BEI Bocorkan Perusahaan Besar Sektor Konsumer Bakal Melantai di Bursa Saham
Merdeka.com - Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna membocorkan bahwa sampai akhir tahun masih ada 31 perusahaan yang akan melantai di bursa saham.
Melalui skema penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), pihaknya memastikan salah satu calon emiten baru itu berasal dari sektor konsumer (consumer goods).
"Sektornya consumer goods, 31 dalam proses dan ada beberapa yang sudah bertemu dengan bursa tapi belum submit dokumen," tuturnya di Jakarta, Senin (7/10).
-
Apa itu saham? Saham merupakan hak yang dimiliki oleh individu atas perusahaan sebagai hasil dari penyerahan modal dalam bentuk investasi. Dalam bentuk fisik, saham biasanya terwujud dalam lembaran kertas yang mencantumkan nama pemilik, yang menandakan bahwa orang tersebut memiliki bagian dari perusahaan.
-
Kenapa Perseroan Terbatas memiliki permodalan dari saham? Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
-
Bagaimana cara memulai investasi? Bagi para investor pemula sebaiknya tidak langsung membeli produk investasi tanpa mengetahui profil risiko. Profil risiko investor umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu resiko rendah, sedang, dan tinggi.
-
Bagaimana cara membeli Reksa Dana? Pembelian Reksa Dana cukup terjangkau, mulai dari Rp 100,000,- (seratus ribu rupiah).
-
Kenapa orang beli saham? Dengan memiliki saham, Anda berhak atas sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan dalam bentuk dividen, serta memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Hal ini menjadikan saham sebagai instrumen investasi yang menarik bagi individu yang ingin terlibat dalam pertumbuhan dan keberhasilan suatu perusahaan.
-
Siapa yang meluncurkan Bursa Karbon Indonesia? Bursa Karbon Indonesia di Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo pada Selasa (29/09) lalu.
Namun, yang menarik Nyoman menjelaskan, salah satu perusahaan konsumer ini terbilang perusahaan besar sebab sahamnya yang dapat ditawarkan ke investor Amerika Serikat (AS) atau luar AS.
"Bakal ada satu yang Reg S/144A, mungkin nanti namanya belum bisa saya sebutkan dulu karena dari sisi peraturan ketika ditawarkan di bursa luar negeri kami juga harus mengikuti aturan di sana," ujarnya.
Sebagai informasi, reg S/144A merupakan aturan penawaran internasional (international offering) yang mana saham IPO dapat ditawarkan kepada investor dari Amerika Serikat maupun luar AS.
Oleh karena itu, bisa disimpulkan calon emiten baru yang disebutkan adalah perusahaan besar karena cakupan investornya yang juga lebih luas. "Kita belum bisa menyampaikan namanya ya teman-teman investornya relatif besar," tegas dia.
Reporter: Bawono Yadika Tulus
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PT Sinar Eka Selaras Tbk melakukan penawaran umum perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 20 persen saham.
Baca SelengkapnyaDana IPO akan digunakan perseroan untuk setoran modal ke anak usaha.
Baca SelengkapnyaBRI mengakses pendanaan melalui alternative funding, salah satunya melalui Initial Public Offering (IPO). Sebagai upaya meningkatkan level nasabah korporasi.
Baca SelengkapnyaSinar Eka Selaras berhasil meraup dana segar sebesar Rp404,62 miliar yang sebagian besar akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
Baca SelengkapnyaKementerian BUMN kaji opsi paling memungkinkan mendatangkan investor baru untuk perusahaan ini.
Baca SelengkapnyaInarno bilang pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 melanjutkan trend penguatan.
Baca SelengkapnyaDalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 570 juta saham biasa atau setara 14,44 persen.
Baca SelengkapnyaUntuk menjadi perusahaan global, Kimia Farma Apotek harus lebih transparan melalui IPO.
Baca SelengkapnyaBRI berkolaborasi dengan PT BEI menyelenggarakan seminar terbuka.
Baca SelengkapnyaIni alasan Teten ingin UKM berani IPO di Bursa Efek Indonesia.
Baca SelengkapnyaSelain Bursa CPO, akan ada komoditas lain untuk masuk ke perdagangan di antaranya, nikel, kakao, karet hingga kopi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia.
Baca Selengkapnya