5 Negara Besar Terancam Alami Kemerosotan Ekonomi
Merdeka.com - Ancaman resesi atau kemerosotan ekonomi global semakin nyata. Lima negara dengan ekonomi yang kuat-pun ikut terintimidasi karena hal itu.
Mengutip laman CNN, lima negara itu adalah Jerman, Inggris, Italia, Brasil dan Meksiko. Lima negara ini termasuk ke dalam G20, alias negara-negara yang memiliki ekonomi terbesar di dunia.
Rabu (21/08) kemarin, pertumbuhan ekonomi Jerman mengalami penurunan.
-
Negara apa yang terbesar di dunia? Rusia, dengan wilayah seluas 17,098 juta kilometer persegi, adalah negara terbesar di dunia, dan ini bukanlah suatu kejutan.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Apa 10 negara tertua di dunia? Inilah 10 Negara Tertua, Ternyata Salah Satunya Ada di Asia.
-
Apa peringkat negara terkaya di Asia Tenggara? Diketahui, Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai negara terkaya di Asia Tenggara dengan pendapatan kotor per kapita sekitar Rp 59,29 juta. Sementara, peringkat pertama dimiliki oleh Singapura yang memiliki pendapatan kotor per kapita sebesar Rp935,37 juta.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
-
Siapa yang memiliki utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
"Intinya, ekonomi Jerman sedang tertatih-tatih saat ini," ungkap Andrew Kenningham, Kepala Ekonom Eropa di Capital Economist.
Carsten Brzeski, Kepala Ekonom Belanda ING menganggap Jerman terlalu bergantung pada eksportir yang menjual barang dengan jumlah tidak proporsional ke China dan Amerika Serikat (AS).
"Laporan PDB hari ini jelas merupakan tanda akhir dekade emas ekonomi Jerman," tutur Brzeski.
Sementara itu, ekonomi Inggris merosot sejak isu Brexit. Sejak muncul kekhawatiran akan Brexit (British Exit), pertumbuhan ekonomi negeri tersebut merosot pada kuartal II tahun 2019, pertama kalinya sejak tahun 2012.
Inggris disebut harus pulih pada kuartal III mendatang agar tidak terkena resesi. Bila Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa, mungkin saja resesi tidak dapat dihindarkan.
Ekonomi Italia juga tidak jauh berbeda. Pada kuartal II 2019, pertumbuhan ekonomi negara ini cenderung melandai. Produktivitas dilaporkan melemah, adanya peningkatan pengangguran kaum muda, utang bertambah, serta kekacauan politik disinyalir semakin memperburuk kondisi ekonomi Italia.
Sementara untuk Meksiko, tercatat investasi melemah dan sektor jasa sedang berada di bawah tekanan.
Hampir sama seperti negara lainnya, pertumbuhan ekonomi Brasil menyusut pada kuartal II. Penyebabnya, penurunan produksi dan tingkat pengangguran yang semakin tinggi.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tekanan yang dialami negara-negara maju itu dipengaruhi kenaikan suku bunga yang terlalu tinggi yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaUtang Indonesia masih berada di bawah utang India sebesar USD629 miliar atau setara Rp9.800 triliun.
Baca SelengkapnyaHampir setengah kekayaan dunia, hanya dimiliki oleh 1,5 persen populasi bumi.
Baca SelengkapnyaRamalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim kini jadi perhatian seluruh negara.
Baca SelengkapnyaTiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca SelengkapnyaArsjad mengatakan, Indonesia saat ini masih dalam konteks terjebak di perangkat negara berpendapatan menengah (middle income trap).
Baca SelengkapnyaBank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaKesenjangan mulai terasa sejak tahun 2008 hingga 2023.
Baca Selengkapnya30 Negara telah menjadi pasien IMF karena perekonomian global yang terus mengalami tekanan. Namun, kini 11 negara di antaranya sudah membaik.
Baca Selengkapnya