BI: Sektor Properti Bisa Jadi Pilihan Masyarakat Menengah Atas
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) menilai sektor properti dapat menjadi pilihan menarik bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke atas di masa pandemi Covid-19.
"Ini menjadi sebuah prospek untuk properti ke depan, apalagi kalau kita melihat sekarang dari sisi pengeluaran golongan high income terbatas sehingga properti akan menjadi salah satu pilihan menarik bagi rumah tangga menengah ke atas," ujar Dhaha Kuantan dari Departemen Kebijakan Makroprudensial BI dikutip dari Antara, Rabu (28/4).
Dia menilai, dari sisi pengeluaran kalangan menengah ke atas tidak memiliki banyak pengeluaran dalam kondisi pandemi seperti sekarang, sehingga sektor properti masih memiliki potensi di masa pandemi.
-
Bagaimana UMKM bisa bertahan di masa pandemi? Lewat jalur digital itu, IniTempe bertahan, bisa bertahan selama pandemi. Omzet bulanan Benny bahkan bisa mencapai puluhan juta dari dunia digital itu.
-
Kenapa orang masih belanja di masa sulit? Fenomena ini dikenal dalam ilmu ekonomi sebagai Lipstick Effect. Lipstick Effect merujuk pada kecenderungan masyarakat untuk tetap membeli barang-barang yang dianggap mewah meskipun di tengah kondisi ekonomi yang mencekik.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Bagaimana kondisi rumah sekarang? Sayangnya, rumah mewah tersebut kini mulai termakan usia. Nampak teras mulai ditumbuhi tanaman liar hingga cat tembok di beberapa bagian yang nampak terkelupas. 'Di bagian dindingnya, ini sudah lepas-lepas gitu semen dan catnya,' ujarnya.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Siapa yang mengalami penurunan kekayaan? Pada awal Desember 2023, harta kekayaan Hartono Bersaudara anjlok. Beberapa konglomerat Indonesia terpantau mengalami kenaikan nilai kekayaannya. Prajogo Pangestu, Low Tuck Kwong, hingga Sri Prakash Lohia merupakan segelintir konglomerat yang mengalami kenaikan harta. Kendati demikian, kekayaan Hartono bersaudara terpantau mengalami penurunan.
"Kalau kita melihat perkembangan terakhir terkait dengan properti inden atau pre sales, saya melihat di beberapa pengembang mengalami peningkatan cukup tajam dan ini mengindikasikan sektor properti ke depan akan semakin meningkat," katanya.
Dhaha juga menambahkan bahwa pengeluaran yang terkait dengan golongan menengah ke atas, walaupun level pengeluarannya sudah mulai agak pulih tetapi masih di bawah level pengeluaran sebelum pandemi.
Hal ini berbanding terbaik dari level pengeluaran dari sisi rumah tangga golongan menengah ke bawah dan menengah yang sebenarnya sudah mulai membaik.
"Ini tentunya yang kita dorong karena sektor properti khususnya bagi golongan menengah ke atas, agar konsumsinya bisa lebih bergerak lagi khususnya bagi penyaluran ke sektor properti," ujar Dhaha.
Dalam paparanya, dia mengatakan bahwa preferensi masyarakat untuk membeli rumah di masa pandemi cukup tinggi sebesar 60 persen, bahkan minat investasi di sektor properti pada tahun inu mengalami peningkatan sebesar 21 persen dibanding tahun 2020 sebesar 18 persen.
Preferensi harga properti oleh konsumen sendiri di mana sebanyak 25 persen tertarik pada harga properti di kisaran Rp300 juta hingga Rp750 juta, dan sekitar 22 persen tertarik pada harga properti di kisaran Rp1,5 miliar sampai dengan Rp4 miliar.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini menegaskan peran penting generasi muda dalam menggerakkan pasar properti, terutama di tengah dinamika seperti pergeseran minat ke wilayah berkembang.
Baca SelengkapnyaAlhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaPeluang untuk terjun ke sektor bisnis properti sangatlah menjanjikan. Ini karena backlog perumahan di Indonesia masih sangat tinggi.
Baca SelengkapnyaKontribusi industri properti terhadap PDB pada triwulan kedua 2023 tercatat sebesar 9,43 persen untuk sektor konstruksi & 2,40 persen untuk sektor real estate.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data yang dihimpun oleh BPS, jumlah kelas menengah dan menuju kelas menengah mencakup 66,35 persen dari total penduduk Indonesia.
Baca SelengkapnyaMayoritas pengeluaran kelompok kelas menengah untuk sektor makanan. Disusul sektor perumahan dan barang jasa lainnya.
Baca SelengkapnyaSektor perumahan menjadi salah satu sektor yang memiliki kontribusi yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dan menggunakan banyak produk lokal.
Baca SelengkapnyaThomas mengakui, fenomena penurunan kelas menengah ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaDi akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27 persen.
Baca SelengkapnyaMeski kenaikan tidak signifikan, para pekerja di seluruh Indonesia masih bisa memiliki rumah.
Baca SelengkapnyaDia menilai, saat ini, inflasi pangan masih terlampau tinggi yang berpotensi untuk menurunkan daya beli masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaDengan stimulus pemerintah tersebut, semakin banyak masyarakat Indonesia dapat memiliki hunian sendiri sehingga menekan angka backlog.
Baca Selengkapnya