Apindo: Pilpres bikin orang tak mau investasi baru
Merdeka.com - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi pesimis industri di dalam negeri bisa tumbuh di atas 6 persen tahun ini. Dalam pandangannya, pertumbuhan industri akan sama seperti tahun lalu atau di bawah 6 persen.
Prediksi Sofjan berbeda dengan keyakinan Menteri Perindustrian MS Hidayat yang menyebut sektor industri nasional akan tumbuh 6,15 persen sepanjang 2014. Menurut Sofjan banyak kendala majunya sektor industri tahun ini, salah satunya pemilihan presiden.
"Enggak bisa lah (di atas 6 persen). Karena memang salah satu tentu karena pilpres, ini bikin orang tidak mau investasi baru," ucap Sofjan ketika ditemui di Hotel Le-Meridien, Jakarta, Kamis (19/6).
-
Apa tantangan utama pemerintahan baru terkait ekonomi? Tantangan dari Dalam Akhmad Akbar mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo dan Gibran akan sibuk menghadapi tantangan dari dalam pemerintahannya sendiri.
-
Siapa yang merasa sulit mengimbangi inflasi? Sayangnya, inflasi tinggi membuat uang yang mereka miliki saat ini seperti tidak berarti. Sekitar 67 responden dalam survei itu mengatakan bahwa mereka tidak mampu mengimbangi inflasi.
-
Kenapa kerugian negara dibebankan ke PT Timah? 'Sehingga kewajiban ini melekat ada di PT Timah,' ujar Febri di Jakarta, Kamis, (30/5).
-
Apa yang mendorong peningkatan produksi? Peningkatan permintaan baru menjadi salah satu faktor utama yang mendorong aktivitas produksi.
-
Mengapa pengusaha rela mengeluarkan biaya besar? 'Setiap kalori harus berjuang untuk hidupnya,' kata Jhonson.
-
Kenapa inflasi tinggi merusak daya beli? Namun, inflasi yang terlalu tinggi atau tidak terkendali dapat merusak daya beli masyarakat, menyebabkan ketidakpastian ekonomi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, industri nasional saat ini mengalami kesulitan karena tingginya cost dalam negeri. Kondisi ini membuat produk dalam negeri tidak bisa bersaing dengan produk impor. Kondisi ini juga memaksa industri nasional mengurangi produksinya.
"Industri-industri kita ini sudah susah jualan saat ini, ya kita kalah dengan barang-barang impor. Maka itu kita mengurangi kapasitas produksi kita supaya kita bisa jualan. Kan menurun sekali, sehingga kita rata-rata turun 10 persen dari industri saat ini," tegasnya.
Menurut Sofjan, sektor industri nasional hanya mengalami penurunan tipis dari tahun lalu. "Saya pikir kalau kita turun sedikit saja. Dulu kan 6 persen ya, saya pikir turun sedikit 5,8 kita bisa capai ya," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memanasnya kondisi politik di Indonesia dinilai akan menyebabkan ketidakpastian ekonomi di tanah air.
Baca SelengkapnyaDengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga mobil baru juga dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik akibat perang.
Baca SelengkapnyaPelemahan daya beli masyarakat kelas menengah karena kebijakan struktural pemerintah.
Baca Selengkapnyapenurunan PMI Manufaktur ini tergambar dari pelemahan tingkat daya beli masyarakat, khususnya pada kelompok kelas menengah untuk kebutuhan sekunder/tersier.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga mobil di Indonesia dipengaruhi oleh sejumlah faktor
Baca SelengkapnyaHarus diakui, kinerja investasi selama tahun politik akan sangat berpengaruh.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies investasi tidak dibarengi dengan penyerapan tenaga kerja
Baca SelengkapnyaJokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenyerapan tenaga kerja di Indonesia yang masih rendah menjadi perhatian Anies Baswedan.
Baca Selengkapnyakondisi ini juga lumrah terjadi di sejumlah negara. Bahkan, sekelas negara ekonomi maju seperti Amerika Serikat (AS) hingga China.
Baca SelengkapnyaPMI Manufaktur Indonesia pada Juli 2024 terkontraksi atau berada di zona negatif.
Baca Selengkapnya