Belanja Negara Naik 12 Persen Jadi Rp945 Triliun Hingga Mei 2021
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mencatat, realisasi belanja negara sudah mencapai Rp945,7 triliun hingga Mei 2021. Angka ini meningkat sebesar 12,05 persen dari posisi Mei 2020 yang hanya sebesar Rp843,9 triliun.
"Belanja negara tumbuh 12,05 persen (atau Rp945,7 triliun)," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komite IV DPD RI, Senin (21/6).
Dia mengatakan, peningkatan belanja ini utamanya didorong oleh belanja barang untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Antara lain biaya perawatan pasien Covid-19, dan BOS, serta percepatan belanja modal padat karya.
-
Apa yang BNI lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? BNI terus berupaya menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui agenda transformasi yang dijalankan secara komprehensif dan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
-
Bagaimana BRI mendukung pertumbuhan ekonomi? Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yakni dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan khususnya pada segmen UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Apa bantuan yang diberikan BRI? Penyaluran bantuan berupa paket sembako dan sejumlah perlatan seperti selimut, tikar, handuk dan sajadah.
-
Apa yang diberikan BRI Prioritas? Demi memberikan kenyamanan dan kemudahan pengelolaan finansial yang lebih kompleks terutama bagi Anda pribadi terpilih, Bank Rakyat Indonesia (BRI) menghadirkan BRI Prioritas sebagai salah satu layanan istimewa.
-
Kenapa BRI memberi bantuan? BRI bergerak cepat memberikan bantuan tanggap darurat Peduli Bencana banjir dan longsor dengan memberikan bantuan bagi warga terdampak.
Jika dirincikan belanja negara mencapai Rp945,7 triliun berasal dari belanja pemerintah pusat yang terdiri dari kementerian/lembaga (K/L) dan belanja non K/L sebesar Rp647,6 triliun. Di mana masing masing untuk belanja K/L Rp359,8 triliun dan belanja non K/L287,9 triliun
Sementara untuk realisasi transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar Rp298 triliun. Ini terdiri dari transfer ke daerah Rp275,7 triliun dan dana desa Rp22,3 triliun. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pendapatan negara jika dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan yakni 7,6 persen secara tahunan
Baca SelengkapnyaRealisasi belanja negara tumbuh sebesar 10,9 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaDalam RAPBN 2025, terdapat struktur penerimaan perpajakan Rp2.490,9 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp505,4 triliun.
Baca SelengkapnyaAdapun dari jumlah itu, terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp933,5 triliun atau 85,6 persen dari pagu anggaran.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut baru 81,9 persen dari pagu anggaran Rp2.246,5 triliun.
Baca SelengkapnyaBelaja Pemerintah pusat periode Januari hingga Agustus 2023 terpantau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2022.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan bahwa realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan 2,6 persen dibandingkan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaRealisasi belanja ini dalam bentuk distribusi jaminan sosial, hingga bantuan sosial.
Baca SelengkapnyaRealisasi belanja terbagi menjadi dua alokasi, pertama untuk pembayaran gaji dan tunjangan PNS sebesar Rp10,3 triliun lebih tinggi dibandingkan tahun 2022.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mencatat APBN Surplus Rp67,7 Triliun per Kuartal II-2023
Baca SelengkapnyaAngka ini mencapai 70 persen dari pagu anggaran yang ditetapkan di dalam APBN.
Baca Selengkapnya