Bank Indonesia Buka Ruang Normalisasi Kebijakan Moneter, Suku Bunga Acuan Bakal Naik?
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) menunggu arahan dari pemerintah untuk segera melakukan normalisasi kebijakan moneter. Itu berarti pihak bank sentral juga berpotensi melakukan perubahan suku bunga acuan yang telah tertahan di level 3,5 persen selama 14 bulan berturut-turut.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2022 sebesar 5,01 persen year on year telah memberikan harapan lebih baik lagi dibanding tahun sebelumnya. Namun demikian, negara masih akan menghadapi tiga tantangan utama.
"Pertama, normalisasi kebijakan moneter di negara maju. Kedua, masih terdapatnya dampak dari pandemi di sektor riil. Dan yang ketiga, berlanjutnya ketegangan politik antara Rusia dan Ukraina," ungkapnya dalam acara peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan Nomor 38, Jumat (13/5).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Kenapa PDB per kapita Indonesia ditargetkan naik? Dia menyebut target ambisius ini mencakup peningkatan PDB sekitar Rp13.000 triliun. kata Dirgayuza dalam acara Economist Gathering INDEF, Jakarta, Senin (29/07). 'Nah, kita punya target selama 5 tahun ke depan untuk meningkatkan PDB kita sebesar sekiranya kurang lebih Rp13.000 triliun. Jadi kita mau naik ke 35.500,' Menurut Setiawan, pencapaian target ini krusial untuk menghindari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) yang dapat menghambat kemajuan ekonomi Indonesia.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 7%? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
Secara global, Destry melihat tekanan inflasi yang terus menguat. "Sehingga ini harus diimbangi dengan normalisasi yang agresif yang dilakukan bank sentral dengan meningkatkan suku bunga kebijakannya. Tentunya juga dengan mengurangi likuiditas sistem keuangan," imbuhnya.
Ketidakpastian
Namun, dia menilai, kebijakan itu pastinya memberikan ketidakpastian lebih lanjut, dengan semakin terbatasnya aliran modal ke emerging market, termasuk juga ke Indonesia.
Meskipun demikian, Destry bersyukur karena dari sisi domestik di triwulan I-2022 pertumbuhan ekonomi kita bisa mencapai 5,01 persen secara tahunan.
"Ini tentunya memberikan harapan adanya perbaikan ekonomi, dan kita masih bisa sangat optimis bahwa perekonomian kita pada 2022 ini dapat tumbuh di range 4,5-5,3 persen," ujar dia.
Kendati begitu, pemerintah pun perlu mencermati beberapa hal yang masih dirasakan hingga saat ini. Di antaranya, efek memar atau scarring effect sebagai dampak akibat pandemi yang berkepanjangan sejak tahun 2020.
"Oleh karena itu, normalisasi kebijakan yang terlalu prematur akan sangat berisiko untuk pemulihan ekonomi. Namun, apabila terlalu lambat juga akan berdampak pada akselerasi risiko yang lebih cepat," sebut dia.
"Kebijakan moneter akan lebih diutamakan untuk pro stability untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Melalui bauran kebijakan tersebut, secara terukur Bank Indonesia akan mengambil kebijakan normalisasi yang diharapkan tidak mengakibatkan tertahannya pemulihan ekonomi," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor yang masih positif.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca SelengkapnyaDia bilang proyeksi ekonomi tumbuh hingga 5,5 persen ditopang oleh sektor investasi yang terus tumbuh. Khususnya investasi bangunan.
Baca SelengkapnyaKonsumsi rumah tangga sendiri merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya menggenjot pertumbuhan ekonomi dari sisi belanja APBN, yang secara tren bakal meroket di kuartal IV.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia komitmen menjaga inflasi sekaligus stabilitas dari nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaProyeksi IMF tersebut lebih rendah dari target pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam Asumsi Makro APBN 2024
Baca Selengkapnya