Banjir tak pengaruhi harga pangan dan inflasi Februari 2017
Merdeka.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mengatakan, bencana alam seperti banjir yang terjadi beberapa waktu lalu di sebagian daerah di Indonesia termasuk Jakarta tidak mempengaruhi inflasi Februari 2017 yang mencapai 0,23 persen. Banjir yang terjadi diakui tidak mempengaruhi harga pangan sehingga inflasi masih terkendali.
Bahkan, Suhariyanto mengatakan bahwa bahan pokok yang biasanya menyumbang inflasi malah saat ini mengalami deflasi. Tercatat cabai merah besar memberikan andil deflasi 0,09 persen, daging ayam ras 0,08 persen, dan telur ayam ras 0,03 persen.
"Tentunya ketika banjir akan pengaruh pada rantai distribusi, tapi dari apa data yang di kumpulkan BPS selama Februari kenaikan harga komoditas pangan sangat terkendali, beras pun turun, kecuali komoditas cepat busuk karena cuaca," katanya di gedung BPS, Jakarta, Rabu (1/3).
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Kenapa harga ayam potong naik? Menurut salah seorang pedagang di sana, harga ayam potong mengalami kenaikan hingga Rp8 ribu per kilogramnya.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Kapan harga cabai mengalami penurunan? 'Memang kita Desember harga cabai melejit, itu musiman. Musim hujan, panen gagal. Saya tadi pagi ke pasar sudah turun,' kata Mendag dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/1/).
Namun demikian, cabai rawit masih menyumbang inflasi karena harga yang masih tinggi. Tercatat andil cabai rawit terhadap inflasi sebesar 0,05 persen dan bawang merah menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen.
"Walau bahan makanan deflasi, tapi ada beberapa komoditas pangan sumbang inflasi cabai rawit dan bawang merah, ini menjukan pemerintah memang betul upaya menekan inflasi dari volatile food, kayak cabai merah ayam telur turun," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Deflasi rutin terjadi di Indonesia selama 5 tahun terakhir pada setiap bulan Agustus.
Baca SelengkapnyaKomoditas penyumbang utama deflasi adalah beras, ayam, dan ikan.
Baca SelengkapnyaLaju inflasi year on year terjadi karena adanya kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,51 persen.
Baca SelengkapnyaKategori makanan, minuman dan tembakau, jadi kelompok menjadi penyumbang deflasi 4 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaDeflasi periode ini lebih dalam ketimbang Mei dan Juni 2024.
Baca SelengkapnyaTercatat, tingkat inflasi pada Oktober 2023 hanya sebesar 0,17 persen secara month to month.
Baca SelengkapnyaSecara historis, inflasi Januari 2024 merupakan yang terendah selama 5 tahun terakhir.
Baca Selengkapnyakomoditas penyumbang utama deflasi Juni 2024 adalah bawang merah dengan andil deflasi sebesar 0,09 persen.
Baca SelengkapnyaAngka inflasi bulan ini lebih rendah dari Maret 2024 sebesar 0,52 persen,
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan pada Juli 2023 lalu yang berada di level 3,08 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaTelur ayam dan daging ayam ras berkontribusi terhadap inflasi Maret 2024 sebesar 0,9 persen.
Baca SelengkapnyaMendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga
Baca Selengkapnya