Arcandra nilai teknologi jadi kendala pengembangan Blok Natuna
Merdeka.com - Pemerintah terus melakukan kajian dalam pengembangan sejumlah blok minyak dan gas bumi di kawasan Natuna, Kepulauan Riau. Hanya saja, upaya pengembangan percepatan tersebut dinilai masih terkendala teknologi.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, tantangan teknologi masih menghantui upaya pengembangan Blok Natuna. Bahkan, kata Arcandra, banyaknya tantangan-tantangan tersebut membuat Kementerian ESDM harus merubah nama.
"Persoalan yang datang banyak sekali. Pak Jonan, Menteri ESDM bilang Kementerian ESDM itu harus diubah namanya menjadi Kementerian Permasalahan Energi dan Sumber Daya Mineral," ujarnya dalam SIMGRESNAS XIV IATMI, di Crown Plaza, Jakarta, Selasa (6/12).
-
Bagaimana Petronas memaksimalkan potensi migas di Indonesia Timur? Seperti yang dilakukan Petronas di sumur Hidayah, Yuzaini menjelaskan teknologi menjadi kunci penting dalam perburuan cadangan migas di Indonesia bagian Timur. “Paling penting lihat data dan teknologi, Hidayah discovery, sebelum drill dieksekusi, kita lakukan eksplorasi dan selesaikan seismik dengan teknologi terbaru. Teknologi ini terus berkembang, itu kuncinya. Kami percaya diri dengan potensi di Indonesia bagian timur, itulah kenapa kami di sana,“ pungkas Yuzaini.
-
Kenapa Petronas tertarik dengan blok migas di Indonesia Timur? Tak hanya Blok Masela, Petronas juga pasang mata terhadap potensi eksplorasi lain di wilayah Indonesia Timur. Presiden Direktur Petronas Indonesia Yuzaini Bin Md Yusof menuturkan, pihaknya masih meyakini dengan potensi besar di wilayah Indonesia Timur.
-
Dimana sumber daya mineral ditemukan? Survei baru yang dilaksanakan The Nippon Foundation bekerja sama dengan Universitas Tokyo menemukan bahwa dasar laut di sekitar pulau Minami-Tori-shima menampung sekitar 610.000 metrik ton kobalt dan 740.000 metrik ton nikel.
-
Dimana Pertamina menemukan cadangan baru? Di tahun 2022, Pertamina berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi baru di Blok Mahakam puluhan miliar kaki kubik gas dan jutaan barel minyak.
-
Dimana Petronas mencari blok migas di Indonesia Timur? Usai Akuisisi Masela, Petronas Incar Potensi Blok Migas Lain di Indonesia Timur PT Pertamina Hulu Energi (PHE) bersama Petronas Masela telah sukses mengakuisisi kepemilikan Shell Upstream Overseas Services (I) Limited di Blok Masela, Maluku.
-
Siapa yang dapat bekerja di bidang Minyak, Gas, dan Pertambangan? Selain itu, calon pekerja dengan gelar Master memiliki banyak peluang di industri Minyak, Gas, dan Pertambangan serta Jasa Keuangan.
Arcandra menegaskan Blok Natuna bisa disebut sebagai lapangan yang dikatakan sebagai marginal. Dia menjelaskan, ada beberapa poin jika untuk sebuah lapangan migas dikatakan sebagai lapangan marginal.
Pertama, sebuah lapangan dikatakan marginal atau tidak bisa dikembangkan karena harga minyak. Maka lapangan yang dulu di develop ekonomis sekarang tidak bisa. "Kedua, lapangan dikatakan marginal apabila teknologi tidak mampu untuk melakukan drilling dan production dengan harga yang ekonomis. Kalau teknologi tidak tersedia dia akan menjadi marginal," jelasnya.
Ketiga, lapangan migas dikatakan marginal apabila keberadaannya berada di daerah pedalaman. Hal ini akan mempengaruhi keinginan investor untuk melakukan pengembangan terhadap lapangan migas tersebut karena mahalnya biaya logistik.
"Sehingga remote dia tidak bisa akses kesana dan menjadi mahal. Keempat, lapangan dikatakan marginal kalau research tidak cukup. Kalau kita punya research 1,3 TCF dengan harga jual USD 8 per MMBtu maka lapangan itu bisa dikategorikan marginal. Mungkin dengan harga cost index yang turun 1 TCF sekitar 30 persen," kata Arcandra.
Dari empat indikasi tersebut, Blok Natuna dikategorikan sebagai lapangan yang marginal. Alasannya, teknologi canggih yang ekonomis dalam pengembangan blok tersebut masih belum bisa didapatkan pemerintah.
"Sebuah lapangan di Natuna dikatakan marginal atau tidak? Salah satu tandanya adalah apakah di daerah tersebut orang mau berlomba-lomba mengembangkan lapangan di kawasan tersebut. Kalau iya, berarti tidak. Tapi kalau diam saja hanya eksisting, itu bisa jadi lapangan tersebut marginal seperti penjelasan tadi. Untuk itu definisinya tergantung kita apakah kawasan Natuna ini sudah menjadi kawasan marginal atau belum. Apa yang menyebabkan? Bisa jadi karena teknologi belum ketemu. Masalah research itu banyak sekali, remote area? Enggak. Cost? Mungkin. Terus apa penyebabnya? Teknologi yang belum ekonomis," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah telah menetapkan target produksi migas nasional sebesar 1 juta barel minyak per hari dan 12 ribu MMscfd gas pada 2030.
Baca SelengkapnyaTerjadi kondisi yang menimbulkan persaingan antara daerah.
Baca SelengkapnyaBuku ini membahas berbagai aspek energi baik nasional maupun global. Cek Isinya di sini.
Baca SelengkapnyaTemuan baru migas di lokasi ini lebih banyak berbentuk gas kondensat.
Baca SelengkapnyaDi wilayah tersebut terdapat potensi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM).
Baca SelengkapnyaKebijakan ini dinilai proteksionis dan kadang membuat kekhawatiran bagi pihak luar.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bahlil mengungkapkan Indonesia memiliki cadangan energi terbarukan terbesar.
Baca SelengkapnyaSKK Migas melaporkan, seluas 9 persen wilayah kerja minyak dan gas atau blok migas Warim yang berlokasi di Papua bersinggungan dengan Taman Nasional Lorentz.
Baca SelengkapnyaPT Pertamina Hulu Energi (PHE) bersama Petronas Masela telah sukses mengakuisisi kepemilikan Shell Upstream Overseas Services (I) Limited di Blok Masela, Maluku
Baca SelengkapnyaMasalah utama di bidang migas yang dihadapi adalah produksi minyak yang saat ini masih sangat rendah.
Baca SelengkapnyaIndonesia barat masih menyimpan sejumlah harta karun minyak dan gas bumi (migas) yang bisa dieksplorasi.
Baca SelengkapnyaKonsepnya adalah kalau lahan produktif berkurang, sumber pangan berkurang harus diganti di tempat lain.
Baca Selengkapnya