5 Perusahaan berkinerja terburuk di 2015, termasuk Freeport McMoRan
Merdeka.com - Tahun 2015 menjadi tahun mengerikan bagi sebagian perusahaan. Ekonomi global melemah, harga komoditi turun serta anjloknya harga minyak dunia mempengaruhi kinerja beberapa perusahaan.
Pasar saham China saja sempat anjlok parah di pertengahan tahun, dan memaksa pemerintah setempat mengeluarkan beberapa kebijakan atau stimulus agar pasar kembali bergairah.
Pasar saham China terus menurun sejak pertengahan Juni 2015. Hal ini dipicu naiknya Shanghai Composite Index mencapai 5.100 poin pada awal Juni. Nilai pasar saham naik 150 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
-
Kenapa harga saham turun? Sebaliknya, jika kinerja kurang bagus juga bisa membuat harga saham jadi turun. Misalnya ketika mengalami penurunan pendapatan, perusahaan terkena isu negatif, hingga jika terlibat kasus hukum. Sentimen Pasar yang Positif Sentimen pasar maksudnya adalah persepsi investor terhadap kondisi pasar. Jika ada banyak orang yang melihat prospek perusahaan secara positif, hal tersebut bisa mendorong permintaan saham semakin meningkat dan harganya juga ikut naik. Berbeda jika sentimen pasar mulai berubah ke arah negatif. Misalnya saat perusahaan terkena kasus yang membuat kepercayaan investor hilang.
-
Siapa yang mengalami penurunan kekayaan? Pada awal Desember 2023, harta kekayaan Hartono Bersaudara anjlok. Beberapa konglomerat Indonesia terpantau mengalami kenaikan nilai kekayaannya. Prajogo Pangestu, Low Tuck Kwong, hingga Sri Prakash Lohia merupakan segelintir konglomerat yang mengalami kenaikan harta. Kendati demikian, kekayaan Hartono bersaudara terpantau mengalami penurunan.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
-
Bagaimana inflasi memengaruhi saham? Misalnya, saham dapat berkinerja baik selama periode inflasi jika perusahaan menaikkan harga untuk mengimbangi biaya yang meningkat.
-
Apa dampak sentimen negatif pada saham? Berbeda jika sentimen pasar mulai berubah ke arah negatif. Misalnya saat perusahaan terkena kasus yang membuat kepercayaan investor hilang. Mereka mungkin sesegera mungkin menjual sahamnya. Dengan pasokan saham berlebih, harga yang ditawarkan otomatis akan turun.
-
Siapa saja perusahaan terbesar di dunia versi Forbes? Kali ini yang menempatkan posisi 10 besar dalam daftar tahun 2023 yakni perusahaan JP Morgan, perusahaan minyak Arab Saudi, dan tiga bank raksasa milik China serta raksasa teknologi seperti Apple dan Alphabet.
Kenaikan ini akhirnya menemukan titik jenuh. Gelembung pecah, dan indeks pasar kehilangan 32 persen nilainya di 18 sesi perdagangan setelah puncak. Penurunan telah mendorong pemerintah untuk mengeluarkan beberapa kebijakan.
China Securities Regulatory Commission (CSRC) saat itu terus berusaha menstabilkan pasar, mengembalikan kepercayaan publik dan menjaga risiko sistemik. CSRC melalui bank sentral juga menyediakan uang tunai untuk membeli saham agar kembali naik.
Dalam upaya lain untuk kelancaran votalitas, Bank Rakyat China telah memangkas suku bunga ke rekor terendah. Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan akan memenjarakan investor yang melakukan penjualan pendek atau short selling.
Tak hanya di China, di bursa Amerika Serikat juga banyak perusahaan mengalami penurunan harga saham, bahkan hingga 50 persen. Perusahaan raksasa ternama menderita karena anjloknya harga komoditi dan minyak dunia.
Berikut saham perusahaan berkinerja terburuk sepanjang 2015 seperti dilansir CNN, Kamis (23/12).
Chesapeake Energy (CHK)
Saham Chesapeake Energy (CHK) terhitung anjlok 77 hingga 80 persen sepanjang 2015. Kondisi ini membuat CHK menjadi perusahaan berkinerja terburuk di deretan perusahaan yang tergabung di S&P 500.
Anjloknya harga minyak mentah dan gas alam menggerus keuntungan perusahaan energi ini. Harga minyak mentah runtuh hingga di bawah USD 34 per barel, dan ini merupakan level terendah sejak awal 2009 silam. Sedangkan harga gas juga turun ke level terendah sejak 2002.
Perusahaan besar lainnya yang mengalami kemerosotan saham adalah Southwestern Energy (SWN) dan COnsol Energy (CNX). Kedua perusahaan yang tergabung dalam jajaran perusahaan raksasa S&P 500 ini juga menderita karena rendahnya harga minyak dan gas alam.
Fossil Group (FOSL)
Saham perusahaan Fossil Group (FOSL) tercatat anjlok 70 persen sepanjang 2015. Harga saham sempat menyentuh titik terendah dalam lima tahun terakhir.
Buruknya kinerja perusahaan dipicu karena banyaknya kompetitor baru dari produk pakaian dan jam pintar seperti buatan Apple.
Keberadaan Fossil kini tengah terancam karena perubahan tren pemakaian jam mewah.
NRG Energy
Saham perusahaan NRG Energy (NRG) tercatat anjlok 62 persen sepanjang tahun 2015. Investasi USD 1 miliar di pembangkit listrik tenaga surya dan angin gagal memberi keuntungan ke perusahaan.
CEO perusahaan, David Derek akhirnya mengundurkan diri awal bulan ini setelah 12 tahun bekerja di perusahaan.
Seperti produsen listrik independen lainnya, NRG juga menderita karena rendahnya harga gas alam.
Micron dan Seagate
Saham perusahaan Micron (MU) terhitung turun 59 persen di tahun 2015 ini. Hal ini terjadi karena anjloknya harga chip memori.
Micron membuat chip yang memungkinkan PC, telepon pintar dan pengguna tablet untuk menyimpan data. Bisnis mereka terseok-seok karena ketatnya persaingan deengan Western Digital dan Intel.
Seperti Micron, Seagate juga menderita penurunan saham mencapai 48 persen tahun ini. Seagate selama ini bergerak di pasar disk drive atau hard disk, dan penjualan terhenti beberapa tahun terakhir karena lemahnya penjualan industri PC.
Keuntungan Seagate anjlok, dan perusahaan terpaksa memecat 1.000 karyawan baru-baru ini.
Freeport-McMoRan (FCX)
Freeport-McMoRan (FCX) yang merupakan perusahaan tambang terbesar di Amerika Serikat ini juga harus menderita di tahun 2015. Anjloknya harga tembaga dan bijih besi ke tingkat krisis jadi penyebab buruknya kinerja Freeport sepanjang tahun.
Saham Freeport anjlok hingga 73 persen sepanjang 2015, dan perusahaan memutuskan untuk memangkas pengeluaran serta tidak membagi dividen.
Kondisi ini menjadi berita buruk bagi Carl Icahn yang belum lama ini menguasai 9 persen saham perusahaan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapasitas produksi lima pabrik milik Kimia Farma yang akan ditutup tersebut tidak pernah mencapai target.
Baca SelengkapnyaAda 18 BUMN yang masuk dalam daftar Fortune Indonesia 100 kali ini. Total pendapatan mereka mencapai Rp2.763,31 triliun.
Baca SelengkapnyaAdapun, perusahaan yang dimaksud ialah PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP). Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan dan pengekspor udang.
Baca SelengkapnyaPT Timah pertama kali teken kerja sama dengan lima smelter swasta pada tahun 2018 hingga 2020.
Baca SelengkapnyaSaham Trump Media terus anjlok dengan penurunan 41 persen bulan ini, mengancam masa depan Truth Social.
Baca SelengkapnyaHolmes mendadak bangkrut setelah alat-alat kesehatan buatannya diragukan.
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku tidak kaget atas fenomena BUMN Karya merugi meski memperoleh proyek infrastruktur.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca SelengkapnyaKelima tersangka tersebut terdiri atas tiga orang pihak swasta dan dua orang mantan direktur di PT Timah Tbk
Baca SelengkapnyaAstra tetap optimis kinerja sisa tahun 2024 tetap resilien.
Baca SelengkapnyaArsjad diumumkan sebagai Ketua TPN Ganjar-Mahfud pada Selasa 4 September 2023.
Baca SelengkapnyaKejati DKI Jakarta menetapkan enam tersangka korupsi pengelolaan Dana Pensiun Bukit Asam tahun 2013 sampai 2018 dengan kerugian negara Rp234 miliar.
Baca Selengkapnya