Aplikasi perekrutan karyawan secara digital kini ada di Indonesia
Merdeka.com - Revolusi industri 4.0 semakin di depan mata. Kecerdasan buatan atau Artifical Intelligence (AI) akan banyak mengambil alih tugas manusia. Bahkan dalam hal perekrutan karyawan atau pekerja di perusahaan akan dilakukan oleh sebuah teknologi berbasis AI.
Institution for Global Society Corporation (IGS) di Tokyo meluncurkan GROW360 yang merupakan suatu solusi People Analytics. Alat ini merupakan suatu alat test psikometrik dan alat analytics pengidentifikasi talenta yang berbasiskan umpan balik kelompok 360 derajat yang dapat meningkatkan akurasi dan kualitas suatu proses identifikasi talenta.
Aplikasi ini juga akan diterapkan di Indonesia oleh Global Leadership Centre (GLC) untuk kepentingan dunia bisnis terutama dalam bidang Sumber Daya Manusia (SDM) yang bisa digunakan oleh perusahaan bahkan instansi pemerintahan.
-
Bagaimana AI membantu pekerjaan? Semisal penggunaan Chat GPT yang membantu pekerjaan menjadi lebih efisien di tempat kerja dan kehidupan.
-
Bagaimana kecerdasan buatan membantu pekerjaan manusia? Dengan ini, peran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.
-
Gimana pengaruh teknologi ke tenaga kerja? Kondisi ini ditambah efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi
-
Apa peran AI bagi pelaku usaha? AI kini punya peran fundamental agar pekerjaan selesai lebih efektif dan efisien.
-
Kapan teknologi akan menggantikan pekerjaan? Menukil laporan World Economic Forum (WEF), teknologi dan otomatisasi diperkirakan akan menggantikan 85 juta pekerjaan di Indonesia pada tahun 2025.
-
Apa yang dilakukan teknologi AI? Mengutip DailyMail, Jumat (6/9), dokumen ini menunjukkan bahwa perusahaan seperti Facebook, Google, dan Amazon mungkin menggunakan teknologi ini untuk menargetkan iklan kepada konsumen. Menurut presentasi yang bocor ini, perangkat lunak tersebut mampu menangkap data niat konsumen secara real-time dan mencocokkannya dengan data perilaku untuk membuat iklan yang lebih relevan.
Ceo GLC, Roby Tjiptadjaya mengatakan sebagai suatu solusi analytics yang prediktif, GROW360 mampu mengeliminasi bias alamiah manusia dari proses identifikasi talenta tradisional dengan memanfaatkan model psikometrik canggih serta 25 kompetensi umum sebagai pengganti dari riwayat hidup atau CV dalam menyaring talenta yang diinginkan.
"Tenaga mensortir orang masuk ken company (perusahaan) lebih cepat dan akurat," kata Roby di Jakarta, Rabu (31/10).
Roby menjelaskan, melalui cara ini perusahaan dapat menghemat biaya dan waktu dalam mengidentifikasi talenta, melakukannya secara efisien serta meningkatkan keanekaragaman talenta.
"Kemitraan ini lahir dari informasi riset yang kami peroleh pada saat melakukan konsultasi kepada ratusan perusahaan di Indonesia dan sejalan dengan visi kami ke depan serta pendekatan kami dalam hal pengembangan kepemimpinan yang berorientasi kepada hasil," jelasnya.
Sekalipun solusi SDM berteknologi tinggi semakin marak dimanfaatkan di Asia-Pasifik, 81 persen eksekutif SDM di kawasan ASEAN menyatakan teknologi yang mereka miliki saat ini belum mampu memberikan alat ukur yang dibutuhkan untuk mendorong peningkatan kinerja dalam hal meminimalisir waktu perekrutan maupun peningkatan kualitas serta keberagaman para calon.
Departemen SDM seringkali kekurangan staf, kekurangan anggaran atau semata-mata mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan teknologi yang datang dari luar ke sistem SDM yang sudah ada. GROW360 mengatasi kesulitan ini dengan memberikan suatu alat identifikasi talenta berbasis cloud untuk mengakuisisi data orang, dengan menggunakan algoritma analitik prediktif khusus dan teknologi pembelajaran mesin.
Para klien perusahaan yang sudah memanfaatkan solusi ini menyampaikan adanya penghematan waktu untuk perekrutan sebesar 30 persen, 25 persen peningkatan kualitas dari para calon serta penghematan sebesar 40 persen dalam biaya akuisisi data.
"GROW360 memberikan para CEO dan CHRO gambaran informasi SDM yang berbasiskan data secara hemat biaya mengenai jenis talenta yang dapat mendorong kinerja dan produktivitas perusahaan," jelasnya.
"Kami sangat gembira dapat bermitra dengan Institution for Global Society Corporation (IGS) dalam memasarkan solusi pengidentifikasi talenta yang berbasiskan Artificial Intelligence ini guna membantu para pimpinan perusahaan dan manajemen SDM untuk melihat kemampuan talenta yang ada di pasar tenaga kerja yang sangat kompetitif, di mana para talenta terbaik sangat dibutuhkan," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.
Baca SelengkapnyaPekerjaan yang bergerak di bidang AI, pemrograman dan komputasi menjadi jenis pekerjaan yang akan terus berkembang ke depannya.
Baca SelengkapnyaPerkembangan zaman menuntut perusahaan harus cepat beradaptasi, termasuk para karyawannya.
Baca SelengkapnyaKecerdasan buatan (AI) akan memberikan pengaruh besar ke dunia kerja.
Baca SelengkapnyaHal tersebut merupakan hasil riset dari LinkedIn yang dilakukan pada profesional di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaRiset ini mendapati bahwa ada tiga level kesiapan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengadopsi teknologi kecerdasan buatan.
Baca SelengkapnyaBisnis di dunia kini berlomba-lomba untuk mengadopsi AI demi menguatkan kinerja mereka.
Baca SelengkapnyaSayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
Baca SelengkapnyaAI kini punya peran fundamental agar pekerjaan selesai lebih efektif dan efisien.
Baca SelengkapnyaMengutip data dari Coinmarketcap, terdapat lebih dari 300 token yang masuk dalam kategori AI.
Baca SelengkapnyaKemunculan otomasi dan AI ini membuat semua negara kesulitan untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi warganya.
Baca SelengkapnyaTeknologi Artificial Intelligence (AI) semakin berkembang, ada dua pertanyaan besar. Membahayakan atau menguntungkan?
Baca Selengkapnya