Indonesia. Dari data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS), persentase orang miskin terbanyak masih terdapat di Indonesia Timur.

Kepala BPS, Suryamin mengatakan persentase penduduk miskin terbesar di Indonesia terdapat di Maluku dan Papua yang mencapai 21,86 persen dengan jumlah penduduk miskinnya 1,4 juta jiwa. Orang miskin di daerah ini tersebar di perkotaan sebesar 5,39 persen dan pedesaan sebesar 28,82 persen.Persentase penduduk miskin terbesar kedua berada di wilayah Bali, NTB dan NTT yang mencapai 14,35 persen dengan jumlah penduduk miskinnya 2 juta jiwa. Ini tersebar 10,89 persen di perkotaan dan 13,88 persen di pedesaan."Selanjutnya di Sumatera dengan persentase 11,11 persen dengan jumlah penduduk miskin 6 juta penduduk," kata Suryamin di Kantornya, Jakarta, Jumat (2/1).Suryamin menjelaskan, peringkat kemiskinan di daerah tidak mencerminkan daerah tersebut paling banyak memiliki penduduk miskin. Penghitungan berdasarkan persentase jumlah penduduk miskin dengan jumlah keseluruhan penduduk daerah tersebut.Misalnya data di Sulawesi, persentase kemiskinan mencapai 11,07 persen dengan jumlah penduduk miskin mencapai 2,05 juta jiwa. Sedangkan di Jawa, persentase penduduk miskin hanya 10,52 persen dengan total penduduk miskin mencapai 15,143 juta jiwa."Sedangkan persentase terendah di kalimantan 6,34 persen dengan jumlah penduduk miskin 972 ribu orang," kata Suryamin, di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (2/1/2014).

Indeks keparahan kemiskinan masih tinggi

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin mengatakan persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

"Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan," ucap Suryamin di Kantornya.

Dari data BPS, pada periode Maret 2014 hingga September 2014, indeks kedalaman kemiskinan (p1) dan indeks keparahan kemiskinan (p2) cenderung tidak mengalami perubahan. Indeks kedalaman kemiskinan para Maret 2014 adalah 1,75 dan pada September 2014 juga masih berada pada angka yang sama.

"Demikian juga untuk indeks keparahan kemiskinan dari Maret 2014 hingga September 2014 masih berada pada angka yang sama yaitu 0,44," tutup Suryamin.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menko PMK Klaim Kemiskinan Ekstrem Turun Drastis dalam 1 Dekade Pemerintahan Jokowi
Menko PMK Klaim Kemiskinan Ekstrem Turun Drastis dalam 1 Dekade Pemerintahan Jokowi

Menko PMK Muhadjir Effendy mengklaim angka kemiskinan ekstrem di Indonesia turun drastis dari 4 persen menjadi 0,8 persen dalam satu dekade

Baca Selengkapnya
BPS Catat Kemiskinan di Jakarta Turun & Perekonomian Tumbuh di Era Pj Heru
BPS Catat Kemiskinan di Jakarta Turun & Perekonomian Tumbuh di Era Pj Heru

BPS mencatat ekonomi Jakarta naik dan angka kemiskinan di DKI Jakarta turun di era Pj Gubernur DKI Heru Budi.

Baca Selengkapnya
Inilah Jumlah Penduduk Miskin di Jakarta per Maret 2024
Inilah Jumlah Penduduk Miskin di Jakarta per Maret 2024

BPS Jakarta mencatat angka penduduk miskin di Jakarta pada Maret 2024

Baca Selengkapnya
Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Capai 25,22 Juta Orang per Maret 2024
Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Capai 25,22 Juta Orang per Maret 2024

Dalam catatan BPS, garis kemiskinan pada Maret 2024 ditetapkan sebesar Rp582.932 per kapita. Angka ini naik 5,9 persen dibandingkan Maret 2023.

Baca Selengkapnya
Pemprov Kaltim Sebut Berhasil Tekan Angka Kemiskinan
Pemprov Kaltim Sebut Berhasil Tekan Angka Kemiskinan

Dalam tiga tahun, angka kemiskinan di provinsi paling timur Kalimantan ini, cenderung mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya
BPS Ungkap Biang Kerok Jumlah Kelas Menengah di Indonesia Merosot
BPS Ungkap Biang Kerok Jumlah Kelas Menengah di Indonesia Merosot

Dalam catatan BPS, jumlah kelas menengah terbukti terus mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya
Raih Insentif Fiskal dari Wapres, Khofifah: Kemiskinan Ekstrem di Jatim turun 3,58 Persen
Raih Insentif Fiskal dari Wapres, Khofifah: Kemiskinan Ekstrem di Jatim turun 3,58 Persen

Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin.

Baca Selengkapnya
Tingkat Kemiskinan dan Ketimpangan Orang Kaya-Miskin di Indonesia Turun, Ini Datanya
Tingkat Kemiskinan dan Ketimpangan Orang Kaya-Miskin di Indonesia Turun, Ini Datanya

Penurunan kemiskinan juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia, dengan penurunan tertinggi terjadi di Bali dan Nusa Tenggara.

Baca Selengkapnya
HUT ke-78 Sumsel, Angka Kemiskinan Jadi Sorotan
HUT ke-78 Sumsel, Angka Kemiskinan Jadi Sorotan

Fatoni mengatakan selama tahun 2023 hingga saat ini Provinsi Sumatera Selatan telah meraih 56 penghargaan.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Mencapai 25,9 Juta Orang di Maret 2023
Data BPS: Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Mencapai 25,9 Juta Orang di Maret 2023

Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang, menurun 0,46 juta orang terhadap September 2022.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Tingkat Kemiskinan di Kota Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi Covid-19
Data BPS: Tingkat Kemiskinan di Kota Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi Covid-19

Namun, Imam menambahkan, tingkat kemiskinan perkotaan pada Maret 2024 masih lebih tinggi 0,53 persen poin jika dibandingkan kondisi September 2019.

Baca Selengkapnya
Tergolong Kebutuhan Pangan, Rokok Jadi Penyebab Garis Kemiskinan di Sumut Meningkat
Tergolong Kebutuhan Pangan, Rokok Jadi Penyebab Garis Kemiskinan di Sumut Meningkat

Selain tergolong kebutuhan makanan, Rokok juga menjadi penyebab utama garis kemiskinan di Sumatra Utara meningkat.

Baca Selengkapnya