Bank Indonesia Bakal Luncurkan BI-Fast, Transaksi Kliring Bisa 24 Jam
Merdeka.com - Bank Indonesia dalam waktu dekat akan meresmikan Bank Indonesia Fast (BI-Fast) sebagai pembayaran cepat ritel nasional bagi para pelaku industri, ritel, dan UMKM melalui transaksi secara online pada Desember 2021.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menjelaskan, BI-Fast ini nantinya bertujuan untuk mewujudkan aktivitas transaksi digital agar berjalan real-time, baik di bank atau Lembaga Keuangan Non-Bank dan nasabah selama 24x7 guna mempercepat sistem kliring transaksi keuangan.
"Kami sudah bekerja dengan industri, semua kebijakan kami, bekerja dengan industri, dan InsyaAllah bulan Desember, kami akan meluncurkan pembayaran cepat Bank Indonesia, ritel, transaksi, penyelesaian pembayaran, 24x7 real time penyelesaian pertama, dan kliring dan juga transaksi untuk semua Pasar ritel," kata Perry dalam webinar OJK Virtual Innovation Day 2021, Selasa (12/10).
-
Bagaimana BRI mendorong digitalisasi finansial? Lewat kegiatan ini, BRI terus mendorong sosialisasi pemakaian QRIS BRI sebagai wujud edukasi digitalisasi finansial kepada masyarakat.
-
Mengapa BRI fokus pada digitalisasi? Hal ini untuk menjawab tantangan yang harus dihadapi oleh BRI terkait pemanfaatan data yang begitu besar untuk menumbuhkan kinerja. Karena kami menyadari mayoritas nasabah BRI adalah UMKM yang perlu edukasi dan sosialisasi untuk pemanfaatan teknologi perbankan secara khusus',
-
Bagaimana cara BRI mendorong transformasi digital? Terdapat beberapa strategi yang dilakukan BRI dalam mendorong transformasi digital tersebut. Pertama, dengan mendorong digitalisasi proses bisnis internal. Dalam hal ini, BRI berupaya menyederhanakan proses bisnis dan meningkatkan efisiensi. Lalu selanjutnya, BRI mendorong new business model demi mendorong penciptaan value.
-
Bagaimana BRI melakukan transformasi digital? Proses ini melibatkan 3 inisiatif utama: fokus dengan membangung resiliensi pada sistem; melakukan open banking dengan menyederhanakan, mempermudah desain dan pengembangan layanan; serta mendorong dan menanamkan program BRIBrain yang lebih analitik terkait data dari produk yang diakses nasabah.
-
Apa yang menjadi tujuan utama digitalisasi BRI? Rasanya perlu kami riding this wave karena ini momen yang pas untuk bisa terus mengedepankan digitalisasi terutama dengan tujuan mendukung financial inclusion', ungkapnya.
-
Kapan BRI mulai melakukan transformasi digital? BRI telah mengupayakan transformasi digital yang berkelanjutan sejak 3-4 tahun terakhir.
Sepanjang tahun 2020 dan 2021, BI melihat perkembangan ekonomi dan keuangan digital Indonesia semakin pesat. Lantaran di masa pandemi covid-19 masyarakat mulai beralih menggunakan transaksi keuangan secara digital untuk mencegah penyebaran covid-19.
"Ekonomi nasional dan keuangan digital Indonesia tumbuh pesat dan terus berkembang dan akan terus berkembang, serta mendukung perekonomian Indonesia, mendukung inklusi ekonomi nasional, dan keuangan, dan tentunya mendukung industri ekonomi dan keuangan jual digital. Ini adalah salah satu kenormalan baru di Indonesia," ujarnya.
Seiring pesatnya digitalisasi sektor keuangan, bahkan BI memproyeksikan nilai transaksi e-commerce tahun ini bisa mencapai Rp395 triliun, transaksi uang elektronik juga diprediksi mencapai Rp278 triliun.
"E-commerce tahun ini diprediksi oleh Bank Indonesia tumbuh 48,4 persen dari e-commerce atau Rp395 triliun. Uang elektronik tumbuh 5,7 persen tahun ini dengan R 278 triliun, layanan atau transaksi digital banking diprediksi tumbuh 30,1 persen atau capai Rp35.600 triliun," ujarnya.
Upaya Kejar Target
Tentu prediksi tersebut tidak serta merta asal sebut saja, melainkan Bank Indonesia juga telah melakukan segala upaya agar prediksi tersebut bisa tercapai. Misalnya, Bank Indonesia telah meluncurkan Standarisasi open Application Programming Interfaces (API) Pembayaran (SNAP) untuk bank dan fintech dan e-commerce.
"Kami sudah mengeluarkan center of bank tahun ini dengan industri 17 Agustus tahun ini, apa yang kami sebut SNAP, stand nasional yang membuka API sistem pembayaran, satu bahasa untuk semua untuk perbankan digital, fintech, e-commerce menggunakan bahasa untuk menghubungkan layanan mereka," jelas Perry.
Kemudian BI juga telah meluncurkan QRIS antar negara yang sudah bekerjasama dengan negara Thailand, dan nanti akan merambah kerjasama dengan negara tetangga lainnya seperti Malaysia.
"Dan tahun ini, Agustus 2021 kami telah menguji coba standar QR Indonesia lintas batas dan dengan Thailand dan segera akan menjadi Malaysia dan negara-negara lain," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyesuaian harga BI-FAST bergantung pada banyak faktor antara lain perkembangan kondisi ekonomi dan inflasi.
Baca SelengkapnyaTransaksi kartu kredit pada bulan yang sama tumbuh 19,6 persen (yoy) mencapai 39,7 juta transaksi.
Baca SelengkapnyaInovasi pembayaran tersebut dirancang dalam rangka fasilitasi kebutuhan transaksi yang cepat dan massal untuk berbagai jenis pembayaran
Baca SelengkapnyaSukses di ASEAN, Bank Indonesia ingin QRIS bisa digunakan di dunia.
Baca SelengkapnyaKolaborasi strategis antara dua BUMN ini memungkinkan pengguna BRImo untuk melakukan pengiriman barang langsung dari aplikasi BRImo.
Baca SelengkapnyaPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bersama Visa Indonesia meluncurkan Debit Virtual BRI.
Baca SelengkapnyaTransaksi digital banking tercatat 5.666,28 juta transaksi atau tumbuh sebesar 34,43 persen.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Perry Warjiyo mengaku transaksi digital sering kali disalahgunakan.
Baca SelengkapnyaTrade Finance BRI secara digital (paperless) melalui QLola atau Cash Management.
Baca SelengkapnyaPerry menuturkan transaksi uang elektronik (UE) meningkat 35,24 persen (yoy), sehingga mencapai Rp92,79 triliun.
Baca SelengkapnyaDengan memberikan uang lebih, bisa membantu pelaku usaha UMKM untuk mensejahterakan keluarganya.
Baca SelengkapnyaIni bisa menjadi solusi nasabah untuk mengelola arus kas.
Baca Selengkapnya