Bikin parfum, 3 mahasiswa ini raup untung Rp 2 juta per bulan
Merdeka.com - Siapa bilang hanya Kota Paris yang menjadi pusat parfum, sekarang Bandung pun juga bisa menjadi kota parfum. Berawal dari ide produksi make up, tiga mahasiswi asal Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mencoba menciptakan parfum untuk masyarakat Indonesia.
Yakni Via, Melati, Della mencoba meracik parfum sensasi laut untuk para wanita dan pria di seluruh Indonesia melalui usahanya yang diberi nama Duftende. Menurut mereka, parfum merupakan produk dengan eksekusi pasar lebih luas jika dibandingkan dengan make up lainnya.
"Awalnya kita mau bikin make up. Tapi karena make up terlalu luas, maka kami mencoba produksi parfum yang eksekusi pasarnya lebih luas," kata Via dalam pameran SMESCO-Marketeers Creativity Day 'Soul Of Bandung' di SME Tower, Jakarta, Minggu (28/2).
-
Siapa yang mendapat bantuan modal UMKM? Mereka adalah mayoritas pedagang kecil yang mendapatkan modal bantuan Rp500 per orang. Beberapa pelaku UMKM yang mendapatkan bantuan antara lain adalah pedagang gorengan, nasi uduk, minuman, jajanan anak-anak dan para pemilik warung kecil di pinggir jalan.
-
Bagaimana mereka merintis usaha? Ketika itu ia hanya memiliki sisa uang Rp500 ribu, yang kemudian digunakan untuk modal usaha kue di rumah. Kondisi ini dirasakan berbeda, ketika dirinya bekerja di bank tersebut.
-
Bagaimana Yati mendapat modal usaha? 'Saat buka warung kopi saya sudah jualan rokok, terus merembet kulakan sembako dan lain-lain sampai sekarang toko penuh. Terus ada Mantri BRI (petugas penyalur kredit) yang menawarkan untuk pinjaman modal. Saya awalnya menolak, tapi mantri ini datang lagi meyakinkan dan saya akhirnya mau mencoba (program Kredit Usaha Rakyat atau KUR),' imbuh Yati.
-
Bagaimana Mela mendapatkan modal awal? Jadi tanpa modal, uangnya ini dari DP konsumen yang saya putarkan lagi,' terang dia.
-
Bagaimana cara memulai investasi? Bagi para investor pemula sebaiknya tidak langsung membeli produk investasi tanpa mengetahui profil risiko. Profil risiko investor umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu resiko rendah, sedang, dan tinggi.
-
Bagaimana Mu'adhim memulai usaha seblaknya? Saat itu ada seorang teman yang juga pengusaha seblak bersedia membagikan ilmu dan resepnya pada Mu’adhim.
Via menambahkan, bisnis yang dimodali oleh dana pribadi ini dimulai sejak Agustus 2015. Dengan modal Rp 5 juta, Via dan kedua temannya sudah bisa menjual 20 botol parfum dengan omzet Rp 2 juta.
"Kita baru keluarin dua wangi parfum perempuan yang dinamakan Ocean Breeze yang lebih soft, dan laki-laki Perempuan yang dinamakan Ocean Wave yang lebih kuat. Bahannya juga kita racik sendiri, dari bibit parfum, alkohol, dan oil remover biar parfumnya tidak terlalu berminyak di badan," kata Via.
Biasanya, ketiga mahasiswi ini menyediakan stok parfum sesuai dengan pesanan. Namun, jika ada pameran, maka mereka akan menyediakan stok parfum sebanyak dua lusin atau 24 botol berukuran 35 mililiter (ml).
Pemasarannya sendiri dilakukan melalui online, yakni melalui instagram @Duftendeperfume atau melalui pesan elektronik di officialduftende@gmail.com. Untuk satu botol parfume sendiri, Duftende memasang harga Rp 295.000 per botol.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
bisnis ini baru berjalan selama 1 tahun. Pada Maret 2023 lalu, ia beromzet Rp 5 Juta kini jadi Rp 900 juta/bulan.
Baca SelengkapnyaIa memulai bisnisnya saat pandemi ketika pekerjaan utamanya terdampak.
Baca SelengkapnyaSekar Ayu Irawati, seorang pengusaha muda, telah menciptakan sebuah konsep dengan kreativitas daur ulang.
Baca SelengkapnyaSetelah satu tahun usaha sambal bakarnya berjalan, modal awal yang Rizal gunakan untuk membuka usaha tersebut telah kembali.
Baca SelengkapnyaSuparno, warga Tulungagung Jawa Timur ini tak menyerah saat bisnisnya gagal. Ia beralih jualan empon-empon. Hasilnya, baru setahun ia bisa beli mobil cash.
Baca SelengkapnyaDia memulai usaha Kue Lumpur Bakar Fayakun terhitung sejak pertengahan bulan Maret 2024, dengan modal sekitar Rp1 juta.
Baca SelengkapnyaPasutri asal Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, nekat meninggalkan pekerjaan dan memulai merintis bisnis kecil-kecilan
Baca SelengkapnyaMemulai usaha tak harus menunggu lulus kuliah. Pemuda asal Tulungagung, Jawa Timur ini bertekad memiliki penghasilan sendiri sedini mungkin.
Baca SelengkapnyaDi usia 19 tahun, ia merintis usaha gelangnya sendiri tanpa menggunakan sponsor dari siapapun.
Baca SelengkapnyaSeseorang yang awalnya hanya dianggap sebagai gadis kampung kini hidup serba mewah dan mampu membeli berbagai barang impiannya.
Baca SelengkapnyaDari pengakuannya, gadis ini berhasil membangun bisnis dengan modal uang Rp300 ribu saja.
Baca SelengkapnyaBelajar dari diri sendiri yang menghabiskan Rp200 ribu per bulan untuk laundry baju, pria ini pilih buka usaha sendiri.
Baca Selengkapnya