ADB Setuju Beri Utang Rp6,3 Triliun ke Bio Farma untuk Penyaluran Vaksin
Merdeka.com - Bank Pembangunan Asia (ADB) menyetujui pinjaman atau utang senilai USD 450 juta atau sekitar Rp6,3 triliun untuk membantu PT Bio Farma dalam memperoleh dan menyalurkan vaksin secara aman dan efektif.
Pinjaman ini merupakan bagian dari Responsive Covid-19 Vaccines for Recovery (Recover) yang mendanai pembelian sekurang-kurangnya 65 juta dosis vaksin Covid-19 bagi kelompok prioritas sesuai ketetapan pemerintah Indonesia.
Proyek tersebut didukung oleh Asia Pacific Vaccine Access Facility (APVAX) senilai USD 9 miliar, yang diluncurkan pada Desember 2020 untuk mendukung ketersediaan vaksin secara cepat dan adil bagi negara-negara berkembang anggota ADB.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
Presiden ADB, Masatsugu Asakawa mengatakan, program Recover ini akan membantu pemerintah dalam melindungi jiwa serta memulihkan kembali mata pencaharian.
"Proyek ini akan membantu memvaksinasi jutaan warga yang rentan baik secara sosial maupun ekonomi dan memiliki risiko tertular yang tinggi, serta bagi para pelayan masyarakat yang menyediakan layanan penting," ujarnya.
Dia juga memastikan ADB akan membantu pemerintah dan Bio Farma untuk meningkatkan manajemen logistik dan menyalurkan vaksin secara lebih efektif kepada masyarakat.
Untuk memperoleh pembiayaan lewat APVAX, vaksin harus memenuhi setidaknya satu dari tiga kriteria yaitu vaksin diadakan melalui COVID-19 Vaccines Global Access Facility (COVAX), memenuhi syarat prakualifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), atau mendapat otorisasi dari otoritas regulator yang ketat (SRA).
Target Pemerintah Beri Vaksinasi 181,5 Juta Orang
Pemerintah menargetkan pemberian vaksin kepada 181,5 juta orang atau merupakan salah satu kegiatan vaksinasi terbesar di dunia. Indonesia mencatat lebih dari 1,5 juta kasus positif Covid-19 dan 40.000 korban meninggal hingga 30 Maret 2021.
Pandemi ini juga telah berdampak signifikan kepada sekitar 30 juta orang di Indonesia yang kehilangan pekerjaan atau mengalami pemotongan jam kerja, sehingga mengakibatkan naiknya angka kemiskinan.
Sebelumnya, ADB telah menyediakan hibah Asia Pacific Disaster Response Fund senilai 3 juta dolar AS yang disetujui pada April 2020 untuk membantu Kementerian Kesehatan menyalurkan peralatan dan pasokan medis penting.
ADB juga menyalurkan pinjaman Program Covid-19 Active Response and Expenditure (CARES) senilai 1,5 miliar dolar AS sebagai dukungan anggaran bagi bantuan kesehatan masyarakat, sosial, dan ekonomi yang mendesak.
Program CARES dibiayai bersama oleh Department of Foreign Affairs and Trade Australia, Japan International Cooperation Agency, kerja sama pembangunan Jerman melalui KfW, dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).
Selain itu, ADB juga telah menyediakan dukungan pengetahuan yang memberi pemerintah beragam opsi untuk merespons pandemi serta strategi peluncuran vaksin.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.
Baca SelengkapnyaBiofarma mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp2,21 triliun.
Baca SelengkapnyaPinjaman itu untuk memperbaiki fasilitas perawatan kesehatan primer dan laboratorium kesehatan.
Baca SelengkapnyaProgram pendanaan ini akan berlangsung dalam durasi tiga tahun.
Baca SelengkapnyaPengiriman bantuan vaksin produksi PT Bio Farma tersebut secara simbolis dilakukan oleh Sri Mulyani
Baca SelengkapnyaMulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaAdapun yang terbaru telah disalurkan pada Senin 20 November 2023 sebanyak Rp31,9 Miliar atau setara dengan USD 2 Juta yang berupa obat-obatan dan alat medis.
Baca SelengkapnyaPresiden Bank Dunia Ajay Banga memulai kunjungan ke Indonesia selama 4 hari.
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia mendapatkan suntikan dana Rp7,67 triliun dari PBB.
Baca Selengkapnya