BI: Kebutuhan uang di Desember capai Rp 80,7 triliun
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) memprediksi kebutuhan uang (outflow) periode Desember 2015 mencapai Rp 80,7 triliun. Angka ini naik 10,7 persen dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 72,9 triliun.
Kepala Grup Operasional Pengelolaan Uang BI, Luctor Etemergo mengatakan, besarnya penarikan uang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jelang Natal dan akhir tahun.
"Kebutuhan Desember kita perkirakan akan terjadi penarikan uang tunai hingga Rp 80 triliun, sampai saat ini sudah 50 persen yang ditarik perbankan, kita harap masyarakat efisien dalam memakai uang," ujarnya di Gedung BI, Jakarta, Selasa (22/12).
-
Bagaimana cara menghitung persen bunga bank? Untuk menghitung persen bunga kredit bank, cukup menggunakan rumus sederhana. Misalnya, jika Anda ingin mengetahui berapa persen bunga kredit bank yang harus Anda bayar per tahun, dan jumlah bunga yang harus Anda bayarkan setahun adalah Rp 2.000.000, serta jumlah pinjaman yang Anda ajukan adalah Rp 100.000.000, berikut cara menghitungnya: 1. Hitung persentase bunga per tahun:Persentase bunga = (Jumlah bunga / Jumlah pinjaman) x 100%
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Kapan uang logam ditarik Bank Indonesia? Maka, dengan demikian terhitung sejak tanggal 1 Desember 2023 uang Rupiah logam tersebut tidak lagi berlaku sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-
Bagaimana Bank Indonesia mencabut uang logam? Selain itu, dalam rangka mempertimbangkan masa edar yang cukup lama dan perkembangan teknologi bahan atau material uang logam, Bank Indonesia mencabut dan menarik uang rupiah logam pecahan Rp 500 Tahun Emisi (TE) 1991.
-
Apa itu bunga persen pinjaman? Bunga persen pinjaman adalah biaya tambahan yang harus dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbalan atas penggunaan dana pinjaman.Bunga ini dihitung sebagai persentase tertentu dari jumlah pinjaman yang diberikan. Dalam praktiknya, bunga persen pinjaman disebut juga sebagai suku bunga.
Dia merinci, kebutuhan uang tertinggi terjadi di wilayah Jabodetabek yang mencapai Rp 22,3 triliun, lalu Sulawesi, Maluku dan Papua sebesar Rp 1,6 triliun, Kalimantan Rp 7,7 triliun, Sumbar, Riau, Kep Riau dan Jambi sebesar Rp 7,3 triliun, Jawa Timur sebesar Rp 7 triliun, Jawa Tengah dan DIY Rp 6,8 triliun, Sumut dan NAD Rp 5,6 triliun, Jawa Barat dan Banten Rp 5,4 triliun, Bali dan Nusa Tenggara Rp 3,9 triliun, serta Sumsel, Babel, Bengkulu dan Lampung Rp 3,1 triliun.
"Secara umum posisi akhir tahun kebutuhan uang sangat sangat cukup, tinggal antisipasi perbankan," jelas dia.
BI juga melakukan optimalisasi distribusi dan persediaan uang tunai di Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah serta peningkatan layanan kas kepada masyarakat.
"Dari sisi sistem pembayaran non tunai BI juga telah mengantisipasi kemungkinan lonjakan transfer baik yang dilakukan baik melalui sistem Real Time Gross Settlement (RTGS) maupun Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)," jelas dia.
Selain itu, BI juga meningkatkan layanan kas kepada stakeholders melalui koordinasi dengan perbankan untuk meningkatkan peran perbankan dalam penukaran uang kepada masyarakat.
"Kami bekerja sama dengan pihak eksternal seperti perbankan, polisi air dan media massa dalam pelaksanaan kas keliling, serta penyampaian operasional kegiatan layanan kas BI menjelang Natal dan Akhir Tahun," ungkapnya.
Infrastruktur dan layanan sistem pembayaran non tunai juga telah disiapkan untuk mengantisipasi peningkatan transaksi pembayaran non tunai.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Defisit tersebut disebabkan total pengeluaran yang lebih besar dibandingkan dengan total penerimaan.
Baca SelengkapnyaPenukaran Uang Receh hingga 27 Maret Tembus Rp75 Triliun
Baca SelengkapnyaJumlah Rp2,7 triliun itu meningkat bila dibandingkan nataru pada tahun 2022 sebelumnya.
Baca SelengkapnyaKendati begitu, angka ini masih lebih kecil dibandingkan dengan pagu defisit APBN 2024.
Baca SelengkapnyaAngka ini mencapai 70 persen dari pagu anggaran yang ditetapkan di dalam APBN.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut baru 81,9 persen dari pagu anggaran Rp2.246,5 triliun.
Baca SelengkapnyaAdapun total penerimaan pajak berasal dari pajak penghasilan (PPh) non migas Rp810,76 triliun atau 76,24 persen dari target.
Baca SelengkapnyaBank Syariah Indonesia menyiapkan dana Rp45 triliun untuk kebutuhan nasabah selama bulan Ramadan hingga lebaran.
Baca SelengkapnyaRencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.
Baca SelengkapnyaSelama periode libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 diprediksi daya beli masyarakat meningkat.
Baca SelengkapnyaUang kas yang disiapkan Rp25,2 triliun lebih rendah 5% dibandingkan tahun lalu yang mencapai sebesar Rp26,5 triliun.
Baca Selengkapnya