BI Diprediksi Bakal Tahan Suku Bunga Acuan Sepanjang 2019
Merdeka.com - Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah memprediksi Bank Indonesia akan menahan suku bunga acuan sepanjang 2019. Hal ini disebabkan oleh kebijakan bank sentral Amerika serikat atau The Federal Reserve yang lebih dovish atau longgar tahun ini.
"Saya meyakini, The Fed belum turunkan suku bunga dalam satu tahun ini. Kalau saja terjadi (penurunan suku bunga The Fed) BI kemungkinan masih akan menahan suku bunga, meski BI sudah menunjukkan kebijakan lebih longgar," ujar Piter di Hongkong Cafe, Jakarta, Selasa (9/4).
Piter melanjutkan, ekonomi global saat ini sedang dalam kondisi melambat. Artinya, tidak terlalu banyak tekanan seperti yang terjadi pada tahun lalu. Di mana perang dagang dan penguatan moneter AS berlangsung secara bersamaan.
-
Bagaimana penurunan inflasi AS memengaruhi Bitcoin? Penurunan tingkat inflasi AS telah mempengaruhi sentimen pasar secara positif. Hal itu terlihat dari indeks Harga Konsumen (CPI) lebih rendah dari perkiraan, yaitu sebesar 3,4 persen, yang menandakan penurunan tekanan inflasi.
-
Kapan kinerja industri perbankan terjaga stabil? Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan gejolak geopolitik global, kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 terjaga stabil,' jelas Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8).
-
Siapa yang menilai sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Apa yang membuat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
"Kami perkirakan pada 2019, ini tidak akan banyak berubah. Dengan catatan, kondisi global masih seperti sekarang ini, yakni terjadi perlambatan ekonomi global dan kecenderungan The Fed masih dovish. Saya prediksi tidak akan turunkan suku bunga meski ada tekanan dari AS demi perbaiki krisis atau resesi di sana," jelasnya.
Sementara itu ekonomi dalam negeri seperti Rupiah, dinilai masih cukup kuat untuk melawan guncangan yang akan ada ke depan. Hal ini karena Bank Indonesia sudah menaikkan suku bunga lebih besar dibanding The Fed beberapa waktu lalu yang membuat pasar keuangan Indonesia lebih menarik.
"Di sini ada keuntungan bagi Indonesia adalah kita sudah menaikkan suku bunga yang lebih besar dengan The Fed. Itu jadi daya tarik, makanya sejak akhir 2018 sampai saat ini, kita alami aliran modal asing lumayan besar dan itu menyebabkan Rupiah kita menguat cukup drastis dari di atas Rp 15.000 sampai turun dan mencapai Rp 14.500 yang sekarang ini kisaran Rp 14.100-14.300," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca SelengkapnyaEkonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.
Baca SelengkapnyaAS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaBank of England di Inggris dan The Fed di Amerika Serikat menurunkan suku bunga acuan.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan perekonomian global masih melemah saat ini
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaLangkah Federal Reserve menurunkan suku bunga memang diharapkan mampu memberikan angin segar bagi pasar kripto.
Baca SelengkapnyaProyeksi Bank Indonesia tersebut didasarkan oleh tiga indikator utama, yakni perekonomian global cenderung melambat.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia terus melakukan berbagai inovasi untuk meredam segala tekanan terhadap rupiah.
Baca Selengkapnya