Bank Indonesia Diprediksi Bakal Tahan Suku Bunga Acuan, Ini Sebabnya
Merdeka.com - Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Faisal Rachman memprediksi Bank Indonesia atau BI tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen pada April 2022. Diketahui, BI akan mengumumkan suku bunga acuan untuk periode April pada Selasa siang (19/4).
"Kami masih melihat untuk pengumuman hasil RDG April siang ini BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan di 3,5 persen," ujar Faisal saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Selasa (19/4).
Faisal mencatat, setidaknya ada dua alasan kuat bagi BI untuk mempertahankan suku bunga acuan pada periode April ini. Pertama, nilai tukar Rupiah cenderung stabil ditopang oleh surplus neraca dagang yang tetap tinggi dan terus berlanjut. Sehingga, suku bunga rendah diperlukan untuk menopang neraca transaksi berjalan.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
-
Apa yang membuat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana Soeharto stabilkan nilai tukar rupiah? Soeharto kemudian tampil menggantikan Soekarno sebagai presiden. Dia mampu menstabilkan perekonomian dengan memangkas angka inflasi dari 635 persen di tahun 1965 menjadi 9,90 persen di tahun 1969. Soeharto menerapkan sistem kerja pembangunan nasional dengan istilah “Repelita“ yaitu rencana pembangunan lima tahun. Ini dibuat agar fokus kerja pemerintah lebih terarah di berbagai sektor.
-
Apa yang membuat cadangan devisa RI meningkat? 'Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak. Faktor lainnya, jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.'
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
Kedua, Faisal mencatat tekanan inflasi saat ini akibat faktor musiman. Dengan kata lain, laju inflasi belum kuat secara fundamental.
"Tekanan inflasi memang sudah meningkat, namun kami melihat untuk bulan ini dan bulan Mei akan ada faktor musiman Ramadan dan Lebaran," bebernya.
Menurutnya, secara fundamental tekanan inflasi akan terlihat di semester kedua 2022. Untuk itu, pihaknya memprediksi BI akan mulai menaikan suku bunga di periode tersebut.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melansir data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperjualbelikan direntang Rp16.417 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaPerry menjelaskan keputusan ini diambil agar tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability.
Baca SelengkapnyaDengan demikian, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility 7 persen.
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga ini bertujuan menjaga aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Baca SelengkapnyaNilai tukar Rupiah memang masih melemah 3,74 persen dari level akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Peso Filipina.
Baca SelengkapnyaKeputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi pada sasaran 2,5±1 persen pada tahun 2024 dan 2025.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaDengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah tidak lebih buruk dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea .
Baca Selengkapnya