Bank asing dan BUMN juga boleh lakukan transaksi repo
Merdeka.com - Skema mini master repurchase agreement (MRA) dinilai dapat memperkuat pengembangan pasar uang rupiah maupun valuta asing (valas) guna memperdalam pasar keuangan. Dengan adanya transaksi repo maka likuiditas rupiah bagi perbankan dalam negeri, dipercaya Bank Indonesia, akan lebih longgar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi A. Johansyah mengatakan meski BI baru memfasilitasi delapan bank nasional tidak menutup kemungkinan bank asing ataupun perusahaan pelat merah mengikuti transaksi repo ini.
"Bank asing welcome saja, transaksi repo terbuka untuk siapa saja. Termasuk perusahaan asing maupun BUMN boleh saja. Tapi itu nanti, saat ini fokuskan ke bank dulu," ujarnya saat acara "Bincang-bincang Media" di Pressroom BI, Jakarta, Selasa (17/12).
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
-
Kapan kinerja industri perbankan terjaga stabil? Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan gejolak geopolitik global, kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 terjaga stabil,' jelas Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8).
-
Apa kebutuhan Bank Indonesia jelang Nataru 2023? Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, memproyeksikan kebutuhan uang tunai menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada akhir tahun 2023 adalah sebesar Rp 2,7 triliun rupiah.
-
Apa yang membuat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
Dengan adanya mini MRA, bank bisa bergembira, lantaran bisa melakukan transaksi repo dengan lebih aman. BCA misalnya, mengaku akan berpartisipasi dalam penandatangan mini MRA.
"Kami menyambut baik untuk pendalaman pasar. Untuk ketahanan finansial, agar pasar kuat dan stabil. Sekarang dari sisi likuiditas tidak perlu sediakan cash tapi surat berharga. Dari sisi surat berharga juga bagus, demand jadi lebih besar," ujar Group Head Treasury Group Brako Windu.
Sementara Group Head Treasury Group Mandiri Panji Irawan menambahkan MRA yang diinisiasi BI akan memperbanyak alternatif bagi bank untuk mengatasi kesulitan likuiditas. "MRA ini bisa digunakan secara berulang-ulang, selama tiga tahun. Sehingga dengan adanya transaksi ini harapannya bisa menjadi pemicu bagi bank lain," ungkapnya.
Bila tak ada aral melintang, delapan bank nasional akan menjalani perjanjian penguatan likuiditas masing-masing ini. Pesertanya adalah Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank Bukopin, Bank BRI, Bank Pan Indonesia, Bank Jabar dan Bank DKI.
BI menyatakan perjanjian yang dilakukan antarbank di pasar repo didasarkan jaminan surat berharga. Skema kerjasama ini sejatinya lazim dilakukan di luar negeri. Namun, di Indonesia, implementasi perjanjian tersebut sulit dilakukan karena persoalan pada pencatatan akutansi dan hukum.
Selama tujuh tahun terakhir, perbankan Indonesia tak terlalu aktif menjalankan repo. Dari transaksi harian pasar uang antar bank sebesar Rp 132 miliar, porsi repo baru 3 persen. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SRBI akan mulai diimplementasikan pada 15 September 2023 sebagai instrumen operasi moneter rupiah kontraksi.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca SelengkapnyaKesempatan berinvestasi bisa dilakukan kapan saja termasuk saat nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS anjlok.
Baca SelengkapnyaBRI kembali menjadi mitra distribusi penjualan Surat Berharga Negara (SBN) yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaRasio utang pada Agustus sendiri ini di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.
Baca SelengkapnyaBRI Danareksa Jadi Penjamin Emisi Obligasi IIF Rp500 Miliar, Nilai Kupon Capai 7,25 Persen
Baca SelengkapnyaLangkah ini menjadi bagian upaya BNI untuk memperkuat posisi keuangan dan memperluas kapasitas pendanaannya di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Baca Selengkapnya